Happy reading!
* * *
"Zan! Sini duduk." ucap Kaila saat Zanitha masuk ke dalam kamar mereka.
Dengan lesu, Zanitha duduk di ranjang menghadap Kaila. Sedangkan Inge duduk di sebuah sofa yang berada tak jauh dari mereka.
"Gibran ada ngomong apa sama Lo?" tanya Kaila penasaran.
"Dia minta maaf."
"Lo maafin dia?"
Zanitha mengangguk, "terus? Gimana? Lo balikan?"
"Enggak."
"Bagus deh, gue gak mau Lo terluka lagi untuk yang kesekian kali nya. Iya kan Nge?"
Inge mengangguk sembari tersenyum, "aku selalu dukung apapun keputusan kamu, Zan."
"Tapi Lo masih sayang sama dia?" tanya Kaila dengan hati-hati. Seketika Zanitha diam membatu, ia seakan tak bisa mengatakan apa-apa. Nafas nya pun seakan berhenti begitu saja.
Sejujurnya, ia masih sangat mencintai Gibran. Hanya saja ia tak bisa mengatakan nya. Ia mau Gibran mengerti seberapa besar kesalahan pria itu pada nya.
"Zan?" panggil Inge, membuyarkan lamunan Zanitha.
"I-iya."
"Lo masih sayang sama dia!?" tanya Kaila lagi. "Eh? Enggak. Masa sih gue masih sayang sama cowo yang jelas-jelas udah nyakitin gue. Gak banget tau gak!" jawab Zanitha berbohong.
"Sorry, Mau makan gak kalian?" tanya Edwin dari depan pintu.
"Sejak kapan kamu di situ?"
"Baru aja, cuma sedikit denger ucapan Zanitha tadi. Ayo makan dulu." ujar Edwin lalu pergi berjalan menuju dapur di susul oleh Kaila, Zanitha dan juga Inge.
Sesampainya di sana mereka bertemu dengan Alaska dan Gibran yang sudah duduk manis di kursi mereka.
Makana sudah tersaji rapih, Inge saja sampai bingung dari mana makanan ini berasal. Kapan mereka masak? Seakan mengerti Alaska berkata, "gue pesen go-food barusan."
"Banyak banget Lo beli, kayak mau ngasih makan satu RT." ceplos Kaila asal sembari duduk di sebelah Edwin. Ia menyendokkan makanan untuk Edwin.
"Nanti kurang kalo beli dikit, gue tau Lo makan nya banyak."
"Anjir!"
"Hahaha, udah jangan berantem."
Seketika suasana menjadi hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling berdentingan.
Setelah selesai makan mereka memilih untuk duduk di ruang tamu untuk sekedar berbincang.
"Jadi, Lo berdua kapan nih merried?" tanya Alaska pada Edwin dan Kaila.
"Gak usah buru-buru lah," jawab Kaila dengan santai, mendengar jawaban itu Edwin menunduk lesu. "Aku mau nya buru-buru, gimana by??"
"Jangan ngadi-ngadi Lo ya ngab!"
"Yeh, Kai! Kalo ada yang mau serius kenapa enggak?" ucap Gibran seolah mengiyakan ucapan Edwin. "Ya gue belum bahagiain orang tua gue."
"Bahagiain mereka dengan kasih mereka cucu, Hyung!!" sahut Gibran antusias. "Ta-tapi kan beda!"
"Sama sayang, mau yah nikah sama aku?"
"Ihh gak tau ah!" elak Kaila dengan pipi yang merona. Sedangkan Alaska tersenyum simpul ia berhasil membuat sahabat nya malu-malu seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinge 2 (TAMAT)
General Fictionkisah cinta yang belum usai, kembali di cerita kan di sini. SELAMAT MEMBACA:) UPAYAKAN MEMFOLLOW SEBELUM MEMBACA