Happy reading!!
Ketika aku memutuskan untuk kembali bersama mu, percayalah aku sangat mencintaimu.
* * *
"Selesai." ucap Inge setelah menyelesaikan beberapa daging yang telah ia panggang.
"Panggil ke sini aja semua nya." ujar Kaila pada Alaska yang masih duduk di kursi nya. "Males."
"Gue getok ya!" ancam Kaila membuat Alaska bergidik ngeri. Segera ia bangkit berdiri untuk mencari teman-teman nya.
"Alaska nurut kalo sama kamu." ucap Inge sembari menaruh piring di meja. "Nurut apa nya, harus di ancem dulu kali dia mah."
Inge terkekeh, ia menoleh ketika Alaska sudah datang bersama dengan Gibran dan Edwin.
"Lho? Zanitha mana?" tanya Inge kepada Alaska, "gak tau, gue cuma ketemu sama dua anak ini."
"Kalian makan duluan aja, biar gue yang cari Zanitha." ujar Gibran tiba-tiba dan pergi berlalu begitu saja untuk mencari Zanitha.
"Ahh!! Laper gue.. makan yangg.." rengek Edwin kepada Kaila yang sedang berdiri di meja makan.
"Iya, sini makan."
Disisi lain Gibran sedang berkeliling komplek Villa dengan sepeda yang di sediakan untuk mencari Zanitha. Ia tahu, setiap pagi Zanitha bangun hanya untuk sekedar berlari pagi tanpa izin. Dan kini Gibran sedang mencari nya.
"Zan!!" panggil Gibran saat melihat Zanitha tak jauh dari nya. Zanitha menghentikan langkah nya dan menoleh ke arah Gibran.
"Ayo pulang."
"Ngapain? Gue masih mau lari."
"Sarapan."
"Nanti." jawab nya lalu melanjutkan lari pelan nya. Gibran hanya mengikuti langkah dari gadis cantik itu menggunakan sepeda nya.
"Zan,"
"Zan,"
"Zan! Dengerin gue dulu."
Zanitha menghela nafas kasar, lalu berhenti dan menatap mata Gibran dengan malas. "Apa?"
"Aku sayang sama kamu. Tapi di sisi lain aku sadar kalau aku gak pantas buat kamu. Aku udah nyakitin kamu dan buat kamu kecewa. Karna itu aku bilang sama kamu sekarang, aku bakal lepas kamu Zan."
Jleb.
Hati Zanitha mencelos begitu saja, ia terkejut dan menatap Gibran seolah meminta nya jangan mengatakan itu. Namun, Gibran tersenyum dan mengelus rambut Zanitha dengan pelan.
"Lebih baik aku kehilangan kamu dan lihat kamu bahagia dari pada sama aku, kamu gak akan bahagia."
"Gib?"
"Iya Zan, sekali lagi maafin aku yah.. aku gak mau kamu sedih lagi, semoga setelah ini kamu bisa menemukan titik kebahagiaan kamu." ujar Gibran lalu berlalu meninggalkan Zanitha di jalan begitu saja.
Lemas. Zanitha terjatuh dengan air mata yang sudah mengalir. Kehilangan Gibran adalah salah satu kesedihan yang amat ia takut kan. Dan itu terjadi sekarang. Ia tak tahu lagi harus bagaimana agar Gibran mengerti kalau ia hanya ingin Gibran bukan yang lain.
Saat akan bangkit berdiri kepala nya kembali terasa berat. Apa penyakit nya kambuh lagi? Ah! Astaga! Ia bahkan melewatkan tiga kali jadwal kemoterapi. Sesekali ia menarik rambutnya berharap sakit kepala nya menghilang.
Jalan nya mulai tidak teratur, sakit di kepala nya semakin menjadi-jadi. Air mata dan keringat sudah menjadi satu. Tak tahan, ia membiarkan diri nya terjatuh dan tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinge 2 (TAMAT)
General Fictionkisah cinta yang belum usai, kembali di cerita kan di sini. SELAMAT MEMBACA:) UPAYAKAN MEMFOLLOW SEBELUM MEMBACA