Ini merupakan hari pertama ku di Seoul, sudah satu jam aku mencari lokasi apratment yang sudah aku pesan sebelumnya. Seharusnya aku ikut bersama mobil pindahan saja kalau tau akan sesulit ini menemukan apartment nya.
Aku terus melihat layar ponsel dan mencocokkan dengan gedung gedung di sekelilingku..
"Ahh sepertinya disana" aku melangkahkan kakiku untuk menyebrang, tapi ternyata lampu lalu lintas sudah berubah.
Suara klakson mobil menyadarkanku bahwa ada sebuah mobil sedang melaju kearahku, kaki ku tak dapat digerakkan.
"Arrrgggghhhhhh" teriakku menutup mata dan berjongkok seketika di tempat.
"Bruuuugggghhhhhh!!!!!" terdengar dentuman keras
Tapi saat ini aku masih bisa merasakan seluruh tubuhku...
"Wahhh waahh, wajah, tangan, kakiku... waahhh" kataku sambil mengabsen bagian tubuhku
Aku berusaha mencari keberadaan mobil tersebut, dan ternyata mobil tersebut sudah menabrak tiang pembatas jalan. Sontak aku langsung menghampiri mobil tersebut, dan saat ini rasa bersalah menjalar keseluruh tubuhku.
"Heiiii apa kau bisa mendengarkuu..." teriakku sambil berusaha membuka pintu mobil
Disana ada seorang pria yang wajahnya sudah penuh dengan darah karena terkena serpihan kaca dan terbentur stir mobil, sepertinya airbag nya tidak bekerja.
Setelah mencoba berulang kali akhirnya aku bisa membuka pintu mobilnya, dan aku langsung mencoba membuka seat beltnya. Namun pria tersebut kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh.
"Yaaakkk yaaakkk jangan mati dulu..." kataku panik
"Siapapun tolong... tolong panggilkan ambulans.." teriaku sekencang mungkin
"Jangan tinggalkan aku" katanya pria itu lemah dan mengenggam tanganku
"Baiklah.. tenang sebentar lagi ambulan akan datang" kataku sambil mengembalikan posisi pria itu
"Jangan tianggalkan aku..." katanya lagi lemah
"Yakkk buka matamu... jangan sampai kau hilang kesadaran... heiii.." kataku panik
Namun terlambat pria tersebut sudah kehilangan kesadaran, tangan ku bergetar dan sudah ada noda darah disana.
Entah mengapa tapi air mataku tak bisa berhenti, aku sangat takut dan merasa bersalah. Aku tau benar ini semua kesalahanku, dan aku harus bertanggung jawab atas segala yang terjadi kepadanya.
"Nona tenangkan dirimu, kekasihmu akan baik baik saja..." kata seseorang berusaha menenangkanku
"Ahh itu ambulansnya sudah datang.. kalian akan baik baik saja.." kata seorang lain
Sepanjang perjalanan pria asing ini terus memegang tanganku, saat ini aku benar benar tidak bisa berpikir apapun yang jelas aku sangat takut jika pria ini kehilangan nyawanya karena ku.
Setelah sampai di ruang UGD seoarang perwat membantu melepaskan tautan tangan ku dengan pria tersebut.
"Sepertinya kekasihmu sangat mencintaimu, sampai mengenggamu dengan begitu erat" tuturnya setelah selesai melepaskan kedua tangan kami
KAMU SEDANG MEMBACA
Woozi Imagine (one/two-shot)
FanfictionKumpulan oneshot/twoshot AU Woozi Seventeen a.k.a Lee Jihoon. Semua yang di update di sini akan di update ke twitter terlebih dahulu. Jika kamu suka dengan ceritanya, boleh klik vote nya ya. Jika ada masukan, saran, ataupun suara hati setelah membac...