17

34.8K 10.1K 6.6K
                                    

Pagi ini, Yoshi memutuskan untuk makan bubur di warung langganannya Junkyu. Ada Jaehyuk juga kok, sengaja karena ingin membahas sesuatu yang rahasia.

Awalnya Jaehyuk tidak mau dan berbohong kalau dia mau rebahan seharian. Gimana ya, dia kan takut. Jelas-jelas kemarin Yoshi hampir meninggal, tapi kok baik-baik saja.

"Jangan bengong, nanti kesambet gue juga yang susah."

Jaehyuk tersentak. "G-gak kok, cuma lagi mikir aja."

"Mikirin apa? Atau siapa?"

"Kak Hyunsuk, gue kasian sama dia."

Sendok bubur masuk ke mulut Yoshi, dia fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan Jaehyuk, kelihatannya sih serius.

"Gue takut mentalnya kenapa-napa, lo tau sendiri kalau dia penakut dan punya trauma."

"Tadi malem gue mau ke rumahnya, tapi gak jadi karena Mashiho main ke rumah gue. Firasat gue gak enak..."

"Oh ya, lo percaya sama Asahi kalau Mashiho psikopat?" Tanya Jaehyuk teringat pembicaraan kemarin.

"Percaya," jawab Yoshi santai, terlampau santai.

"Serius lo? Berarti dia pernah bunuh orang dong..."

"Iya, dia pernah bunuh tante sama saudara sepupunya karena mereka fitnah ayahnya. Entah dia udah sembuh atau belum, kita harus waspada."

Jaehyuk diam, otaknya berputar memikirkan semuanya. Sepertinya siapa tuan si badut itu mulai terpikirkan dengan jelas olehnya.

Yoshi berdiri, berniat untuk membayar buburnya dan Jaehyuk. Si pemilik warung tersenyum hangat, begitu juga Yoshi.

"Kamu ganteng banget," ucap si ibu pemilik warung terpana dengan ketampanan seorang Kanemoto Yoshinori.

"Hehe, terima kasih," balas Yoshi sampai kedua matanya menyipit.

"Oh iya nak, kemarin Junkyu datang kesini. Dia bilang kalau temannya mampir, kalian disuruh tebak dengan benar. Maksudnya apa ya?"

"Uhuk uhuk!" Jaehyuk terbatuk-batuk, menatap ibu pemilik warung dengan horor. "Ibu serius? Kemarin Junkyu kecelakaan, sekarang lagi dirawat di rumah sakit. Mana mungkin Junkyu kesini."

"Loh, kemarin Junkyu beneran kesini, kok. Dia berdua sama laki-laki yang rambutnya merah."

"Rambutnya merah? Doyoung? Dia juga dirawat di rumah sakit... gak mungkin ah, ibunya ngelawak nih," sergah Jaehyuk mencoba tertawa.

"Mereka pucat, ya?" Tebak Yoshi.

"Iya, nak. Mereka juga senyum terus, saya jadi takut."

Jaehyuk berhenti tertawa.

"Fix mereka setan," katanya ikut berdiri. "Kalau ada yang kayak gitu lagi jangan diladenin, bu. Biarin aja, sengaja itu tuh."

"Ohh, ya sudah deh. Nanti saya banyak-banyak baca doa supaya diberi perlindungan sama Tuhan," ucap si ibu seraya menyerahkan uang kembalian kepada Yoshi.

"Kalau begitu kita pamit bu, selamat pagi."

"Iya nak, hati-hati."

Jaehyuk menarik Yoshi sejauh mungkin dari warung, pikirannya berkecamuk. Ini sih sudah bahaya, orang yang tidak ada sangkut pautnya bisa celaka.

Pokoknya, semua ini harus dihentikan sebelum terlambat.

"Kayaknya setannya nambah lagi, jadi dua."

"Mungkin... biar kitanya cepet mati kali?"

"Cangkemmu, Jae."

Jaehyuk berhenti jalan, memegang pundak Yoshi dan menatapnya serius. "Eh kak, gue mau tanya sesuatu. Lo harus jujur."

Clown | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang