25

32.2K 9.7K 5.4K
                                    

Yoonbin meringis pelan, badannya sakit, terutama di bagian lengan. Kepalanya menoleh ke kiri, terlihag Jihoon, Doyoung, Mashiho, dan Haruto yang sedang berdebat dengan nada lantang. Entah apa yang mereka perdebatkan, Yoonbin belum fokus karena kepalanya terasa pusing.

Dia duduk pelan-pelan, kemudian dia tersentak. Ya ampun, dia kira ada hantu, ternyata Junkyu.

"Junkyu?"

Tak ada respon. Yoonbin heran, melambaikan tangannya. Tatapannya kosong, seperti tak melihat dirinya.

"Lo tuh ya, dibilangin batu banget sih! Gue bukan tuannya!"

Teriakan Jihoon mengalihkan perhatiannya, dapat ia lihat teman julidnya itu menunjuk-nunjuk Haruto.

"Tapi lo ada niat untuk bunuh salah satu dari kita semua, kan?!" Balas Haruto berteriak tak kalah keras.

"Justru dia pengen bunuh lo, To," celetuk Doyoung dengan sengaja, mengkompori.

"Lo pernah bilang kan lo kesel sama Asahi, jangan-jangan lo yang bunuh dia, Asahi juga curiga sama lo," sambung Mashiho mulai kesal karena Jihoon tidak mengaku juga.

"Kalian kenapa sih?! Kenapa gue yang dicurigain?!"

"Karena lo mencurigakan, apa lagi? Lo juga pengen Kak Junkyu terus percaya sama lo."

Jihoon mendengus. "Gak ngaca? Kalian juga sama aja, kalian pengen Junkyu percaya sama kalian. Emangnya kenapa sama Junkyu? Kenapa dia harus percaya sama kalian? Mentang-mentang dia gampang dihasut."

"Karena cuma Kak Junkyu yang gue percaya!" Jawab Doyoung, Mashiho, dan Haruto bersamaan.

"Buset, mereka bucin Junkyu apa gimana?" Tanya Jihoon dalam hati.

"Sayangnya Junkyu gak percaya kalian, haha," tawa Jihoon kemudian, mengejek tiga orang di depannya. "Aduh, gue pengen ngakak. Kita ini kayak ngejar cewek tapi ceweknya suka sama orang lain, persis kayak kita yang pengen Junkyu percaya sama kita tapi dianya lebih percaya Asahi."

"Kalian semua ngapain ribut disini? Bukannya mikir gimana caranya kita keluar, kalian beneran mau dibunuh sama badutnya?" Tanya Yoonbin karena jengah mendengar perdebatan mereka.

"Ngapain kita mikirin itu? Lo aja ikut disekap disini, otomatis gak ada yang tolongin kita," jawab Doyoung santai.

"Lo semua jagain badan gue," perintah Yoonbin tiba-tiba, berbaring kembali.

"Hah? Ngapain?"

"Gue mau lakuin astral projection."

Jihoon kaget. "Heh, mau kemana lo?!"

"Minta tolong lah, siapa tau ada yang mau bantu."

"Cari mati," dengus Haruto geleng-geleng kepala.

"Yang ada lo dikirim ke alam lain sama badutnya, jangan aneh-aneh!"

"Terus kita harus gimana?!" Tanya Haruto frustasi. Hari semakin gelap, waktu semakin dekat. Kalau mereka tidak bertindak, kematian akan menjemput mereka.

Tidak ada orang di sekitar ini, sepertinya mereka ada di tengah hutan. Badut itu pintar sekali mencari tempat.

"Sebenernya gue pengen kasih tau rahasia seseorang disini, tapi gue gak yakin bakal berjalan mulus," ucap Doyoung tiba-tiba.

"Doy, jangan macem-macem," bisik Jihoon mengingatkan.

"Kasih tau aja, gak guna juga kalau disembunyiin terus," timpal Junkyu acuh tak acuh.

"Itu bakal memperkeruh suasana!"

"Karena memperkeruh suasana atau karena lo takut rahasia lo kebongkar?"

"Kyu..."

"Lo punya perasaan lebih ke Kak Junkyu, kan," tebak Mashiho to the point.

Haruto terkejut, memegang pundak Jihoon sambil ia goyang-goyangkan. "Itu beneran? Hoi Park Jihoon, jangan diem aja!"

"Apaan sih, lo minta banget ditonjok ya!" Teriak Jihoon murka.

"Gak usah bohong, sikap lo ke Kak Junkyu itu beda. Keliatan banget lo su-"

"Bisa diem gak?! Gue gak kayak gitu!"

"Oh, apa perlu gue bongkar rahasia lo yang satu lagi?" Doyoung tersenyum mengejek penuh kemenangan, tak disangka akan semudah ini memutar balik keadaan.

"UDAH! GAK ADA GUNANYA KALIAN BERANTEM, BADUT ITU PASTI KETAWA PUAS KARENA BERHASIL BIKIN KITA GAK PERCAYA SATU SAMA LAIN DISINI!" Teriak Yoonbin penuh amarah sampai wajahnya memerah.

Mereka semua seketika diam.

"YOSHI BELUM BANGUN SEJAK MALAM, HARUSNYA KALIAN KHAWATIR!"

"Kak Yoonbin, lo tau darimana Yoshi belum bangun? Lo kan ada disini siang tadi?" Tanya Mashiho menyipitkan mata curiga.

"Gue ketemu Yoshi di alam bawah sadar gue, dia lagi ngobrol sama Junghwan dan Jaehyuk."

"HAH? APA?!" Pekik Doyoung ala-ala sinetron, yang mukanya di zoom.

"Kalau Junghwan... kita gak bakal tau siapa tuan badutnya, karena Junghwan sendiri dibunuh sama badut itu, sama kayak Jeongwoo. Kalau Kak Jaehyuk didorong sama Kak Doyoung jadi-jadian. Sementara yang lain dibunuh langsung sama tuannya," tutur Haruto berpikir keras.

"Haruto..." panggil Mashiho merasa ada yang janggal.

"A-apa? Ke-kenapa lo angkat pisau lo ke gue?"

"Lo tau dari mana yang lain dibunuh sama tuan badutnya?"

Seketika semuanya bungkam, Yoonbin selaku orang yang paling dekat dengan Junkyu mundur, berniat melindunginya. Jihoon tercekat, menarik Doyoung dan Mashiho membawanya menjauh.

"Kalian... gak percaya sama gue?" Tanya Haruto tersenyum getir, hatinya sakit.

"Jawab pertanyaan gue, lo tau dari mana!"

"Gue tau dari kak-"






JLEB!




Haruto terbelalak, begitu juga yang lainnya. Dia terbatuk mengeluarkan gumpalan darah dari mulutnya, bersamaan dengan derasnya darah dari dadanya.

Si badut tertawa. "Acara bunuh-bunugan resmi dimulai!"

Dan Haruto pun ambruk ke lantai, dengan linggis menancap di dada, hampir menembus punggungnya.

Clown | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang