"Asahi..."
Panggilan datang dari belakang, agak terkejut memang. Sebab nada suaranya begitu rendah, tidak seperti biasanya.
"Gak jadi pulang?"
Junkyu menggeleng, senyum lebar ia tunjukkan. "Lo dicari Yoonbin, yuk."
"Kenapa?"
Junkyu senyum lagi. "Katanya mau diskusi... ada Yoshi juga lho, hehe."
Asahi tidak mengerti, kenapa Yoonbin membocorkan diskusi kepada Junkyu? Bukankah dia sendiri bilang kalau diskusi kali ini hanya dia, Asahi dan Yoshi.
"Katanya biar gak tegang banget suasananya, makanya Yoonbin ajak gue," jawab Junkyu seolah-olah bisa membaca pikiran Asahi.
Asahi menoleh ke sekelilingnya, tempatnya sepi. Entah kemana orang-orang pergi, tidak biasanya. Hmm, sepertinya dia harus waspada. Bisa saja kan badut itu datang dan mencelakainya?
Hawa di sekitarnya juga berubah, suhu agak dingin dari biasanya. Tapi yang namanya Asahi mana takut sama yang begini, dia kan berani.
"Asahi, kok telpon gue gak diangkat sih?!" Seru seseorang dari jauh.
"Hmm? Jaehyuk?" Batin Asahi bertanya-tanya.
"Lo kemana aja? Situasi lagi gawat sekarang, ayo!" Ajak Jaehyuk menarik paksa tangan Asahi. Baru lima langkah, ia berbalik lagi karena ingat sesuatu.
"Oh ya, lo dicari Haruto. Ayo ikut juga," ajak Jaehyuk pada Junkyu yang sejak tadi tersenyum lebar tanpa henti.
"Hehe, oke..."
"Gue gak becus jadi temen yang baik. Seharusnya gue lindungin kalian semua, maaf, maafin gue..." isak Hyunsuk menyalahkan diri dengan wajah bersembunyi di balik kedua lututnya.
Haruto tak tega melihat Hyunsuk menangis seperti itu, sudah ditenangkan berkali-kali tidak tenang juga.
Polisi datang menyelidiki lokasi, Yoshi sudah dibawa untuk mendapat pertolongan karena kehilangan banyak darah. Yoonbin yang menghubungi polisi, tapi dia sendiri tidak kelihatan. Katanya sedang mencari Asahi.
Hanya mereka berdua disini, memperhatikan polisi yang sibuk menjalankan tugasnya.
"Gue harus bilang apa ke orang tuanya Jeongwoo?" Tanya Hyunsuk lirih, dia terlalu takut, dia tak sanggup membayangkan bagaimana hancurnya hati orang tua Jeongwoo.
Hyunsuk takut...
"Gue gak yakin bakal bertahan lama main sama kalian," tutur Haruto tiba-tiba, terdengar sedih. "Mama sama papa pasti ngelarang gue setelah apa yang terjadi. Tapi percuma, kita semua bakal mati karena badut itu, kan? Buat apa jauh-jauh kalau pada akhirnya mati juga."
"Tapi gue gak bakal pasrah gitu aja, seenggaknya kita harus berusaha untuk hidup," lanjutnya.
Hyunsuk mendongak, senyumnya mengembang. "Haruto udah besar, ya..."
"Jangan senyum gitu dong, serem tau!"
Bagaimana tidak, wajah Hyunsuk basah karena air mata, wajahnya pun sedikit pucat dan rambutnya berantakan. Iya, sekacau itu.
"Ngomong-ngomong..." Haruto menggantung ucapannya, ikut duduk di selasar rumah sakit. "Maksud Kak Yoonbin tadi apa, ya? 'Kebetulan di rumah sakit yang sama', emangnya dia sama Kak Jihoon lagi ngapain?"
"Lo gak tanya?"
"Gimana gue mau tanya, telponnya aja dimatiin."
"Mungkin ada urusan, nanti pasti mereka bilang ke kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Clown | Treasure ✓
Mystery / Thriller❝ Kita bakal mati karena badut, gitu? Gak elit banget. ❞ Treasure ft. Ha Yoonbin