Ruang rawat Junkyu sepi, tidak ada yang menjaganya. Asahi pergi untuk pulang, tadi ibunya mengirim sms padanya kalau ada temannya yang mampir.
Katanya sih, teman yang dimaksud ibunya Asahi itu... rambutnya biru.
Sekarang Junkyu sendirian, memainkan selang infus di tangannya. Dia cemberut, bosan sekali tidak ada teman mengobrol.
Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam. Sejujurnya dia sedih, kenapa tidak ada yang menemaninya? Ah, mungkin yang lain sedang sibuk. Berpikir positif saja, tidak harus setiap saat mereka ada di rumah sakit.
Dia juga mendapat kabar kalau Jaehyuk menjadi korban selanjutnya. Banyak yang mencurigai Yoshi, tapi Junkyu percaya kalau Yoshi orang yang baik.
Mana mungkin orang sesoft Yoshi tega membunuh temannya sendiri. Tapi, siapa tau kan?
"Plesternya lucu," gumamnya melihat telapak tangan kanannya yang diberi plester karena tak sengaja tergores besi.
Dia menoleh ke kanan, berniat mengambil ponselnya yang menganggur. Daripada bosan, lebih baik main game saja.
Ceklek!
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Senyumnya merekah, melambaikan tangannya dengan riang.
"Hai, Doyoung! Udah baikan?"
Pemuda bersurai merah dengan pakaian serba hitamnya itu mengulas senyumnya, mengangguk tanda 'iya'.
"Mau kemana? Udah boleh pulang, ya?" Tanya Junkyu ketika Doyoung duduk di kursi kosong di samping tempat ia berbaring.
"Sebenernya belum, tapi gue bosen. Jangan bilang siapa-siapa, ya," pinta Doyoung, terdengar mengancam.
Junkyu meneguk ludahnya, mendadak dirinya takut. Apalagi Doyoung berdiri lari menghadapnya, ekspresinya terlihat marah.
"Waktu kematian Junghwan, lo ada dimana?" Tanya Doyoung maju selangkah.
"Ada di rumah Jihoon kok, ada Haruto sama Yoshi juga," jawab Junkyu takut.
Doyoung mengikis jarak di antara keduanya, tatapan tajam mengancam ia tunjukkan. "Gue liat lo, lo seneng liat Junghwan mati saat itu. Gue gak nyangka, ya..."
Tiba-tiba, tangan Doyoung bergerak mencekik Junkyu. Kedua mata Junkyu membola, apa-apaan ini?!
"D-Doy, le... pas."
"Rasanya gak enak, kan?" Doyoung menyeringai, memperkuat cekikannya. "Lo sengaja ketabrak mobil supaya yang lain gak curiga sama lo, kan? IYA KAN?! JAWAB, BODOH!"
Junkyu gemetar, dia ketakutan. Tangannya terus berusaha melepas cekikan di lehernya, tapi Doyoung lebih kuat darinya.
"Hhh... hhh..." nafasnya tak beraturan, berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. Matanya mulai berkaca-kaca, dadanya sesak.
"Gue gak nyangka lo sejahat itu, kak," ujar Doyoung dengan sorot mata kecewa.
"Uhuk! Ber... henti... hhh..."
Doyoung menggigit bibirnya, rasa tak tega perlahan datang menghampirinya. Sial, dia tidak bisa melakukannya.
"Argh! Gue gak bisa!"
Cekikan di leher Junkyu terlepas, langsung saja pemuda itu menghirup udara sebanyak-banyaknya, terbatuk-batuk memegang lehernya. Astaga, dia hampir saja tiada di tangan temannya sendiri.
Doyoung melepas topi hitamnya, mengusak rambutnya. Erangan keluar dari mulutnya sembari duduk kembali di kursi.
"Air... air..." pinta Junkyu berusaha meraih sebotol air mineral di atas nakas.
![](https://img.wattpad.com/cover/244629183-288-k669811.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Clown | Treasure ✓
Детектив / Триллер❝ Kita bakal mati karena badut, gitu? Gak elit banget. ❞ Treasure ft. Ha Yoonbin