Sejak kematian Yedam saat itu, badut itu tidak pernah muncul lagi. Terhitung empat hari sejak kejadian itu, Doyoung pun mulai pulih walaupun harus dirawat di rumah sakit.
Hyunsuk selalu murung, mengatakan kalau Yedam tiada karena dirinya. Tentu saja tidak, badut itulah penyebabnya.
Asahi mulai paham bagaimana polanya, yang diincar untuk dibunuh lebih awal adalah orang yang pintar atau peka terhadap keadaan.
"Kak Jihoon, waktu itu lo ada dimana?" Tanya Haruto.
"Di... kantin, bertiga sama Jeongwoo dan Junkyu. Kenapa emangnya?"
"Waktu itu ada yang nyamar jadi lo terus kabur, pas dikejar orangnya hilang."
Jihoon berdecak kagum. "Wah, gue punya fans sampe ditiru begitu."
"Dih, harusnya lo kesel dong," cibir Junkyu menempeleng kepala Jihoon.
"Kurang ajar lo, Kyu. Gue lebih tua dari lo, ya."
"Yang penting gue ganteng."
"Bisa diem gak?" Kesal Yoonbin, dia itu pusing memikirkan cara untuk mengalahkan badut itu. Tapi pikirannya terganggu.
"Doyoung, lo bilang lo tau-"
"Hai semua, Jaehyuk yang ganteng datang membawa pesanan kalian semua!"
Asahi mendengus sebal karena ucapannya dipotong Jaehyuk yang datang membawa dua kantung plastik berisi delapan kotak pizza dan beberapa kaleng minuman soda.
Dia memutar bola matanya malas, memilih bermain monopoli di ponselnya. Hyunsuk menghela nafas lega, untung saja Asahi tidak jadi bertanya.
Jangan pikir Hyunsuk tidak mengerti, dia jelas mengerti. Kan menurutnya, Doyoung lebih baik mengatakannya sendiri daripada dirinya. Karena dia hanya melihat sekilas dan samar-samar. Kalau dipikirkan, itu bisa menimbulkan prasangka kepada lima orang.
"Yuk dimakan. Tenang aja, kalian gak perlu ganti uangnya. Kan tuan muda kita yang bayar," kata Jaehyuk dengan cengiran khasnya, seperti biasa.
"Lah, gue kira lo yang bayar," kata Haruto menggaruk-garuk kepalanya.
"Eiii, mana mungkin gue yang bayar. Dompet aja gak bawa, HAHAHAHA!"
"Jaehyuk... suara lo sumpah," ucap Jihoon ingin marah tapi tidak bisa.
"Kenapa? Suara gue merdu? Makasih, gue udah tau."
Haruto merangkul Jaehyuk dengan bangga. "Lanjutkan nak, bapak bangga sama kamu."
"Bapak, bapak, yang sopan sama orang tua," cibir Jihoon mulai julid.
"Oh ya, Jeongwoo, Yoshi, sama Mashiho belum balik juga?"
"Yoshi ke toilet, Jeongwoo jajan di kantin, Mashiho... kalau gak salah tadi sih lagi main sama anak-anak di taman rumah sakit," jawab junkyu seraya menyandarkan badannya ke dinding. "Jadi kangen masa kecil."
"Lo juga masih kecil kok," celetuk Jihoon bercanda. Junkyu diam, meliriknya dengan tajam.
"Eh kak, kita bakal mati karena badut, gitu? Gak elit banget."
"Terus lo mau mati dengan cara yang kayak gimana, To? Ketabrak mobil? Jatuh ke jurang?"
"Enak aja, gue masih mau hidup tau!"
"Kalau lo masih mau hidup, jangan tau banyak hal," ucap Yoonbin mengingatkan, membuat Haruto langsung terdiam.
"Sama aja kali," kesal Junkyu. "Tau ataupun enggak, kita bakal mati karena badut itu udah jadiin kita sebagai targetnya. Satu-satunya cara biar selamat ya... bunuh badut itu."
"Gue setuju sama lo," sahut Doyoung setelah diam cukup lama. "Tapi sayang, caranya gak semudah yang kalian bayangin. Kecuali... kalau ada yang tau caranya sih."
Hyunsuk menatap Doyoung penuh tanda tanya, kemudian Doyoung terkekeh penuh arti. Tapi kok... matanya mengarah ke Junkyu?
"Kenapa gak bilang?!"
"Maaf tuan, dia menahan saya disana. Kemampuannya tidak bisa dianggap remeh."
Orang kemeja bergarisnya ini mengerang kesal, memukul dinding dengan tangan kanannya yang terkepal.
"Gue gak mau tau, mereka semua harus mati! Oh ya, pertama-tama lo harus bunuh Asahi. Keliatannya... dia tau banyak."
"Apa tidak sebaiknya dia dulu yang harus tuan bunuh?"
"Dia... siapa? Kak Hyunsuk? Gampang itu mah, nanti malam juga boleh."
"Bukan, bukan dia, tuan."
"Terus?"
"Dia, 'si merah'."
"Oh, dia. Kalau dia... kayaknya susah, butuh waktu lama untuk bunuh dia."
"Kalau begitu, sekarang apa yang harus saya lakukan sekarang?"
Orang itu tertawa. "Karena ada yang lagi sendiri, bunuh aja dia. Mayatnya biarin aja di tempat, gak usah dipindahin. Yang sadis ya."
Badut itu ikut tertawa. "Baik, tuan."
Drap drap drap
"Mereka kemana ya? Tadi bukannya kesini?"
Si tuan dan si badut menyeringai bersamaan.
"Nah, itu si merah. Bunuh gih."
Sejauh ini, siapa yang
kalian curigai ? Kalau
curiga sama semua,
coba sebutin siapa yang
paling kalian curigai :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Clown | Treasure ✓
Mystery / Thriller❝ Kita bakal mati karena badut, gitu? Gak elit banget. ❞ Treasure ft. Ha Yoonbin