Chapter 03

371 50 25
                                    

"V! Plan C!!" seru Jin.

"Siap!" V menyahut cepat, lalu menarik Wheein secepat kilat keluar dari unit apartemen itu.

"Apa yang-"

"Tak ada waktu lagi." ujar pria di sisi Byulyi. "Ayo!!" pria itu tiba-tiba bersimpuh membelakangi Byulyi. Byulyi menatapnya bingung.

"Ayo cepat naik!!!"

Byulyi menuruti seruan keras pria itu. Dia naik ke punggung pria itu, lalu melingkarkan tangan kanannya dengan erat ke lehernya. Pria itu bangkit, lalu berlari sekuat tenaga membawa Byulyi keluar unit apartemennya.

Tubuh Byulyi naik-turun akibat gerakan dari tubuh Jin yang begitu tergesa berlari melewati lorong yang panjang.

BOOM!!!

Byulyi memekik saat mendengar suara ledakan dari arah unit apartemennya. Dirinya masih berada di punggung Jin, dan pria itu berhasil membuka pintu tangga darurat tepat sebelum bom itu meledak. Byulyi bisa melihat asap dan serpihan-serpihan yang masuk dari sela-sela pintu yang tertutup.

Badan Byulyi mendadak lemas, namun untungnya dia tak perlu bergerak, karena pria di bawah tubuhnya membawanya sekuat tenaga dengan cepat dari lantai 15 menuju ke lantai paling bawah.

*

"Cepat keluar dari wilayah ini." ujar Jin pada V sambil terengah saat dirinya dan Byulyi sudah berada di dalam mobil kepunyaan Dahee. V mengangguk dan langsung menginjak gas menuju ke pintu utama area tempat tinggal Byulyi.

Byulyi menatap pria yang terengah di sisinya. Byulyi mencari-cari di sekitarnya. Lalu dia mendapati sebuah kotak yang ada di antara bangku pengemudi dan penumpang di depan. Byulyi membukanya, dan benar saja, kotak itu adalah sebuah cooler berisi beberapa botol minuman ukuran kecil.

Byulyi meraih satu, lalu membukakannya untuk pria di sisinya dengan susah payah. Pria itu sedikit terkejut saat melihat sebuah botol minuman muncul di depan wajahnya.

Pria itu menerimanya, sambil bergumam terima kasih. Byulyi terperangah saat melihat pria itu menghabiskan sebotol minuman kecil dalam waktu kurang dari 5 detik.

Pria itu meletakkan bekas botol minumnya ke sisi pintu. Lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sambil sejenak memejamkan matanya.

"Mau kemana kita? Apa itu plan C?" tanya Wheein yang duduk di sisi pengemudi.

"Maaf, saya tak bisa menjelaskan. Anda sekalian akan tahu saat kita sampai nanti." sahut V sambil terus fokus pada jalanan di depannya.

Suasana menjadi hening. Byulyi melirik pria di sisinya. Pria itu mengeluarkan ponselnya, lalu mengetik sesuatu. Byulyi beralih ke dahi pria itu. Ingin sekali rasanya Byulyi mengusap peluh yang mengucur di dahi pria itu dengan tangannya sendiri.

"Eonni," panggil Wheein dari bangku depan. Byulyi yang duduk di belakang bangku pengemudi menoleh cepat. Dia tersadar kalau terlalu lama menatap pria di sisinya.

"Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka karena ledakan tadi?" tanya Wheein khawatir.

Byulyi menggeleng. "Tidak. Aku baik-baik saja. Jin..." Byulyi melirik pria yang masih memainkan ponselnya. "... Jin-ssi menggendongku tadi. Jadi kami bisa bergerak dengan cepat menghindari ledakan."

"Syukurlah..." Wheein bernafas lega, lalu kembali menatap jalanan di depannya.

Byulyi ikut menatap hari yang mulai gelap dari kaca di sisinya. Pikirannya melayang ke berbagai hal. Ke kasus kecelakaannya, pemandangan komplek perumahan keluarga Lee, pekerjaannya yang tidak berencana untuk ditinggalkannya berhari-hari, ledakan apartemennya, mendiang ibunya, dan ...

Come Hell or High Water (JinByul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang