Jin menutup jarak mereka pada akhirnya. Byulyi menerima bibir yang selalu ditatapnya itu dengan hati yang seakan ingin meledak.
At last....
Tanpa sadar tangan Byulyi telah berpindah ke belakang kepala Jin. Byulyi bisa merasakan rambut Jin yang halus ditangannya setelah sebelumnya hanya bertanya-tanya bagaimana rasanya membelai rambut pria itu.
Byulyi menghentikan kegiatan mereka sejenak. Dia menatap Jin yang menatapnya dengan penuh emosi. Baru kali ini Byulyi mendapati mata Jin yang menatapnya seakan kelaparan, bukan dengan tatapan dingin dan kosong seperti biasanya.
"Beritahu aku nama aslimu." ujar Byulyi lirih."Aku tak mau tidur dengan pria yang tidak kukenal."
Pria di hadapannya mengerjap. Byulyi tercengang saat melihat pupil mata Jin perlahan kembali mengecil. Seketika itu juga Byulyi menyesal sudah melontarkan kata-kata itu.
Tidak! Persetan dengan nama aslimu! Hei! Jangan mundur, oke? Jangan mundur!!
Namun Byulyi tidak mungkin mengatakannya dan memohon-mohon di depan pria itu.
Jin perlahan membantu Byulyi untuk bangkit dari atas tubuhnya. Jin memegangi Byulyi hingga dia bisa berdiri tegak di depan bangku. Jin bangkit dan berdiri dengan tubuh besarnya di depan Byulyi.
"Maafkan saya." Jin menunduk menghindari tatapan Byulyi yang menatapnya tak percaya. "Saya akan mengantarkan Anda ke kamar." Jin mempersilahkan Byulyi untuk keluar lebih dulu.
Masih syok dengan keadaan yang berubah dengan cepat dalam waktu singkat berkali-kali, Byulyi akhirnya melangkah lebih dulu menuju pintu. Dan pria yang membuatnya kecewa itu, mengikutinya dalam diam di belakangnya.
**
Hari keenam. V memberitahu Byulyi dan Wheein bahwa mereka sudah bisa meninggalkan rumah persembunyian itu dan langsung menuju kantor agensi Byulyi menggunakan helikopter.
Mereka berempat melangkah melewati padang rumput di luar area tempat tinggal mereka, dan hanya sekitar 5 menit, keempatnya telah sampai di depan sebuah helipad di lapangan terbuka.
"Lalu di mana kita mendarat nanti?" tanya Wheein pada V.
"Kantor agensimu. Mereka punya helipad di rooftop nya." jelas V.
"Hah? Kenapa aku tak mengetahuinya." Wheein terbelalak. "Kau tahu itu, Eonni?"
Byulyi menggeleng. "Apalagi aku, yang dalam setahun bisa dihitung jari ke sana."
Byulyi merasakan kehadiran Jin di sebelahnya. Pria itu sedang menghubungi seseorang dengan ponselnya.
"Ya. Kami sudah siap." ujar pria itu.
Byulyi melirik pria itu. Semenjak 'pertemuan' mereka di perpustakaan, pria itu juga tampak menghindarinya. Bahkan terlihat sekali jika Jin berusaha untuk tidak menatap ke arah Byulyi.
Walaupun masih terasa sakit. Namun Byulyi berusaha untuk mengerti situasinya.
Tak lama kemudian, suara deru helikopter dari langit mendekati mereka. Byulyi dan Wheein berpelukan sambil menutup mata saat angin besar menghempas tubuh mereka.
Helikopter itu akhirnya mendarat. Pengemudi heli tersebut menyuruh mereka semua untuk masuk. Byulyi merasakan tubuh Jin melingkupi tubuhnya. Tangan kanan Jin memegangi bahu kanan Byulyi dan menggiring Byulyi perlahan untuk naik ke dalam heli.
Byulyi mendadak merindukan pria itu saat mencium wangi kesturi dari tubuhnya. Padahal mereka tidak melakukan apapun lebih dari sekadar berciuman. Namun untuk Byulyi, apa yang mereka lakukan sangat membekas di ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Hell or High Water (JinByul)
FanfictionMoon Byulyi -seorang aktris yang temperamen- dipertemukan dengan Kim Seokjin, bodyguard yang dingin. Apa yang terjadi ketika kedua orang yang saling bertolak belakang ini bertemu?