"Kondisi lengan Anda sudah semakin membaik." ujar Dokter Park, dokter 50-an yang mengobati Byulyi dari awal wanita itu mendapat pengobatan. "Namun gips belum bisa dilepas. Mungkin beberapa minggu lagi."
Byulyi mengangguk mendengarkan penjelasan dokter tersebut tentang hasil x-ray lengannya.
"Dan untuk jahitan di betis, juga sudah bagus. Jahitan tersebut akan menyatu dengan daging nantinya, jadi tak perlu dilepas. Namun usahakan agar tetap kering. Keringkan dengan kain kasa setiap terkena air." lanjut dokter itu. "Tidak ada masalah di bagian kepala. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan."
"Saya akan memberikan resep untuk minggu ini." ujar dokter itu sambil menuliskan resep di atas meja. "Minggu depan kita bertemu lagi." ujar dokter itu memberikan resepnya pada Byulyi, namun Jin yang berdiri di belakang kursi yang diduduki Byulyi, menyambut kertas itu.
Byulyi menatap Jin tak suka. Dan pria itu tak membalas tatapannya.
"Terima kasih, Dok." Byulyi bangkit lalu melangkah menuju pintu. Jin membukakan pintu untuknya.
*
Keempat 'sekawan' kembali ke rumah persembunyian dengan menggunakan mobil baru yang didapat dari Dahee. Mobil itu tiba-tiba saja muncul di tempat parkir agensi Byulyi.
Jin dan V melakukan cek keamanan sebelum membawa Byulyi dan Wheein ke rumah sakit.
Setelah urusan mereka selesai di rumah sakit, keempatnya kembali ke area parkir VIP rumah sakit melalui lift khusus. Jin kembali beraksi melakukan pemeriksaan keamanan dengan alat-alat. Sementara V menjaga keduanya yang menunggu tak jauh dari mobil.
Setelah selesai, Jin mengijinkan semuanya untuk masuk ke dalam mobil. Jin baru saja akan membuka pintu di sebelah pengemudi, namun Wheein mencegahnya.
Jin menatapnya bingung.
"Bukankah lebih baik Jin-ssi duduk di sisi Byul Eonni? Dengan begitu keamanannya lebih terjamin." ujar Wheein terdengar oleh Byulyi yang sudah masuk ke dalam mobil.
Jin menatap Wheein sejenak, lalu dia akhirnya mengalah dan membuka pintu tengah. Byulyi sengaja menatap ke kaca di sisinya saat Jin masuk, dan pura-pura tak peduli.
Mobilpun melaju keluar dari area parkir rumah sakit dalam hening.
*
Wheein telah tertidur di bangku depan di setengah perjalanan mereka. Sementara V bersenandung mengikuti lagu yang dimainkannya di music player mobil dengan volume rendah.
Byulyi dan Jin asyik sendiri dengan ponsel masing-masing. Si wanita mendapatkan pesan pertamanya di ponsel barunya itu. Pesan dari Yongsun. Yongsun menepati janjinya untuk mengirimkan foto buket bunga mawar dari lawan main Sang Aktris.
Byulyi tersenyum lebar. Untuknya berhadapan langsung dengan Park Seojoon adalah salah satu impian terbesarnya, dan impian itu benar-benar menjadi nyata saat dia mendapatkan peran sebagai protagonis di sebuah film aksi bersama pria itu.
Namun ternyata saat dia benar-benar telah mengenal Sang Aktor, rasanya biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Pria itu baik, manis, dan gentleman. Byulyi menyadari bahwa pria itu menaruh perhatian padanya setelah 4 bulan mereka terlibat proyek bersama. Namun entah mengapa Byulyi tak merasakan apapun.
Ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dadanya tidak berdesir saat dia mendapat senyuman dari pria itu. Jantungnya tidak berdetak cepat saat mengetahui dia akan melakukan adegan ciuman bersama pria itu. Walaupun dia memang agak gugup saat benar-benar melakukannya. Namun hanya sebentar, dan itu karena dia takut salah melakukannya, bukan karena dia melakukannya dengan aktor yang diidolakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Hell or High Water (JinByul)
FanfictionMoon Byulyi -seorang aktris yang temperamen- dipertemukan dengan Kim Seokjin, bodyguard yang dingin. Apa yang terjadi ketika kedua orang yang saling bertolak belakang ini bertemu?