"A-aduh...pelan-pelan!"
Byulyi bisa mendengar erangan kesakitan Jin dari balik dinding kamarnya. Dia menduga pasti kaki pria itu terluka karena tendangannya, dan sekarang V sedang mengobatinya.
"Serius Eonni, mengapa kau menendang kakinya tadi? Kasihan dia, seharusnya dia tak boleh terluka. Dia kan harus menjagamu." Wheein menatap Byulyi tak mengerti.
"Dia hanya melebih-lebihkan. Memangnya aku yang kecil ini bisa melukai dia yang badannya sebesar itu." ujar Byulyi tak terlalu peduli. "Lagipula aku menendangnya dengan menggunakan sandal."
"Tetap saja..." Wheein masih memasang wajah cemas.
"Sudahlah. Jangan dipikirkan." Byulyi mengibaskan tangannya tak peduli. "Oh, ya, Wheein-ah. Kau tidak punya ponsel ya?"
"Aku diberikan ini." Wheein mengeluarkan ponsel yang sama dengan yang Byulyi dapatkan semalam dari saku jinsnya. "Tapi aku belum menggunakannya sama sekali."
"Ah, kau juga dapat." ujar Byulyi. "Sebenarnya aku mendapatkan smartphone dari Dahee-ssi. Tapi aku sengaja meninggalkannya di rumah sakit. Tahu begini, aku akan membawanya bersamaku. Membosankan sekali di sini."
Byulyi menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. "Apa ada hal menarik yang bisa kita lakukan di sini?"
Wheein ikut berbaring di sisi Byulyi. "Bersama pria-pria tampan cukup menarik menurutku."
"Aishh!!" Byulyi menepuk paha Wheein. Manajernya hanya tertawa puas.
*
Byulyi membuka matanya. Dia ternyata tertidur, dan Wheein juga tertidur di sisinya. Jam dinding menunjukkan pukul 11.30 siang. Byulyi bangkit dari pembaringannya dan melangkah menuju kamar mandi.
Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Byulyi melangkah perlahan menuju pintu. Berusaha untuk tidak membangunkan Wheein, dia membuka pintu dengan perlahan.
Dia mendapati V sedang duduk di sofa ruang keluarga yang lokasinya pas berada di depan kamar Byulyi. memainkan ponselnya sambil sesekali menyesap secangkir minuman. Entah teh atau kopi.
Byulyi mencari sekitarnya. Dia tak menemukan pengawalnya satu lagi.
"Ah, selamat siang Byulyi-ssi." sapa V. "Mau saya buatkan teh atau kopi?"
Byulyi menggeleng sambil tersenyum. Dia melangkah sambil menyisir segala sudut ruangan.
"Uhmm... Jin-ssi ada urusan sebentar." ujar V.
"Kemana?"
V terdiam sejenak. "Dia menemui dokter."
"Kenapa?" kali ini jantung Byulyi berdetak lebih cepat tiba-tiba.
"Uh.." saat V ingin membuka mulutnya lagi, pintu utama terbuka.
Byulyi dan pria di depannya menoleh dan mendapati sosok Jin yang masuk ke dalam, dan di kedua tangannya terdapat kantong plastik besar. V langsung menghampirinya dengan cepat.
Byulyi masih terpaku di tempat dan hanya menatap keduanya. V membawakan plastik-plastik itu dan langsung menuju ke arah dapur. Byulyi terdiam sambil memperhatikan apa yang dilakukan Jin.
Pria itu melangkah ke sisi dinding, lalu duduk bersandar di sana. Membuka satu-persatu sepatunya perlahan. Dan satu hal yang menyita perhatian Byulyi, pria itu meringis saat membuka sepatu kanannya.
Oh, tidak...
Jantung Byulyi semakin berdetak cepat. Dan dia tak terpikirkan untuk melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Hell or High Water (JinByul)
FanfictionMoon Byulyi -seorang aktris yang temperamen- dipertemukan dengan Kim Seokjin, bodyguard yang dingin. Apa yang terjadi ketika kedua orang yang saling bertolak belakang ini bertemu?