CHAPTER IV

969 120 44
                                    

[Mature Content]

Berulang kali Xiaojun melihat pantulan dirinya di cermin, sesekali ia merapikan penampilan rambutnya yang sedikit berantakan. Hari ini Xiaojun akan pergi bersama Hendery, untuk merayakan ulang tahunnya, dan Xiaojun ingin selalu terlihat manis di depan sang kekasih.

Setelah menyemprotkan parfum di area leher, Xiaojun keluar kamar dan menghampiri Hendery yang sedang menunggunya di ruang tengah. Xiaojun tersipu saat Hendery mengusap wajahnya lembut dan menghirup aroma manis yang menempel di lehernya.

"Jadi dimana hadiahku?" Xiaojun melontarkan pertanyaan yang berhasil membuat Hendery berhenti melakukan gerakan sensual di lehernya, oh ayolah, Xiaojun tidak ingin penampilannya menjadi berantakan.

"Kau akan mendapatkannya setelah tiba di tempat tujuan." Jawab Hendery seraya memberi ciuman di bibir Xiaojun, membuat pria manis itu memukul keras lengan Hendery karena bibirnya mulai di lumat.

Xiaojun menatap Hendery kesal, kekasihnya itu baru saja membuat penampilannya berantakan. "Cepat antarkan aku kesana sebelum kau membuat penampilanku menjadi lebih berantakan."

Sebelum pergi, Xiaojun menyempatkan diri untuk menghampiri Jager, anjing itu mengeluarkan suara sedih saat didekati tuannya, seolah tidak rela jika tuannya pergi dengan pria yang ia anggap aneh. Jager memang sudah tidak lagi menggonggong saat Hendery datang, namun ketakutan masih terlihat jelas di matanya.

"Aku akan pergi selama dua hari Jagie. Jaga rumah dan jangan nakal! Kalau kau lapar tinggal makan saja snack di mangkuk, jangan mencari sampah." Ucap Xiaojun seraya mengusap kepala anjingnya, lalu memberi ciuman singkat di pelipis.

Usai berpamitan dengan si anjing, Xiaojun mengikuti Hendery berjalan menuju sebuah lamborghini yang terparkir di depan rumah. Xiaojun melambai kecil kearah Jager saat Hendery mulai menjalankan mobilnya, setelah itu tatapan Xiaojun mengarah pada Hendery yang tengah menyetir.

Wajah Hendery begitu tampan bak pangeran negeri dongeng. Yang membuat Xiaojun heran, bagaimana bisa Winwin mengatakan yang tidak-tidak tentang kekasihnya? Menurutnya Hendery adalah paket lengkap, ia tidak tau kebaikan apa yang sudah dilakukan hingga mendapat kekasih seperti Hendery.

"Kenapa?" Tanya Hendery dengan suara yang sedikit dingin saat menyadari jika Xiaojun sedang menatapnya.

"Hanya menatap wajahmu, memangnya itu sebuah kejahatan?!" Balas Xiaojun dengan nada tinggi, setelah itu ia melipat kedua tangannya ke dada dan memilih melihat ke luar jendela.

Hendery tertawa seraya mengacak rambut Xiaojun. Astaga, ia sempat mengira jika Xiaojun mulai mencurigainya. "Tentu saja tidak."

Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di tempat yang dimaksud hanya 30 menit, dan sampailah mereka di sebuah hutan kecil dengan danau yang membentang di depannya. Tidak ada siapapun disana selain sebuah cabin yang terbuat dari kayu, tanpa banyak bicara Hendery membawa Xiaojun masuk ke dalamnya. 

"Inilah hadiah yang aku maksud, aku membeli sebuah cabin untuk kita berdua." Jelas Hendery pada Xiaojun yang masih kagum melihat isi cabin.

Xiaojun tidak mampu mengatakan satu katapun, ia masih dibuat kagum dengan isi cabin. Tidak puas mengeksplor di dalam, Xiaojun membuka pintu yang saat dibuka, memperlihatkan langsung pemandangan danau. Keadaan yang semakin sore membuat angin dingin berhembus, namun tidak membuat Xiaojun mengurungkan niat untuk berjalan kearah dermaga.

"Apa kau menyukai hadiahnya?" Tanya Hendery yang ternyata sejak tadi berjalan di belakang Xiaojun.

"Tentu saja Hendery! Terima kasih." Jawab Xiaojun seraya memberi Hendery ciuman di pipi. Dingin, itulah yang Xiaojun rasakan saat bibirnya menyentuh pipi kekasihnya, namun ia memilih tidak peduli, mungkin anginlah yang penyebabnya.

"Selamat ulang tahun my dearnosaur."

Setelah mengatakan itu Hendery menangkup wajah Xiaojun. Menatap wajah manis kekasihnya, lalu memikirkan jika usia manusia akan selalu bertambah setiap tahunnya. Semakin hari mereka akan semakin menua, dan itulah yang Hendery pikirkan pada Xiaojun, pria manis itu akan meninggal karena usia atau bisa saja hal lain.

"Sebaiknya kita lanjutkan di dalam dan memasak makanan untuk merayakan ulang tahunmu." Ucap Hendery yang kemudian dibalas anggukan oleh Xiaojun.

Tentang kelangsungan hidup Xiaojun, akan Hendery pikirkan nanti, yang jelas tidak saat ini. Ia tidak mau dibuat pusing karena memikirkan hal itu.

—○—○

Malam semakin terasa dingin, itu wajar karena cabin terletak di dalam hutan. Jam telah menunjukkan pukul 10 malam, setelah merayakan ulang tahun, Xiaojun bersiap untuk tidur bersama Hendery.

Akibat udara dingin membuat Xiaojun sibuk mencari selimut tebal di lemari, namun tidak ada satupun ia menemukan selimut yang diinginkan. Hal ini mengundang Hendery mendekati Xiaojun, dan memeluk pinggang pria manis itu dari belakang.

"Butuh kehangatan?" Tanya Hendery dengan suara rendah, ia tersenyum saat mendapat anggukan dari Xiaojun.

"Tidak ada selimut yang—awh!" Xiaojun mengaduh saat Hendery mendorongnya pelan kearah ranjang, ia tidak mengerti kenapa kekasihnya mendadak bersikap seperti ini.

Hendery duduk disamping Xiaojun yang menatapnya bingung, sebelah tangannya menangkup wajah Xiaojun dan memberikan ciuman singkat di bibir Xiaojun. Setelah itu Hendery membuka kancing dari piyama yang Xiaojun kenakan.

"Hendery? A-apa yang kau lakukan?" Xiaojun tidaklah polos untuk mengetahui hal ini, ia bersusah payah menelan ludah saat Hendery membuka piyamanya, membuat tubuhnya benar-benar terekspos.

"Jika kau belum mengantuk, maka ayo.. Kita lakukan kegiatan yang akan menghangatkan tubuh." Hendery bukanlah tipe yang main serbu. Pikirkan saja, jika ia melakukan itu disaat Xiaojun sudah mengantuk, yang selanjutnya terjadi akan sangat menyakitkan.

Xiaojun menggeleng; menjawab jika dirinya belum mengantuk. Pipi Xiaojun memerah saat Hendery memulai dengan mencium seluruh bagian wajahnya, lalu mendesah ketika Hendery memainkan putingnya layaknya seorang bayi.

"Ah.. Aahh Hendery.." Xiaojun memejamkan kedua matanya, kepalanya terdongak serta mulutnya tak henti mengeluarkan desahan. Hisapan itu membuat rasa geli dan nikmat disaat yang bersamaan.

Selanjutnya Xiaojun mengubah posisinya menjadi berbaring, ia menatap Hendery yang tengah mengecup perut ratanya, hingga kecupan itu turun di area kejantanannya, membuat Xiaojun kembali memejamkan mata dan mengeluarkan desahan.

"Ahh.. Aahnghh Henderyy.." Xiaojun menggeliat saat Hendery bermain di area pahanya, celana yang ia kenakan telah di lepas, hanya menyisakan dalaman.

Pertama kali dalam seumur hidup Xiaojun melakukan sex, tubuhnya tidak bisa melakukan apapun selain menerima dan menikmati sentuhan yang Hendery berikan. Xiaojun tidak protes karena sebelumnya pria tampan itu telah memberi pemanasan yang cukup baik, hingga membuat Xiaojun menginginkan lebih.

Setelah pemanasan dirasa cukup, Hendery membuka baju serta celananya, sesekali ia melirik Xiaojun yang terbaring dengan tubuh yang hampir tidak tertutup sehelai kain. Hendery kembali mendekati Xiaojun saat kondisinya benar-benar telanjang, ia menindih tubuh Xiaojun, sedangkan sebelah tangannya melepas dalaman yang tersisa di tubuh kekasihnya.

"Awh! A—aahh!" Xiaojun mencengkram bahu Hendery saat merasakan benda asing yang memasuki holenya. Awalnya terasa sakit, membuat Xiaojun berulang kali meringis, namun setelah benda itu bergerak, sakitnya perlahan menghilang.

Supaya Xiaojun melupakan rasa sakit, Hendery mencium pipi kanan Xiaojun bersamaan dengan ia menggerakkan penisnya di dalam hole Xiaojun. Hal ini berhasil membuat Xiaojun menjadi lebih rileks, perlahan pria manis itu menikmati permainan.

Dan Xiaojun yakin setelah melakukan ini, tubuhnya dan Hendery pasti berkeringat.

.

.

.

TBC

Mansion On The Hill •henxiao•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang