CHAPTER III

899 146 54
                                    

Malam ini begitu dingin, Xiaojun mempercepat langkah agar dirinya sampai di rumah. Tidak tau apa penyebabnya, tetapi Xiaojun berpikir mungkin hujan akan segera turun. Ahh, setibanya di rumah nanti ia akan berendam di air hangat.

Benar saja, setibanya di rumah hujan turun begitu cepat. Xiaojun bersyukur karena tuhan tidak menurunkan hujan disaat dirinya dalam perjalanan, jadi pakaiannya tidak basah.

Guk! Guk!

Kepulangan Xiaojun disambut oleh Jager, anjing itu membawakan handuk majikannya. Xiaojun yang tak dapat menahan gemas segera berjongkok dan mengusap kepala anjing itu.

"Thank you Jagie, you're the best boy i've ever had." Ucap Xiaojun seraya membiarkan Jager menjilat wajahnya, karena ini bukanlah hal yang menjijikkan bagi Xiaojun.

Setelah dirasa cukup, akhirnya Xiaojun berdiri. Tak lupa sebelum menghampiri Winwin ia memperlihatkan bola karet pada Jager, anjing itu terlihat semangat saat Xiaojun melempar bolanya. Barulah setelah Jager mengejar bola karetnya, Xiaojun memasuki ruang tengah; terlihat Winwin yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Alis tebal Xiaojun mengernyit saat menyadari sang kakak sepupu begitu fokus dengan laptopnya. "Sedang mencari apa hyung? Serius sekali."

"Mencari ciri-ciri vampire."

Jawaban itu membuat Xiaojun memutar bola mata malas. Apakah ini ada hubungannya dengan Hendery lagi? Jika benar maka kakak sepupunya ini benar-benar berlebihan. Oh ayolah, tidak ada vampire di dunia ini, mahkluk penghisap darah itu hanya ada dalam cerita atau film saja.

"Sudah ku bilang jika Hendery adalah manusia hyung! Kau ini bodoh atau—"

"Kau yang bodoh." Potong Winwin dengan matanya yang menatap Xiaojun tajam. Sepertinya adiknya ini telah dibutakan oleh cinta, hingga tak bisa melihat keanehan pada tubuh kekasihnya.

"Tidakkah kau melihat keanehan pada kekasihmu Xiaojun? Mana ada anak gunung yang putih pucat seperti itu! Vampire atau bukan kau harus mengakhiri hubungan dengannya." Ucap Winwin final, ia tidak ingin adik sepupunya berpacaran dengan pria aneh.

Wajah Xiaojun mendadak berubah menjadi sangat marah. "Hyung.. Dia bukanlah pria yang berbahaya! Demi tuhan aku sudah mengenalnya sejak tiga tahun lalu—sementara kau baru mengenalnya kemarin, jadi aku tau bagaimana sikapnya." Ucapnya dengan penuh penekanan.

Winwin tertawa geli mendengar pembelaan adik sepupunya. Ternyata benar, Xiaojun telah dibutakan oleh cinta, sudah terbukti bagaimana Xiaojun berusaha meyakinkan dirinya jika pria aneh bernama Hendery itu adalah manusia. 

"Lihat ini," Winwin mengarahkan laptopnya pada Xiaojun agar adik sepupunya itu membaca sebuah artikel. "Kau bisa membaca bukan? Salah satu ciri vampire adalah mempunyai kulit putih pucat. Dan kekasihmu itu—"

"Cukup hyung! Bisakah kau berhenti mengatur hidupku?"

Ekspresi tak percaya terlihat di wajah Winwin. "Dengar Xiaojun.. Aku begini karena aku peduli denganmu!"

"DAN AKU TIDAK MEMBUTUHKAN ITU DARIMU! AKU SUDAH MENDAPATKANNYA DARI HENDERY!" Balas Xiaojun tanpa sadar ia telah bersikap tak sopan dengan cara meneriaki kakak sepupunya.

Teriakan itu membuat Winwin terdiam beberapa saat, setelah itu ia tertawa miris. Adik sepupunya ternyata lebih memilih pria aneh itu daripada dirinya, lucu sekali. Winwin kecewa dengan kenyataan ini, bahkan gara-gara pria aneh itu Xiaojun menjadi berani dengannya.

Mansion On The Hill •henxiao•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang