Dingin—itulah kata yang menggambarkan ekspresi keluarga Hendery. Hal ini tentu saja membuat Xiaojun tidak nyaman, ia sama sekali tidak berani mengajak salah satu dari mereka untuk berbicara. Mereka bersikap seolah mereka membenci Xiaojun.
Langit masih sangat gelap, tapi Xiaojun sudah bangun akibat tidak kuat menahan hasrat ingin pipis. Karena tidak ada jam yang tergantung, Xiaojun melirik ponselnya. Tepat pukul 6 pagi, pantas saja Hendery tidak ada disampingnya. Maka dari itu Xiaojun memutuskan bangun setelah nyawanya terkumpul.
Sialnya saat hendak menuju kamar mandi, langkah Xiaojun terhenti karena berpapasan dengan Yuta. Hal ini membuat Xiaojun kesulitan untuk menelan ludah, demi tuhan wajah pria ini lebih menakutkan daripada keluarga Hendery yang lain! Tidak ada yang bisa Xiaojun lakukan selain menundukkan kepala dan menahan pipis.
"Ingin ke kamar mandi?" Tanya Yuta dengan nada lembut, sangat kontras dengan wajahnya yang begitu dingin.
"B-benar.."
Yuta tersenyum tipis. "Masuklah, setelah itu segera ke ruang makan ya. Siyeon dan Aisha sedang menyiapkan sarapan untukmu." Ucapnya dengan nada yang lagi-lagi lembut.
Setelah mengangguk sebagai jawaban, Xiaojun segera masuk ke kamar mandi. Seraya membuang air seninya, Xiaojun baru menyadari jika keluarga Hendery terlihat dingin karena tatapan mata mereka yang terlihat tajam. Tapi dari perlakuan Yuta tadi, Xiaojun berpikir mereka sebenarnya ramah. Tapi tetap saja Xiaojun belum berani berbicara dengan salah satu dari mereka.
Usai membuang air seni, Xiaojun melangkah menuju dapur. Disana sudah ada Hendery dan dua gadis yang sempat Yuta sebutkan—Siyeon dan Aisha. Kedua gadis itu tersenyum penuh arti saat Xiaojun memasuki dapur. Mereka meninggalkan dapur setelah menghidangkan sarapan di meja, seolah memberi sinyal bagi Hendery untuk bermesraan dengan Xiaojun.
"Tolong beritau keluargamu agar meramahkan ekspresi wajahnya. Sampai saat ini aku masih takut setiap berhadapan dengan mereka." Ucap Xiaojun seraya menyuapkan waffle ke dalam mulutnya.
Seketika tawa Hendery memenuhi seisi dapur. Tentu sedikit sulit bagi mereka untuk meramahkan ekspresi wajahnya. Mereka adalah vampire, seramah apapun mereka tersenyum akan tetap terlihat menyeramkan. Tapi Hendery mengaku hal itu tidak berlaku bagi dirinya, wajah Hendery justru terlihat seperti pangeran negeri dongeng.
"Kenapa tertawa? Tidak ada yang lucu." Balas Xiaojun dengan nada kesal, sementara tangannya masih sibuk menyuapkan remahan waffle ke dalam mulutnya. Sial sekali, seharusnya dua gadis itu membuat porsi yang lebih besar! Xiaojun belum merasa kenyang dengan porsi sekecil tadi.
"Wajah mereka memang seperti itu. Tapi tenanglah, mereka sangat senang dengan kehadiranmu." Hendery menenangkan Xiaojun dengan mengusap lembut pipi pria manis itu.
Xiaojun mengukir senyum tipis, ia percaya dengan ucapan Hendery. Sepertinya Xiaojun harus berhenti menilai seseorang dari ekspresi wajahnya. Karena dari perlakuan keluarga Hendery tadi, Xiaojun menjadi tau jika tidak semua orang yang berwajah dingin sifatnya juga dingin.
"Sekarang.. Karena kau sudah menghabiskan sarapanmu, bagaimana jika kita menikmati udara pagi dari balkon?" Ajak Hendery yang kemudian dibalas anggukan oleh Xiaojun.
Jujur saja, Hendery ingin mengajak Xiaojun menyusuri hutan disini. Namun karena bahaya sedang mengintai, terpaksa Hendery mematuhi larangan terakhir Yuta. Ia tidak boleh mengajak Xiaojun ke luar mansion, karena kehadiran Clan Dalgador tidak bisa ditebak.
Pertanyaannya, apakah Hendery boleh bermesraan dengan Xiaojun di dalam mansion? Tentu saja boleh. Karena selama berada di mansion, melakukan hal intim pun tidak masalah. Karena sejauh ini, tidak ada satupun dari anggota Clan Dalgador yang mengetahui mansion ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mansion On The Hill •henxiao•
FanfictionNyawa Xiaojun terancam! Membuat Hendery memutuskan untuk membawa sang kekasih menuju mansionnya yang terletak diatas bukit; guna menyembunyikannya dari serangan clan Dalgador. BXB CONTENT! Don't like it? Then don't read it! Start : 12/10/2020 Fin...