CHAPTER VII

724 106 31
                                    

Korban Clan Dalgador semakin bertambah tiap harinya. Total hari ini ada 5 kasus kematian manusia yang Hendery dengar, semuanya meninggal dengan luka gigitan yang menganga lebar di leher para korban.

Kabar buruk ini membuat Hendery ragu untuk menemui Xiaojun. Clan Dalgador pasti mengawasi diluar sana, entah siang atau malam. Akan sangat bahaya jika salah satu dari mereka memergoki Hendery, jika itu terjadi, maka siap-siap saja keesokan harinya Hendery akan kehilangan Xiaojun untuk selamanya. 

Dan untuk pilihan yang Yuta lontarkan beberapa hari lalu, Hendery memilih yang pertama. Menyedihkan memang bagi Xiaojun, karena menurut Hendery, yang namanya jaga jarak harus membatasi interaksi. Hendery selalu membalas singkat pesan yang Xiaojun kirimkan, itu karena ia pusing memikirkan kekacauan yang dibuat Clan Dalgador.

"Haruskah kita menemui Clan Dalgador hyung?" Tanya Hendery pada Yuta yang baru saja memasuki ruangan. Hendery tidak tahan jika harus menjaga jarak dengan Xiaojun, ia yakin pria manis itu pasti sedang tersiksa karena perlakuan dinginnya.

Yuta tertawa kecil. "Untuk apa? Jika kau ingin merengek agar mereka merestui hubungan Clan kita dengan manusia, lebih baik diam saja. Alih-alih mendengar, mereka justru membunuhmu." Ucapnya seraya merebahkan diri di sofa.

Jujur saja, Yuta sendiri juga lelah. Lelah melakukan penjagaan di setiap sudut kota. Yuta tidak habis pikir dengan kawanannya yang terlalu mencintai kekasih manusianya, saking cintanya mereka sampai lupa dengan ancaman Clan Dalgador. Yuta juga tidak ikut merasakan kesedihan ini, karena ia belum menemukan kekasih, baik di dunianya maupun dunia manusia.

"Lalu aku harus bagaimana hyung? Aku khawatir dengan kekasihku, tapi aku tidak bisa mengunjunginya." Hendery menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, ia sangat ingin mengunjungi Xiaojun saat ini juga.

"Bukannya kau pernah mengatakan jika kekasihmu memiliki anjing?" Tanya Yuta memastikan.

Hendery kembali memperlihatkan wajahnya, lalu mengangguk. "Memang benar—oh! Astaga, aku melupakan hal itu."

Clan Dalgador  tidak akan berani membunuh jika si target memiliki anjing peliharaan. Kaum vampire memang takut dengan anjing, karena hewan itu sangat peka dan bisa mendeteksi bahaya. Jika anjing sudah menggonggong, ada kemungkinan satu rumah akan bangun dan segera keluar untuk mencari penyebab anjing mereka menggonggong.

Kaum vampire tidak mau meremehkan manusia. Jumlah manusia lebih banyak dari kaum mereka. Sekalinya ketahuan, para manusia itu akan membentuk kelompok dan melakukan banyak cara untuk membunuh para vampire.

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Hendery. Selama anjing itu masih hidup, maka kekasihmu akan tetap aman." Ucap Yuta yang diakhiri senyuman tipis.

Perkataan Yuta berhasil membuat Hendery menjadi lebih tenang. Setidaknya masih ada Jager yang menjaga Xiaojun selama 24 jam.

Sepulangnya dari bekerja Xiaojun dibuat cemas dengan berita yang disiarkan di televisi. Kasus pembunuhan itu sudah tersebar di kota Delton, kota dimana Xiaojun tinggal saat ini. Si penyiar berita mengatakan agar warga harus berhati-hati, karena polisi menebak pelaku dari semua ini adalah pembunuh berantai.

Xiaojun memilih mematikan televisi, semakin ia menonton akan semakin takut. Di situasi seperti ini ingin sekali Xiaojun menyuruh Hendery agar datang ke rumahnya, namun sepertinya sejak kembalinya Hendery ke villa, sifat pria itu berubah drastis.

Obrolan mereka di chat terasa sangat singkat, Hendery juga jarang menelpon dan selalu memberi alasan yang klise saat Xiaojun memintanya kemari. Entah apa yang sedang terjadi pada kekasihnya, Xiaojun harap masalahnya tidak serius. Ia tidak tahan dengan perlakuan Hendery yang sangat dingin padanya.

"Haahh.. Aku jadi merindukan Winwin hyung."

Xiaojun menggigit bibir bawahnya saat melihat nomor Winwin di ponsel. Sudah sangat lama Xiaojun tidak menghubungi kakak sepupunya itu, ia juga belum meminta maaf setelah tidak sengaja bersikap kasar pada kakak sepupunya.

Dengan rasa takut Xiaojun menekan nomor tersebut, ia menempelkan ponselnya di telinga dengan jantung berdebar kencang.

"Ya?"

"Hyung.. Bisakah kita bertemu malam ini?"

.

.

Xiaojun dan Winwin sedang berada di sebuah restoran dekat pantai. Keduanya menikmati makanan tanpa ada niat mengeluarkan suara sedikit pun. Setibanya di restoran beberapa jam lalu, mereka hanya mengobrol sedikit.

Suasana kali ini terasa berbeda. Xiaojun merasa jika Winwin benar-benar membencinya. Seharusnya setelah pertengkaran malam itu, keesokan harinya Xiaojun menemui Winwin dan meminta maaf. Tapi nyatanya tidak, ia justru sibuk menghabiskan waktu bersama Hendery.

"Tumben ingin bertemu. Sedang ada masalah ya dengan kekasihmu?" Tanya Winwin dengan nada mengejek.

Kalimat menohok itu membuat Xiaojun bingung harus merespon apa. "Tidak juga. Aku memang ingin bertemu hyung saja, memangnya tidak boleh?" Sesekali Xiaojun memainkan makanannya, agar Winwin tidak dapat membaca ekspresinya.

Winwin tertawa geli. "Setelah berani melawan kau juga berani berbohong ya. Apa seterusnya kau akan seperti ini? Setiap ada masalah dengan kekasihmu, kau akan datang menemuiku?" Tanyanya sarkas.

"Aku mengajakmu bertemu karena ingin meminta maaf hyung, bukan untuk memperpanas suasana." Baiklah, Xiaojun mengaku jika dirinya memang seperti yang Winwin katakan. Tapi untuk saat ini, ia hanya ingin hubungannya dengan Winwin membaik.

"Setelah pertengkaran itu, aku masih belum berani menemuimu di apartemen. Dan bukannya mengumpulkan keberanian, aku justru bermesraan dengan kekasihku. Hahh, aku—aku adik yang buruk! Maafkan aku hyung.." Ucap Xiaojun dengan tatapan memelas.

Winwin menghela nafas, ia menggeserkan kursinya agar dekat dengan Xiaojun. Jika adik sepupunya sudah memberi tatapan memelas seperti ini, Winwin bisa apa selain memeluk dan memaafkannya.

"Jangan bersikap bodoh lagi, atau aku tidak akan pernah memaafkanmu." Ucap Winwin dengan nada tegas, namun ia masih setia memeluk Xiaojun.

"Umm! Terima kasih karena mau memaafkanku hyuuung." Xiaojun membalas dengan suara yang sengaja dibuat menggemaskan.

Ya, setidaknya untuk saat ini Xiaojun merasa lebih tenang setelah bertemu Winwin. Xiaojun juga tidak mau membicarakan hal lain, takut jika suasana yang tadinya hangat berubah lagi menjadi dingin.

.

.

.

TBC

Mansion On The Hill •henxiao•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang