SATU RUMAH, SATU HATI GAK?

2.6K 533 220
                                        

"Jangan merasa dirimu menjadi beban untuk keluarga, karena sudah lama mereka menganggap kamu seperti itu."
_________________________

Hari ini, sudah 8 hari semenjak kepergian dari Ayahnya Dean. Mau tidak mau, pembicaraan mengenai 'kehidupan' Dean memang harus segera dilakukan. Tapi, ekspresi Dean yang sekarang sama sekali nggak menunjukkan kesenangannya atas kehadiran dari Taehyung dan Yoora. Gimana ya, kayak senyum tapi ga ikhlas, trus juga kalau diajak ngobrol buang muka mulu.

"Jangan gitu, ga sopan."

Sambil meringis kesakitan karena jambang rambutnya di tarik Jeka, Dean langsung ngegosok-gosok bagian kiri mukanya.

"Lagian ngapain dateng lagi sih, orang kemarin udah iya iya juga, apalagi kalo tiap mau pulang pamitnya nyampe sejam, ngulang mulu capek lah."

Jeka yang ngedenger samar-samar omongan Dean langsung nyubitin paha kiri Dean, yang buat Dean tersentak kaget dan menahan sakit kencing batu yang ia rasakan.

"Om?!"

"Diem."

"Jadi gimana, An?"

Dean yang nggak ngerti sama omongan Taehyung langsung mengerutkan dahinya. Ya emang sih, orang yang kalo ngomong ga berbelit-belit dan to the point itu udah jelas keren. Tapi ya ga gini juga anjing, jelasin gitu latar belakang makalahnya itu apa, main gimana gimana aja.

"Ha?"

"Belom lo kasih tau, Jek?"

Jeka langsung menghela nafasnya, melirik ke arah Dean yang masih memasang ekspresi aneh dengan bibir kanan yang terangkat.

"Dean mau tinggal bareng Om Taehyung ngga-"

"Nggak. Apaan dih, ga jelas mentang-mentang Ayah gue udah ga ada, main ngadopsi-ngadopsi aja."

Wajah Taehyung mulai memerah, rasanya pengen ngelempar anak yatim yang satu ini ke ujung Madagaskar, siapa juga yang mau ngadopsi anak burung kayak gitu.

"Dengerin dulu-"

"Ih, Om udah ga waras, ya. Jangan-jangan Om mau ngejual Dean? Sumpah, speechless banget kek-"

Dean langsung megangin pelipis matanya dengan dua tangan, yang cuma ditatap datar oleh Jeka, Taehyung dan Yoora di depannya.

"An.. Nggak lama kok, Om Jeka kan kerjanya nggak di Jakarta, jadi kalau Dean tinggal sendiri pasti bakal susah mau apa-apa, apalagi Dean masih kuliah, kan? Sebentar aja, kok. Sampai Om Jeka selesai ngurusin surat pindah ke Jakarta, nantinya Dean bakal bareng Om Jeka. Mau, ya?," Suara halus Yoora emang damagenya kenceng banget sampai Dean juga ga bisa ngebantah lagi.

Ada rasa rasa harunya, karena tau kalau Jeka rela pindah ke Jakarta demi ngurusin dirinya, tapi ada rasa rasa tai kucing juga kalau tau dia juga harus serumah sama Yoobin si cicak kurus itu.

"Sampai kapan?"

"Seminggu," Balas Jeka singkat.

"Lima hari?"

"Gak."

"Enam hari?"

"Gak."

"Kok gitu?"

Cuma bisa menggaruk tengkuk lehernya, Jeka mencoba untuk tenang dengan nggak memotong titit anak yang ada di sebelahnya.

"Nanti malem langsung ikut Om Taehyung ke Jakarta, udah izin kuliah seminggu lebih jangan banyak alasan yang sakit jantung lah, anus bengkak lah, jakun ilang lah."

STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang