Setelah berhasil membujuk Junkyu keluar dari gubuk kecil di mana ia tinggal dan dikerja rodikan oleh kedua orang tuanya, Haruto langsung membawanya ke fakultas untuk mencurahkan seluruh isi tai hatinya mengenai Ale kepada Junkyu, tetapi karena pagi itu masih sangat dingin dan cukup menggelitik anus, akhirnya Haruto memutuskan untuk melakukan proses pembuangan hajat di kamar mandi warung Pak Sakhyan lebih dulu. Ya jelas Junkyu marah, dia bangun pagi di hari kelas siangnya bukan untuk nemenin orang boker. Tapi ya udah namanya juga anak dajjal.
"Ih, Jun, sebenarnya ini gak penting sih. Tapi pernah gak sebelum berak kau minum air putih dingin dari kulkas, rasanya aneh lo, kayak nelen beraknya," Haruto keluar dari kamar mandi sambil mengecap-ngecapi mulutnya.
Haruto itu manusia random dengan sejuta teori di kepalanya, selalu menganggap hal sekecil pasir pasti juga punya dunianya sendiri, atau merangkai teori aneh melalui pemikirannya.
Haruto juga meyakini hal diluar nalar kayak- kalau lagi mau menuju ke suatu tempat, tapi tiba-tiba dia inget kalau ternyata ada barangnya yang ketinggalan sampe buat dia balik ke rumah lagi. Disitu Haruto percaya sama takdirnya karena kalau Haruto ga peduli sama barangnya dan tetep jalan ke lokasi, bisa aja Haruto udah ketabrak truk tayo atau di begal atau dilindas pesawat. Serandom itu emang. Junkyu juga udah kenal lama banget sama Haruto, udah tau bentuk tai matanya gimana, udah ngerti bahasa ghaibnya gimana, jadi hal-hal kayak gini itu udah biasa bagi Junkyu.
"Gak pernah, gue biasa kalo mau berak minum sprite."
"Eh ini gak bayar kan berak disini? Kalau bayar juga is betol la, udah gak wajar lagi warung ini dibangun, macam betul aja yang punya, sok hebat."
"Lo udah numpang, menghina. Ih pusing Prilly."
"Eh btw, Jun, kemaren aku ngaca. Masih ganteng aja mukakku."
"Heh, kek babi."
Haruto langsung menatap Junkyu iba, berapa beban yang harus Junkyu tanggung hanya untuk berteman dengan orang seperti dirinya. Padahal, temen Junkyu itu lebih banyak dari Haruto tapi sampai sekarang Junkyu lebih memilih untuk bermain dan jadi Pekerja Romusha bersama Haruto.
"Jun, aku mau nanya la, tapi kau jawab betul-betul ya."
"Apa?"
"Aku kan jahat suka bunuh semut merah sama nipui Gilang, kau kok masih mau bekawan samaku."
"Sejahat-jahatnya kau, To. Seenggaknya masih ada kebaikan dalam diri kau yang gak seberapa itu meski hanya berupa bakteri."