Note: book.ini sempat tertunda revisi, jadi jika ada chapter yang kurang nyambung di akhir-akhir chapter, sama chapter pertama. Itu arti nya chapter itu belum di revisi. Karena setiap chapter yang Nana revisi akan di ubah dari dialog dan alur nya. Makasih 🙏🏻
Happy reading ❣️
"Won, mau kemana sih ini udah malem loh. Tapi ga sampe-sampe" Jungwon melirik Nara sekilas, namun beberapa detik setelah nya ia fokus kembali pada jalanan.
Jungwon terseyum ketika Nara dari tadi terus bergerutu, Pipi nya akan mengembung lucu, tangan nya terlipat di dada dan bibir nya manyun-manyun jika berbicara. Itu membuat Jungwon sangat gemas melihat tingkah nya.
Mungkin Nara masih kesal sama ucapan nya kemarin. Tetapi tenang saja, ia akan mengembalikan mood nya kembali.
"Bentar lagi" Jungwon mencubit pipi Nara dengan gemas. Namun Nara menepis tangan Jungwon dengan sebal.
"Galak amat"
"Gausah pegang-pegang! Emang kalau gue baper mau tanggung jawab!" Nara membuang muka nya ke samping, lebih memilih menatap jalanan. Entah kenapa ia jadi sewot sekali hari ini setelah Jungwon tadi pagi ingin bertemu Yuna. Rasa nya hari ini sangat panas seperti terbakar, dan ingin marah-marah pada siapapun.
Jungwon melirik Nara kembali. Ia terseyum sampai lesung pipi nya terlihat.
"Lo nyindir gue?" Pertanyaan Jungwon itu tidak di jawab oleh Nara yang dari tadi terus menatap jalanan yang mereka tempuh.
Tidak ada percakapan lagi di antara mereka karena kedua nya sama-sama memilih diam. Sampai akhir nya mereka sampai, di tempat palkiran yang amat luas tetapi Nara tidak yakin ini palkiran karena yang berada di tempat luas ini hanya mobil Jungwon.
Nara melihat sekeliling, ia menukik alis nya. Bener kok ini palkiran, itu ada tulisan nya.
Ke asikan melihat situasi. Nara tidak sadar jika Jungwon sudah keluar dari mobil terlebih dahulu. Jungwon memutari mobil nya dan membuka pintu mobil untuk Nara.
"Diem aja, gamau turun?" Nara menoleh ke samping, ia menatap Jungwon yang sudah mengulurkan tangan nya untuk Nara turun.
Nara berdecih melihat uluran itu. Nara mendorong tubuh Jungwon, sampai Jungwon mundur beberapa langkah.
Kemudian baru lah Nara turun, dari mobil seraya menatap Jungwon sinis.
Jungwon menghela nafas nya kasar, jika saja di hadapan nya ini adalah musuh nya. Bisa di pastika orang itu tidak akan bernyawa lagi. Sabar- sabar jangan sampe kebabalasan nembak.
"Ini kemana?" Nara kembali meneliti seisi tempat. Tapi yang ia temukan hanya lahan kosong yang bertulisan palkiran.
Tampa aba-aba, Jungwon menutup mata Nara dengan sebuah kain. Perlakuan Jungwon yang tiba-tiba sempat membuat Nara terhentak kaget.
"Eh apaan nih nutup-nutup! Jangan macem-macem ya!" Nara memukul- mukul Jungwon yang berada di belakang nya sedang mengikat kain yang menutupi mata nya.
"Kalau gue mau macem-macem, gue udah lakuin dari tadi. Ngapain nunggu di tempat sepi, Lo lupa gue siapa?" Nara terdiam, ada benar nya juga. Jika Jungwon ingin macem- macem pada nya pun ia sudah melakukan dari tadi. Bahkan jika ia ingin membunuh nya di depan orang pun dia siap, karena Jungwon bisa menutup mulut orang di depan nya atau sekalian saja bunuh juga orang yang melihat nya.
"Tapi kenapa Lo nutup mata gue, Udah ah lepas ga!" Nara ingin membuka kain yang baru saja selesai di ikat oleh Jungwon.
"Kalau Lo bukan penutup mata Lo. Gue tembak tangan Lo yang buka ikatan nya" Nara terdiam mendengar ucapan Jungwon. Sungguh jika Jungwon sudah bersabda seperti itu Nara tidak akan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Mafia (Yang Jungwon)
Romance(Tamat) [ROMANTIS/ACTION] WARNING! FOLLOW AKUN INi DULU SEBELUM MEMBACA. ANARA ZEANE AZIEL cewek mungil yang penuh dengan rahasia, kabur dari rumahnya untuk menghindari masalah dari keluarga dan teman-temannya. Namun bukanya menghindari masalah Nar...