2. 🌚 17+

5.2K 188 7
                                    

⚠ NC 17+ ⚠

Tap. Tap. Tap.

Jiwon melangkahkan kakinya dengan cepat. Dress putih selutut, blazer hitam serta high heelsnya membuat ia susah berjalan. Sepertinya dunia tahu jika Jiwon tidak suka datang ke acara seminar seperti ini. Bahkan alarm pun tidak berbunyi sama sekali. Aish dasar alarm butut.

Jiwon memasuki ruang auditorium seminar yang terlihat gelap, ia meminta bantuan dari panitia untuk mencarikan sebuah kursi kosong untuknya. Namun hanya ada satu yang tersisa, itu adalah kursi paling depan yang berada di ruangan ini. Mau bagaimana lagi? Toh hanya kursi itu yang tersisa.

Jiwon pun menatap jam yang berada di ponselnya, sekarang adalah jam 10.35 berarti sekitar 25 menit lagi seminar ini selesai. Bodohnya dia yang terlambat hampir 1 setengah jam lebih.

Jiwon kini mulai mendengarkan sesi tanya jawab yang sedang dilakukan di ruang auditorium sebuah hotel ternama di Seoul. Dirinya mulai bosan mendengarkan. Kini ia beralih ke narasumber yang berada di depan.

Salah satu lelaki menarik perhatiannya. Ia tampak mengenakan kemeja lengan pendek namun tetap rapih. Rambutnya yang hitam serta kulitnya yang putih membuat Jiwon terus terusan menatapnya.

Tampan. Itulah yang Jiwon ucapkan saat melihat lelaki yang berada didepan sana. Pertanyaan dari penanya kadang terdengar lucu sehingga lelaki yang sedang Jiwon perhatikan tersenyum sambil memperlihatkan dimple manisnya.

Jiwon tersenyum sambil menatapnya. Mata wanita itu seakan terhipnotis oleh ketampanannya. Bahkan Jiwon masih tidak sadar jika lelaki itu kini berbalik menatapnya. Mata mereka bertemu. Lelaki itu berbalik tersenyum kearahnya.

Astaga. Seketika Jiwon tersadar jika lelaki itu sedang berbalik menatapnya. Jiwon langsung pura pura membenarkan rambut, hingga memainkan ponselnya. Berbanding terbalik dengan lelaki yang sedari tadi ia tatap. Ia terus menatap tingkah lucu Jiwon yang sesekali melirik kearahnya memeriksa keadaan apakah lelaki ini masih menatap ke arahnya?

“Aish seharusnya aku dari awal tidak menatapnya” ucap Jiwon pada dirinya sendiri.

Begitu seminar sesi pertama selesai, Jiwon langsung buru buru keluar dari ruangan yang membuat lelaki itu tertawa dibuatnya. Wanita yang baru saja ia lihat tampak menggemaskan sekali dengan berlari seperti itu.

“Kenapa kau tertawa Seonho-ssi?” tanya salah seorang moderator pada Kim Seonho seorang CEO muda dan berbakat yang kebetulan sekali hari ini mau dijadikan seorang narasumber.

“Ah, aniyo. Hanya lucu saja” ucapnya sambil terus melihat Jiwon yang berlari pergi.

“Kau mengenal wanita itu?” tanya Moderator padanya.

“Tidak, tapi mungkin aku harus berkenalan dengannya setelah ini” ucap Seonho sambil membungkuk kepada moderator sebelum akhirnya ia pergi lebih dulu meninggalkannya dan narasumber lain.

•●•

Hujan berhasil turun dengan sempurna, Jongsuk melihat derasnya air hujan dari jendela ruang inapnya di rumah sakit. Pikirannya hari ini tidak lain dan tidak bukan adalah Jiwon. Ia mengkhawatirkan Jiwon yang sedang mengikuti seminar panjang yang dilaksanakan hingga jam 9 malam.

Ide gila muncul di pikiran Jongsuk bahwa ia akan menemui Jiwon dengan keadaan seperti ini. Tapi jika ia memaksakan kesana, dirinya tidak akan cepat sembuh dan bisa dipastikan Jiwon yg akan terus menggantikan dirinya kala ada seminar.

Jongsuk mencoba menelfon Jiwon untuk yang ke 5x nya, sebelumnya tidak ada jawaban dari Jiwon, namun kali ini sebuah suara membuat Jongsuk bersemangat.

After That Night✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang