11.

2.2K 161 20
                                    

Chuseok adalah festival panen dan libur nasional untuk 3 hari kedepan. Biasanya Jiwon selalu menyempatkan diri untuk pulang kerumah neneknya saat Chuseok, namun kali ini dengan kondisinya yang sedang hamil besar, sangat tidak memungkinkan dirinya untuk perjalanan jauh.

Ia pun menelfon kakek dan neneknya untuk mengucapkan selamat hari Chuseok dan meminta maaf karena dirinya tidak bisa jadi kesana. Jiwon bahkan menangis saat kakeknya bilang jika mereka sudah mempersiapkan kedatangan Jiwon disana. Bahkan beberapa kerabat lain sudah menunggunya.

"Disini ramai, mereka semua menanyakan dirimu. Nenek bahkan sudah membuat makanan kesukaanmu karena kami pikir kau akan datang. Kau baik baik saja kan disana? Makan yang banyak ya cucuku"

Jiwon memang cucu kesayangan mereka, sejak orangtua Jiwon meninggal, merekalah yang mengurus Jiwon hingga besar. Jiwon juga dulunya tidak diizinkan untuk pergi ke Seoul, mengadu nasib di kota besar. Namun Jiwon memaksa dan berkata ia akan pulang jika sempat.

Selama Jiwon tinggal di Seoul, ia tidak pernah melewatkan Chuseok dirumah kakek neneknya. Baru kali ini saja, ia tidak kesana. Namun itu membuatnya sangat sedih.

“Aku janji tahun depan kesana. Aku baik baik saja disini. Selamat Chuseok ya semuanya!” ucap Jiwon seraya menutup telfonnya.

Jiwon menangis. Ia sangat sedih. Sejujurnya ia sudah meminta izin pada Seonho untuk ke Jeju menemui keluarganya. Jelas saja Seonho tidak memberinya izin. Ia takut Jiwon kenapa kenapa dijalan. Dan dirinya pun perlahan menyadari kalau apa yang diucapkan Seonho itu mungkin benar adanya.

Jiwon menghapus air matanya dan membuka connecting door kamar Seonho. Kosong. Lelaki itu tidak disana. Ia pun membuka pintu kamar dan keluar, mencari Seonho atau Yoon Jia asistennya.

Jiwon kaget ketika melihat seorang wanita paruh baya yang datang dengan beberapa kotak bekal ditangannya dan juga menggandeng seorang anak lelaki. Mereka menatap Jiwon yang baru saja keluar dari kamar Seonho. Tentu mereka juga kaget.

“Nuguseyo?” tanya wanita tersebut.

Jiwon terdiam. Seonho tidak pernah kedatangan tamu sebelumnya, jadi ia tidak tahu harus berbuat apa dengan orang yang tidak ia kenal dirumah ini.

“Eomma?”

Suara Seonho membuaf Jiwon menoleh, lelaki itu baru saja menyebut wanita tersebut Eomma yang menandakan bahwa dia adalah ibu dari Seonho. Tentunya Jiwon kaget dan langsung membungkuk, memberi hormat pada ibunya Seonho.

“A-anyeonghaseyo” ucap Jiwon ragu.

“Nuguya?” tanya Eomma pada Seonho sambil menunjuk Jiwon.

Wajar bukan, jika dia kaget melihat Jiwon? Karena Jiwon adalah seorang wanita hamil yang memakai baju dress rumah selutut, terlebih lagi ia barusaja keluar dari kamar putranya. Seonho menatap Jiwon sambil menggengam pergelangan tangan Jiwon.

“Dia calon istriku, Eomma” ucap Seonho yang membuat ibunya kaget.

Mati aku. Jiwon terlihat ketakutan. Ia takut jika ibunya Seonho akan marah padanya.

Jika didalam drama korea yang sering Jiwon tonton, kebanyakan ibu dari lelaki akan menolak mentah mentah wanita simpanan anaknya. Benar, Jiwon seperti wanita simpanan Seonho bukan?

Karena Seonho tidak pernah memperkenalkan dirinya pada ibunya. Bodohnya Jiwon juga tidak bertanya.

“Calon istrimu?” tanya ibunya menegaskan sekali lagi.

“Ne. Dia wanita yang akan aku nikahi. Dia sedang mengandung anakku” ucap Seonho mantap.

Sementara Jiwon tersenyum kecut pada Eomma Seonho. Ia takut apa yang ia pikirkan daritadi akan menjadi kenyataan. Jiwon bahkan sudah mempersiapkan batinnya jikalau ibu Seonho mengusirnya dari rumah putranya ini.

After That Night✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang