Bagian 26

2.4K 140 16
                                    

Terdengar suara berisik dari balik pohon besar yang berada di taman buatan yang berada di halaman belakang istana, mereka bahkan saling dorong mendorong dan mengumpat dengan kesal

"Yaaakkk Ernest... Berhenti mendorongku!" ujar Axel dengan kesal karena Ernest sedari tadi mendorongnya untuk menyingkir sedikit

"Kau lah yang seharusnya menyingkir! Kau menghalangi pandanganku!!" teriak Ernest dengan menatap tajam pada Axel

Alfie dan Ethan yang sedari tadi mendengarnya hanya menatap datar dan mendengus geli melihat pertengkaran yang tidak bermutu dari kedua ksatria tersebut

Jadi mereka memilih mengabaikannya, tapi semakin mereka mengabaikannya, pertengkaran itu semakin menjadi, bahkan lihatlah kini mereka malah saling tarik menarik kerah baju mereka satu sama lain

Alfie menghela nafasnya dengan kasar, kemudian tidak lama sebuah pengikat tali yang terbuat dari es melilit tubuh keduanya hingga mereka melotot terkejut

Keduanya yang mengetahui itu milik siapa langsung mengalihkan pandangan pada orang tersebut, mereka menatap tajam pada Alfie yang kini menepuk tangannya dengan tenang

"Apa? Kenapa kalian menatapku... Seakan ingin membunuhku!" tanya Alfie yang berpura-pura tidak mengerti

"Ini ulahmu kan?" tanya Axel sambil melirik kebawah dimana ikatan tersebut melilitnya

"Ya itu memang sengaja aku lakukan pada kalian agar kalian diam... Kalian terlalu berisik." ujar Alfie dengan tenang dan mengangkat sebelah alisnya

"Baiklah baik.... Sekarang kau lepaskan ikatan ini... Aku tidak akan bertengkar dengan anak bodoh ini." ujar Ernest dengan menghela nafasnya dengan kasar

"Apa kau bilang!! Seharusnya kau lah yang sadar diri... Jangan menyalahkanku." seru Axel dengan kesal

Ethan yang tidak tahan dengan keributan tersebut langsung menatap dingin keduanya.. Membuat mereka berdua membeku karena tidak berani menatap mata Ethan.

"Hentikan pertengkaran bodoh kalian, kalau kalian tidak diam, maka aku akan mengirim kalian berdua ke desa terpencil dan membereskan beberapa masalah disana!!" ujar Ethan dengan tatapan menusuknya

"Baik pangeran... Maafkan kami.." ujar keduanya secara bersamaan kemudian mereka saling membuang muka satu sama lain

Alfie yang melihat hanya menahan tawanya, kemudian mereka berempat dikejutkan oleh suara yang sangat mereka kenal yang berasal dari depan

"Pantesan saja aku mendengarkan sesuatu yang sangat berisik... Aku kira ada seseorang yang mencoba masuk ke istana ini, ternyata kalian berempat yang membuat keributan itu?" Zello melipat tangannya didada dan menatap keempatnya

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Olvyn menatap dengan bingung

"Ka-kami.... Tidak... Kami tidak melakukan apapun.. Kami hanya menguping pembicaraan kalian... Ups." Axel langsung menutup mulutnya, dengan Alfie dan Ernest berdecak kesal

Bletak Ctak!!

"Aduh!! Duh!! Kenapa kalian berdua memukul kepala ku!!" ringis Axel mengusap kepalanya

"Itu karena kau bodoh!" ujar keduanya dengan serentak mengundang gelengan kepala dari Zello

"Jadi... Kalian menguping pembicaraan kami? Sungguh tidak sopan... Oohh bahkan kau juga ikutan pangeran?" ujar Zello menatap keempatnya

Setelah tidak mendapatkan jawaban, Zello memutuskan untuk berbicara

"Baiklah.. Karena kalian sudah mengetahui apa yang kami bicarakan, jadi mari kita tinggalkan pangeran dan Olvyn, kasih mereka waktu." Zello mendorong ketiganya menjauh dari Ethan dan Olvyn

"Kalian berdua berbicaralah." ujar Zello mengedipkan sebelah matanya pada keduanya

Kini ditaman tersebut tersisa Ethan dan Olvyn yang dalam suasana canggung, kecanggungan itu berasal dari pertengkaran mereka membuat mereka jarang untuk berbicara kalau bukan untuk sekedarnya saja

Setelah 5 menit tidak ada yang berbicara dan hanya helaan nafas yang teratur terdengar. Karena tidak tahan dengan kecanggungan tersebut Ethan maju dan memeluk Olvyn dengan lembut

"Maafkan aku yang tidak mengetahui apa yang kau khawatirkan selama ini.. Aku merasa menjadi kekasih yang buruk untukmu." ujar Ethan dengan lembut dan mengecup perpotongan leher Olvyn

Olvyn menggeleng kecil dan mengusap tangan yang melingkari perutnya
"Tidak.. Kau tidak perlu meminta maaf... Ini bukan salahmu, ini salahku karena aku tidak bisa berterus terang padamu... Bahkan aku menyembunyikan semuanya darimu."

"Tidak apa... Yang penting aku sudah mengetahuinya walaupun bukan kau sendiri yang mengatakannya padaku, walaupun aku harus mendengarnya sendiri, tapi lain kali, katakan lah padaku apapun yang mengganggumu agar aku atau apa yang kau pikirkan... Hanya saja waktu itu aku tidak ingin memaksamu karena aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman akan hal itu." ujar Ethan dengan mengecup pipi Olvyn dengan lembut

Olvyn membalikkan tubuhnya menghadap pada Ethan kemudian mengelus wajah tampan bak dewa yunani dihadapannya, mulai dari mata hingga turun pada rahang tegas miliknya tersebut

"Eum.. Lain kali aku akan mengatakannya padamu.. Maafkan aku yang membuatmu ikutan khawatir padaku." ujar Olvyn dengan tersenyum lembut

Ethan menangkup tangan Olvyn yang bertengger manis diwajahnya, dia mengecup lengan tersebut membuat Olvyn memerah tidak karuan

"Mn... Aku juga akan seperti itu padamu.. Jadi.. Apakah kau mau menikah dan menjadi ratuku?" tanya Ethan dengan tatapan lembutnya

Olvyn mengangguk dan memeluk Ethan dengan erat, dia bahkan menyembunyikan wajahnya di dada Ethan, Ethan sendiri mengeluarkan sebuah kotak bewarna hitam kecil dari saku jubah kerajaannya dan terbukalah menampakkan cincin indah yang dihiasi permata

Dia memakaikannya pada Olvyn dan mengecup punggung tangannya, tidak lama dia mengeksekusi jarak mereka hingga tidak akan ada jarak yang tersisa

Ethan meraup bibir ranum tersebut dengan lembut dan melumatnya secara bergantian, Olvyn yang menerima perlakuan tersebut memejamkan matanya menikmati alur ciuman tersebut

Ethan semakin menahan tengkuk Olvyn yang membuat sesi ciuman tersebut semakin dalam dan intens

"Hmmmpp... Eummhh..." Desah Olvyn saat lidah Ethan mulai bermain didalam mulutnya hingga cairan saliva menuruni dagunya

Ethan melepaskan ciuman tersebut setelah Olvyn memukul dadanya... Kemudian dia mengusap saliva entah milik siapa yang mengalir keluar dibibir Olvyn

Kemudian dia mengecup bibir yang sudah bengkak tersebut dan mengecup dahi Olvyn dengan lembut...

"Terimakasih... Aku mencintaimu..." Ethan memeluk Olvyn dan dibalas tak kalah erat

"Eum... Aku juga."
.
.
.
.
Bersambung.....

Maap yaa klw gaje banget 🤣
Maap kalau baru bisa update lagi....
See you next chapter ❤

[ BL ] MA LOVELY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang