Ch. 2

830 89 57
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Sirius menyerahkan jubah Snape kepada Poppy, lalu Matron Hogwarts itu mengendus bagian jubah yang ditunjukkan Sirius.

"Oh Merlin!", Poppy menjerit, membekap mulutnya.

Semua orang menggumamkan pertanyaan yang sama, "Ada apa?-" , "Kenapa?".

"Ini- ini ramuan penangkal dari ramuan hidup bagai mati!-".

"Apa maksudmu, Severus meminum ramuan hidup bagai mati sebelum pergi ke Kementerian?-", Remus bertanya.

"Severus adalah orang yang cerdas dan memiliki pemikiran kedepan, dia telah mengantisipasi segala kemungkinan, dan kurasa, ya, dia mengkonsumsi ramuan hidup bagai mati-", kalimat Poppy itu disambut ucapan syukur dari semua yang ada disana, bahkan Sirius juga -sedangkan Harry bingung harus bereaksi seperti apa.

Sirius lega, untungnya dia tidak jadi berhutang nyawa kepada Snape. Dengan meminum ramuan hidup bagai mati, kau tidak akan mati seperti seharusnya ketika sebuah kutukan pembunuh mengenaimu.

"Kita butuh ramuan penangkal ini untuk membuat Severus bangun, tapi yang ini sudah tidak bisa digunakan, kurasa dia mungkin masih menyimpan beberapa di lemari pribadinya-".

Tidak ada yang menjawab, masing-masing menunggu yang lain untuk mengajukan diri,
"Biar aku saja-", akhirnya Poppy bersedia, dan dia segera pergi.

Apapun itu, Sirius merasakan tekanan di pundaknya sedikit berkurang.

Dumbledore melihat Harry, "Ayo, Harry, kau harus kembali ke Hogwarts, besok pagi datanglah ke kantorku, ada banyak hal yang harus ku bicarakan kepada mu".

Jujur saja, Harry sedikit kehilangan respek kepada mentornya itu setelah apa yang Sirius katakan tadi. Karena dia pikir Sirius ada benarnya juga, jika Dumbledore sekuat dan sepandai itu, mengapa sejak awal Harry yang harus melakukan semuanya?. Quirrel, buku harian Tom Riddle, Moody palsu.

"Kenapa tidak katakan disini saja?-", gertak Sirius.

"Terkadang suatu informasi baiknya hanya diketahui oleh orang tertentu-", jawab Dumbledore ringan.

Sirius membuang muka, apa yang dia harapkan dari orang tua itu?, Dumbledore selalu melakukan apa yang dia inginkan, tidak ada yang bisa menghentikannya.

Dumbledore mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya, itu portkey, "Silahkan, Harry".

Harry menatap Remus, keduanya mengangguk, lalu dia berpaling kepada Sirius, "Aku pergi-".

"Ya, maafkan aku membuatmu khawatir-".

Harry menggeleng, "Tidak, aku yang membuatmu khawatir".

"Sudahlah", Sirius mengusap kepala Harry, "Aku tau, banyak hal yang telah kau alami malam ini", dia menoleh tajam kearah Dumbledore, "Kau akan bercerita kepadaku".

"Ya, tentu saja", suara Harry menyiratkan sedikit pengkhianatan terhadap Dumbledore.

Senyum Sirius mengantar hilangnya Harry kedalam pusaran dari Portkey tadi.

•••

Severus telah dipindahkan ke salah satu kamar, yang mana dia pasti sangat membenci itu, mungkin dia akan mandi bunga tujuh rupa setelah bangun nanti.

Sirius berjalan hilir mudik di ruang makan, sementara sang surya menyembul dari arah timur, Remus dan Dumbledore duduk, menunggu Poppy bersama ramuan penangkal datang.
Sementara mereka telah mendapat kabar bahwa Moody dan Tonks, mereka ada di St. Mungo, mendapatkan perawatan atas luka-luka mereka.

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang