Ch. 4

518 66 18
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

"Revelio"

Sirius menghilangkan pengaruh ramuan polyjus dengan tongkatnya -tongkat Snape.
Dia telah sampai di Grimauld Place dengan memastikan tidak ada Pelahap Maut atau siapapun yang membuntutinya.
Yang dituju pertama kali sebenarnya adalah kamar Snape, mungkin memeriksa lengan kiri si pemilik asli dari tanda kegelapan itu.
Tapi dia melihat Remus yang sedang berjalan hilir mudik ketika Sirius melewati dapur, Sirius bahkan lupa kalau tadi Harry berada disini.

Dia kemudian memasuki ruang makan, "Harry sudah pergi?-", ucapnya, tidak menggunakan pilihan kata yang tepat, atau mungkin dia memang benar? Privet Drive bukan benar-benar rumah bagi anak baptisnya kan?.

Remus yang melihat sahabatnya, langsung bergegas mendekat, "Sirius, kau sudah kembali?, apa kau baik-baik saja?".

Sirius tidak suka ini, well- Remus menghawatirkan sahabatnya, tapi itu seolah-olah Sirius bisa kembali dalam keadaan koma setelah pertemuan Pelahap Maut -yang mana Snape telah menghadapi itu berulang kali dan Sirius tidak pernah mendengar kabar gembira tentang Snape yang harus dirawat di St Mungo.
"Aku baik, mate. Dimana Harry?", Sirius mengulangi pertanyaannya.

"Ah, dia sudah pulang sekitar satu jam yang lalu-", jawab Remus, "Dia sempat bersikeras ingin menunggu sampai kau kembali, tapi Dumbledore datang dan memaksanya untuk segera kembali ke rumah pamannya".
Remus berkata  sambil memperhatikan sahabatnya, sepertinya dia ingin memastikan Sirius tidak mendapat goresan sedikitpun.

Sementara Sirius hanya memijat pangkal hidungnya, tidak mengatakan apa-apa. Maka Remus bertanya lagi, "Bagaimana pertemuan nya?".

Sirius menghela nafas, mungkin akan agak rumit untuk dijelaskan, tapi baru saja dia membuka mulutnya, api hijau berkobar di perapian dan detik berikutnya Dumbledore muncul,
"Selamat sore, tuan-tuan", sapa Dumbledore.
"Kurasa aku melupakan beberapa hal.. semacam peraturan untuk dijelaskan kepadamu, Sirius".
Kepala Sekolah Hogwarts itu langsung mengambil tempat duduk di meja makan, padahal tuan rumah masih berdiri sedari tadi.

Apa Dumbledore mendengar percakapan Sirius dan Remus tadi?, "Apa maksudmu?-", Sirius bertanya, dan peraturan apa yang Dumbledore maksud? Bukankah Snape selalu mengungkapkan rencana Voldemort di rapat orde?.

Dumbledore tidak menjawab, dia hanya menatap Remus- yang nampaknya menyadari arti tatapan Dumbledore, "Sirius, aku akan menulis surat kepada Harry, mungkin- memberitahukan bahwa kau sudah pulang dalam keadaan sehat-", kata Remus lantas meninggalkan ruang makan.

"Apa?", Sirius celingukan, "Kenapa Remus tidak boleh mendengarnya?".

"Mengobrol akan lebih menyenangkan jika kita duduk, Sirius, silahkan duduk-", tutur Dumbledore, menunjuk sembarang kursi.

Sirius berusaha menahan makian yang sudah sampai di tenggorokannya, memang siapa pemilik rumah ini?, kenapa malah Dumbledore yang mempersilakannya untuk duduk.
Tapi Sirius tidak mengatakan apa-apa, dia merasa tidak ada gunanya mendebat Dumbledore, maka dia bergerak untuk duduk.

Dumbledore kemudian mengeluarkan bungkusan kecil dari kantong jubahnya dan menyodorkan itu kepada Sirius, "Serbat Lemon?".

Pria yang ditawari hanya menatap Dumbledore nyalang dan menggeleng pelan seolah lehernya adalah sebuah engsel yang tak ber-pelumas, maka Dumbledore menyakui bungkusan itu kembali.

Kemudian dia mengayunkan tongkatnya beberapa kali ke udara, pikir Sirius; itu mungkin mantra senyap. Dumbledore pun berkata setelah menyimpan kembali tongkatnya,
"Ada beberapa hal yang hanya aku dan Severus yang tau, tapi mengingat situasi yang ada, kurasa kau juga perlu memahaminya".

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang