Ch. 5

464 69 37
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Tanda kegelapan itu sudah seperti parasit di tubuh Sirius, sehingga dia merasa sangat terganggu. Dia tak hentinya memandangi lengan kirinya sendiri sementara jika otaknya adalah serangkaian mesin maka itu pasti sudah berasap hebat karena terlalu keras digunakan untuk berpikir.

Berputar-putar dikepalanya adalah; bagaimana bisa? bagaimana itu mungkin?
Tanda mengerikan itu pasti sangat spesial, Voldemort sendiri yang memberikannya kepada para pengikutnya.
Sedangkan Sirius mendapatkan tanda itu karena sebagian dari jiwa Snape berada dalam dirinya?, lalu kenapa itu ada baru saat dia dalam pengaruh ramuan polyjus dan setelahnya?.

Sirius pikir itu sangat tidak masuk akal, tapi kenapa pula Dumbledore musti berbohong?.
Padahal dia tau Sirius akan melakukan pekerjaan ini tanpa harus ditipu tentang hubungan spesial yang dibicarakan Dumbledore itu.

Sirius menghela nafasnya, -Grimauld Place sepi malam itu, Sirius hanya mendengar ocehan Kreacher yang sesekali masuk ke dapur untuk mengambil lap atau sekedar ingin mengetahui apa yang sedang tuannya lakukan.
Sementara satu manusia yang lain masih menutup matanya di salah satu kamar disana, dan entah kapan dia akan bangun?, Sirius tak tau, yang pasti dia sangat mengharapkan itu akan segera terjadi.

Namun tiba-tiba keheningan itu dipecahkan oleh suara seseorang,
"Hai, mate!".

Sontak, Sirius buru-buru meluruskan lengan kemejanya, "Remus?, kau disini?".

Remus menyampirkan jubahnya di salah satu punggung kursi lantas duduk tepat didepan Sirius, "Ya, Dumbledore belum memberi perintah untuk tugas ku".

"Ah, I see-", gumam Sirius menanggapi jawaban sahabatnya- meskipun tanpa dia sadari dia malah menggenggam lengan kirinya- yang mana Remus bisa melihat itu dan ingin mengajukan pertanyaan, tapi Sirius berkata lebih dulu,
"Bagaimana dengan Harry?, maksudku kau mengatakan apa saja dalam surat mu?".

Remus memandang wajah dan lengan Sirius bergantian, sepertinya dia curiga,
"Aku menuliskan bahwa kau pulang dalam keadaan selamat, tentu saja dengan nama samaran dan beberapa kata kode, aku minta agar dia tidak khawatir, aku juga minta agar tidak membalas dengan burung hantu yang sama dan agar tidak usah buru-buru membalas -bisa jadi kita diawasi, itu saja. Dan- kuharap aku tidak usah menambahkan hal lain kan?".

Sirius memandang Remus, "Apa maksudmu?".

"Lenganmu kenapa?-", ujar Remus bertanya balik.

"Tidak ada apa-apa-", jawab Sirius, buru-buru menarik tangannya dari meja.

Remus menatap sahabatnya dengan curiga,
"Kau tidak akan menyembunyikan nya kalau lenganmu baik-baik saja, sejak kapan kau menyembunyikan sesuatu dariku, mate?".

Sirius kelihatan serba salah, "Sungguh, aku tidak menyembunyikan apapun darimu".

"Apa Dumbledore memintamu merahasiakannya?".

"Tidak- er- maksudku- iya".

Cara Remus menatap Sirius sudah seperti auror yang sedang mengintrogasi tersangka pembunuhan, kemudian dia berdiri dan memutari meja.
Langsung saja Sirius ikut melompat berdiri dan berjalan mundur ketika Remus mengejarnya, namun keberuntungan nampaknya sedang tidak berpihak kepada Sirius. Pada akhirnya punggungnya menabrak tembok dan dia tersudut, tapi dia masih berusaha menyembunyikan lengan kirinya.

"Berikan lenganmu-", pinta Remus, biasanya dia tidak pernah kalah berdebat dengan Sirius, dan tidak juga kali ini.

"Apa gunanya?-", kata Sirius masih mencoba mengelak.
Kini Remus menarik paksa lengan sahabatnya itu, dan setelah perjuangan yang singkat dia berhasil.

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang