Ch. 3

526 78 32
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)


S

irius tidak sadar bahwa dia berteriak cukup keras ketika rasa sakit yang sama sekali asing melanda lengan kirinya selama beberapa detik, dia melihat tanda kegelapan itu menghitam, dan si ular jelek menggeliat-geliat seolah ingin segera bertemu dengan pembuatnya.

"Sirius!", pekik Harry, mencengkeram bahu Sirius penuh kekhawatiran.

"Ada apa?- apa yang terjadi?-", kata Remus yang baru saja masuk, pandangannya berpindah dari wujud Severus kepada Harry -yang terlihat cemas dan dia mengerti siapa sebenarnya Severus yang ada didepannya, "Sirius!- tanda kegelapan mu terbakar".

"Tanda kegelapan Snape", koreksi Sirius, menggenggam lengan kirinya sendiri menahan sisa rasa sakit, sementara dia berpikir, apa yang harus dia lakukan?.

"Tapi- itu tidak mungkin, dengan polyjus kau bisa memiliki tanda itu namun seharusnya hanya itu. Semestinya itu tidak bisa berfungsi ketika-".
Remus menutup mulutnya karena Sirius melepas tangan Harry dari pundaknya dan mendekat,
"Simpan teori mu itu, Remus, aku harus pergi sekarang-".

"Tanpa rencana?-", pertanyaan itu datang dari Harry. Sirius berbalik, memang selama ini anak yang bertanya itu melakukan aksi nya dengan rencana yang matang?.

"Dengar-, Voldemort bisa memanggil pelayan nya di tengah malam buta sekalipun, dan aku tidak yakin apakah Snape sempat mengetuk pintu Dumbledore sebelum pergi", ujar Sirius, dia tau Harry bertemu Voldemort semalam, dia mengerti kekhawatirannya, "Aku akan baik-baik saja, aku berjanji".

Ketika Sirius berputar, Remus berucap, "Tapi apa yang akan kau katakan kepada Voldemort nanti?-".

Sirius mengangkat bahunya, "Mungkin- beberapa prediksi dan tebakan" -yang tidak akurat, dia menambahkan dalam hati.

Tidak ada yang menanggapi, maka Sirius menepuk kepala Harry, "Aku harus bergegas, aku pun tak yakin apakah Snape biasa datang terlambat",
dan ketika dia menepuk pundak Remus, sahabatnya itu berkata, "Hati-hati, mate-".

Sirius mengangguk, menyaut sebotol penuh polyjus dan segera meninggalkan rumah.

•••

Dari luar, Malfoy Manor yang seharusnya gagah itu malah terlihat suram meski di waktu siang seperti ini, Sirius menenggak seperempat isi botol dan sedikit mengernyit karena rasanya, lantas mulai berjalan memasuki manor.

Sudah tak ada lagi tanda-tanda kedatangan para Pelahap Maut, bahkan suasananya seperti tidak ada seorang pun disana.

Dengan insting anjing yang dimilikinya, serta kemampuan mendeteksi gelombang sihir hitam, Sirius bisa merasakan dimana orang-orang sedang berkumpul.

Dalam hatinya bertanya-tanya, mengapa Voldemort mengumpulkan para Pelahap Maut nya di kediaman Malfoy?. Sementara yang Sirius ketahui, kedua belas Pelahap Maut yang mengacau di Kementerian tadi malam berhasil ditangkap -kecuali Bellatrix.
Itu artinya, Lucius Malfoy masuk dalam hitungan.

Lucius Malfoy di Azkaban sekarang, apakah Voldemort telah mengambil alih Manor ini?, entahlah.

Pemikiran yang berpusing di otak Sirius selaras dengan langkah kakinya dan dia sampai di ruangan -yang sepertinya ruang makan -dengan beberapa lukisan dan perabot perak indah serta perapian yang cukup mewah, juga sebuah meja persegi panjang yang berada ditengahnya.
Beberapa kursi kosong dan yang lainnya telah diisi oleh para ular Voldemort, sedangkan sang pemimpin sendiri belum terlihat.

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang