bab 21

7 2 2
                                    

Happy reading 😊😊😊

"Panas banget" Karen mengibaskan topinya didepan mukanya yang sudah memerah akibat kepanasan.

Disinilah kami di gubuk yang ada di tengah tengah kebun milik nenek Vita untuk beristirahat.

"Sabar atuh neng" jawab Niel yang juga kepanasan. Nenek Vita datang sambil membawa buah yang tampak segar

"Ayo dimakan buahnya" nenek Vita meletakkan piring buah di tengah kami. Kami langsung berebutan mengambil buah tersebut.

"Seger" ucap Digo memakan habis buah di tangannya lalu mengambilnya lagi

"Setelah ini kita kau panen apa nek?" Tanya ku

"Panen stoberi sama anggur tapi kebunnya gak lebar jadi kalian bagi 2 aja ya" jelas nenek

"Siap nek" ujar kami kompak dengan ke 3 temanku siapa lagi kalau bukan Nina, Karen, dan Vita

"Kompak sekali kalian" ujar nenek kami hanya tersenyum malu malu

Setelah istirahat kami bergegas membagi diri. Aku dan Karen menuju kebun anggur dan Nina dan Vita ke kebun stroberi memang kebunnya tidak luas dan saling berhadapan.

"Wow keren banget" ucapku takjub melihat terowongan anggur yang menggantung berwarna hitam dan hijau

"Gue ini ngelihat pokok anggur" ucap Karen terpana

"Selfi kuy" ajakku mengeluarkan hpku dari saku

"Kuy" aku dan Karen berfoto dengan banyak gaya hingga intrupsi Rafa menghentikan kami.

"Kerja" ucapnya tegas dan singkat membuat kami kesal

"Iya" ucapku singkat lalu menggunting anggur. Sesekali aku memakannya rasanya manis banget salut aku sama nenek Vita bisa ngurus kebun seluas ini buah naga, stoberi, anggur daebakkkk.....

"Woii yel jangan Lo makan semua nanti habis" celutuk arka tertawa pada Niel yang sedang memakan anggur membuat kami juga ikut tertawa

"Gak papa lagi manis banget nih anggur" ucap niel menghiraukan arka. 

Aku kembali fokus memetik buah anggur lalu meletakkannya di keranjang gak kusadari ternyata Karen sudah jauh didepan di depan ku tampak sedang melompat lompat menggapai anggur hingga Rafa datang mengambil anggur yang diincar Karen lalu memberikannya kepada Karen.

Karen hanya tersenyum mengucapkan terima kasih diangguki Rafa lalu kembali ke posisinya awal.

Kenapa aku ngerasa ada yang beda ya?? Perasaan yang ku tepis jauh jauh

"Sa ulet bulu sa" teriak Niel aku langsung menjauhkan tangan ku lalu menatapnya

"Mana yel mana?" Tanya ku hampir menangis

"Itu di bahu Lo" aku menatap bahu kanan ku dan bener saja ada ulet di pundak ku 

"Haaa...ulattt..." Teriak menangis

Arka datang lalu membuang ulat dipundak ku

"Itu mah ulet biasa bukan ulet bulu dodong" tegur arka pada Niel

"Sama aja" Niel cuek lalu tertawa

"Lo nangis sa?" Selidik arka aku menggeleng tapi menghapus jejak air mataku membuat arka tertawa terbahak bahak, tawa Niel semakin membuncah bahkan Brevan juga ikut tertawa puas sedangkan Rafa aku tak peduli

"Nyebelin banget sih Lo" aku memukul lengan arka bertubi tubi bukannya kesakitan dia malah semakin mengencangkan tawanya. Hilang niatku berterimakasih karena nolongin tadi. Sudah kubilang kan arka tak ada bedanya dengan Toni dan Rafa. Ya Tuhan ampuni anak mu ini yang tak tau berterimakasih sekali ini aja ya..

ReFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang