bab 23

6 0 0
                                    

Happy reading 😊😊😊





"Anak anak selamat datang di semester 2" sambut pak Dius. Kami bertepuk tangan meriah

"Baiklah bapak tak perlu perkenalan lagi kan?" Pak Dius basa basi

"Tak perlu lah sudah hapal saya nama bapak" teriak Niel

"Niel..Niel kamu memang tak berubah" pak Dius menggeleng kepalanya

"Iya lah pak emang saya power ranger" kami hanya mengangguk

"Sudah sudah sekarang kalian udah semester dua tetap tingkatin semangat belajarnya" pesan bapak Dius

"Iya pak" kami serentak satu kelas

"Baiklah kalian semua bisa keluar"

"Yeeeee freeclas" seru Jona mengangkat tangannya seperti memenangkan suatu lomba

"Eh siapa bilang, kalian keluar dulu roker bangku" ucap pak Dius mematahkan semangat

"Yahhhhh" aku menghela napas

"Kenapa Lo?" Albert menatapku

"Gue gak mau pisah sama Lo udah PW" ucapku lesu

"Sabar yank" ucapnya tertawa aku mendengus mendengarnya.

Kami semua keluar dari kelas berbaris di koridor. Semua anak laki laki masuk terlebih dahulu lalu diatur kan oleh pak Dius. Aku sudah harap cemas berdoa supaya aku bisa sebangku dengan Albert lagi.


Giliran kami masuk kedalam kelas betapa tertohok nya aku ketika melihat Albert sebangku dengan Rani yang 100% suka sama dia. Aku berdiri di depan kelas menunggu arahan pak Dius.

"Resa kami duduk di samping rafa" aku menatap Rafa sedikit terkejut wajahnya datar seolah olah tak ada hal yang terjadi. Aku melangkahan duduk di bangku sama dengan Rafa.

Seketika keadaan menjadi canggung tak ada obrolan bahkan sapaan hanya keheningan yang mampu membuat jantungku berdetak berkali kali lebih cepat bahkan setelah pak Dius bercerita pun masih sama hening.

Aku bisa melihat dari sudut mataku Albert dan Rani, senyum Rani menatap Albert yang dibalas dengan senyuman pula. Hati ini rasanya sesak ingin cepat cepat keluar dari ruangan yang tak beroksigen ini.

"Pak saya izin ke toilet pak" pak Dius mengangguk

"Pak saya juga pak" Nina ikut ikutan permisi

Kami keluar dari kelas aku langsung menghirup udara luar menimalisir sesak ku tadi.

"Kenapa sa?" Nina memegang bahuku

"Gak tau gue ngerasa sesek aja min liat Albert bareng Rani trus perut gue juga kayaknya maag deh karena belum sarapan sakit" jujur ku setelah sampai di kamar mandi

"Resa itu cuma sebangku santai aja lagi, Lo ke UKS deh yuk gue anterin" ajak Nina

"Gak usah gue sendiri aja izinin gue ya nin" diangguki Nina

"Tapi Lo yakin?" Tanya nya masih dengan ragu aku mengangguk menyakinkan. Kami berpisah di koridor.

Aku berjalan dengan pelan Tak sengaja berpas-pasan dengan bang Angga

"Kenapa sa?" Bang Angga tampak khawatir

"Gak papa kok bang cuma sakit perut" berusaha tersenyum

"Gue anter ya" tawarnya

"Gak usah bang gue sehat kok lagian kan yang sakit itu perut gue bukan kaki jadi bisa jalan" aku cengengesan di depan bang Angga agar terlihat sehat dan baik baik saja.

ReFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang