A |

1K 166 9
                                    

Aswangga's POV


Jakarta, Agustus 2018.

"Kamu coba deh buat janji lagi sama game developer-nya buat presentasi hasil lagi, soalnya menurut saya tipe unitnya masih bisa ditambah buat option," ucapku sembari mengembalikan beberapa berkas yang dibawakan oleh Iman— Personal Assistant-ku. Hygen Kamajaya perusahaan yang aku pimpin ini sedang bekerjasama dengan developer game ternama dari Perancis untuk membuat mobile game berbasis android dengan tajuk salah satu SUV Sport Hygen terbaru untuk ajang promosi sekaligus merambah pasar baru di mana kami sudah mencapai Jepang dan Korea. Tiga bulan kebelakang aku cukup disibukkan dengan pembukaan Hygen di Korea dan Jepang juga di beberapa kota di Indoensia, serta pembuatan mobile game ini agar bisa keluar setelah SUV Hygen Sport terbaru rilis.

"Baik, Pak. Bapak hari ini ada meeting dengan Pak Sultan buat GIIAS di ICE bulan depan, nanti jam 2 di kantornya," Iman membuat tulisan pada layar tablet yang dibawanya sejak tadi menghadapku.

Oh! Aku hampir saja lupa dengan acara yang satu itu, pameran otomotif berskala internasional yang sudah mendapat pengakuan internasional melalui Organisation Internationale des Constructeurs d'Automobiles (OICA) juga akan diikuti oleh Hygen untuk mempromosikan SUV Sport terbaik kami, Hygen sudah aktif ikut pameran ini sejak tahun 2015. Dengan rajin mengikuti pameran ini syukur-syukur Hygen bisa kami bawa untuk ikut pameran otomotif dunia seperti North America Internasional Auto Show atau International Automobile Exhibition. Itu jelas impian besar milikku untuk Hygen.

"Oh, iya. Tapi selesai itu saya free, kan? Saya mau ketemu Pak Tian tolong dibuat janji dulu ya Man," pintaku kepada Iman untuk menghubungi pengacara yang aku minta untuk membantu Tasya dalam proses perceraiannya dengan Gian.

Anastasya— wanita yang selalu terlihat sempurna untukku, at least in my own eyes. Pertemuan pertama dengannya di Negeri Singa sana membawa hatiku kepada dunia yang lain, aku tidak bisa melihat wanita manapun lagi setelah bertemu dengan manusia bernama Anastasya itu. Sayangnya, wanita itu justru sudah terikat dengan lelaki yang sangat dicintainya, entah ini disebut nasib buruk atau baik, namun aku tetap menjadikan pertemuanku dengan Tasya adalah sebuah kesyukuran karena aku bisa merasakan yang namanya jatuh dengan cinta sedalam dan setulus ini.

Wanita itu dua bulan lalu membawa kabar bahwa dia akan bercerai dengan lelaki yang sudah bersamanya belasan tahun. Aku diambang perasaan duka dan bahagia di satu waktu yang menurutku tidak layak aku rasakan, merasa berdosa karena sempat timbul perasaan meledak bahwa wanita yang aku kagumi sejak lama kini akan tak terikat dengan siapapun lagi. Tapi rasanya melihat tatapan nelangsa yang tidak bisa disembunyikan oleh wanita itu membuat perasaan meledak itu menjadi perasaan duka, seolah aku yang sedang terluka, begitu dalamnya perasaanku untuk Tasya sampai aku bisa merasakan apa yang dia rasakan.

Dan kemarin Tasya meminta pertolonganku untuk menghubungi seorang pengacara yang bisa membantunya mengurus perceraian mereka, dengan alasan dirinya yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus hal-hal yang pastinya akan menyibukkan dan mengambil banyak waktunya, tapi entahlah itu mungkin hanya alibinya saja, bisa jadi Tasya memang masih sulit melakukan perpisahan ini. Setahuku beberapa hari lalu berkas perceraian mereka akhirnya resmi masuk ke pengadilan agama dan informasi terakhir yang aku dapati dari Pak Tian, surat penggilan sidang cerai pertama akan segera dikirimkan sekitar seminggu ke depan. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku ikut sibuk dengan urusan perceraian mereka, ini semata-mata karena aku ingin memantau jikalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Pak Tian memang aku minta untuk selalu update progress perceraian mereka karena aku butuh tahu keadaan Tasya nantinya, wanita itu sedang berduka dan kesakitan, dan aku tidak mau membiarkan dia sendirian.

Erotema [Short Stories] | CompletedWhere stories live. Discover now