"Misi"

41 12 2
                                    

Selang dua hari lamanya, aku dan Alf menjalani sisa-sisa waktu. Alf masih tetap tinggal dipersembunyiannya, sedangkan diriku, aku masih tak bisa bergerak dan tetap lumpuh total.

Zat ketahanan tubuh yang telah diberikan Rino melalui air kopiku, sepertinya masih tetap berfungsi dan aktif dalam tubuhku. Hingga sampai saat ini, aku masih mampu bertahan, walaupun tanpa asuppan nutrisi.

Dalam beberapa hari ini, Alf juga sesekali keluar, selain mencari tahu tentang keberadaan Rino, Alf juga menyempatkan diri mengamati serta mengawasi orang-orang yang tinggal di area pemukimannya.

Tidak ada sama sekali hal-hal yang mencurigakan. Aktivitas manusia terlihat biasa-biasa saja. Tetap berlangsung normal, berjalan seperti hari-hari sebelumnya.

Anehnya, sejak menghilangnya Rino dari alat pendeteksi Alf, keberadaan Rino sama sekali belum ada tanda-tanda kemunculan sedikitpun. Aku dan Alf pun sungguh bingung, gerangan apa yang sedang direncanakan oleh Rino?

(Beberapa jam kemudian)

Hari pun semakin gelap dengan suasana malamnya, terlebih lagi dengan ruang persembunyian Alf. Sembari mencari tempat pembaringan yang pas, Alf menaikkan daya cahaya dari tubuhnya. Sontak, ruang persembunyian pun menjadi terang dan jelas.

Tidak lama, selang beberapa menit saat berniat beristirahat sejenak, alat pendeteksi Alf pun tiba-tiba bekerja dan langsung menyala. Titik berlian yang menandakan keberadaan Rino, langsung menunjukkan titik lokasi di mana Rino sedang bergerak dan beraktivitas.

"Alf.. Alf.." Respon Alf.

"Hah.. Ada apa Alf!" Sahutku saat terkejut dari rasa kantuk yang sempat menguasai.

"Alf.." Jelas Alf, sembari memberitahukan kemunculan Rino, lengkap dengan lokasinya.

"Ayo Alf.. Kita bergegas! Kemungkinan besar, jika Rino sekarang sedang membawa pesawat kita. Mudah-mudahan kita bisa segera mendapatkan alat penyembuh itu." Harapku kepada Alf, dengan bersemangat.

"Alf.. Alf." Respon Alf, sembari beranjak meninggalkan tempat persembunyian, lalu menuju lokasi di mana Rino sedang berada.

Setelah berjalan cukup lama, Alf akhirnya memasuki area lapang yang tidak jauh dari sekitaran air terjun dan tempat dimana pesawatku berada.

Sembari tetap waspada dan berhati-hati, Alf berjalan merangkak dan terus menyelinap di antara lebatnya hamparan ilalang. Menjaga pergerakkan, agar tidak membuat kumpulan ilalang bergerak kacau. Secara perlahan, Alf terus mendekati, sampai mendapatkan jarak pandang yang tepat.

Tidak lama kemudian, Rino terlihat bersama pesawatku yang tidak jauh dari posisinya berdiri. Hal yang mengejutkan aku dan Alf, adalah terlihatnya sosok manusia yang tidak asing dalam ingatanku. Ya.. Ternyata dia lagi! Ujarku sembari berusaha mengingat.

Manusia itu sudah tiga kali memasuki area ini. Ada apa dengannya? Berani-beraninya ia memasuki area ini, tanpa memikir akibat buruknya. Disisi lain, aku sungguh takjub dengan keberaniannya. Namun juga sungguh heran dengan kebodohannya yang mencari kematiannya sendiri. Nampaknya, ia terlihat lemah tertatih-tatih, seakan hampir tak berdaya sama sekali.

"Alf.." Respon Alf bersimpati.

"Tenang Alf! Kita hanya bisa mengawasi serta mengamatinya." Ujarku menenangkan Alf.

Manusia itu terlihat sangat lelah, sampai ia pun tiba-tiba terjatuh begitu saja. Tidak jauh dari posisinya berada, tubuh Rino yang bercahaya itu seolah bergerak mengetahui kedatangannya. Sepertinya, Rino benar-benar telah mengetahui kedatangannya.

Sembari menggerakkan tangannya, seolah menyebarkan zat itu ke udara, Rino pun langsung beranjak dari posisinya lalu bergerak mendekati manusia yang terkapar tak berdaya itu.

the Son of Borneo [Selesai], (Pusing, Jangan BACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang