"Tidur"

85 27 2
                                    

Aku tiba-tiba tersadar dan merasa hidup kembali. Sembari membuka mata, sesekali mengedipkannya, perlahan-lahan penglihatanku pun kembali normal.

Apakah aku sudah mati dan berada dalam alam lain? Fikirku cemas.

Hmm... Sepertinya, sekarang aku memang sedang berbaring dalam kamarku? Ya..! Sepertinya memang begitu. Fikirku heran.

"Syukurlah.. Ssss huhh.." Ucapku, seraya mengurut tengkuk yang penat, lalu menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya kembali. Merasa sangat lega, jika yang ku alami ternyata hanyalah mimpi buruk.

"Huhh..! Mudah-mudahan ini adalah yang terakhir." Gumamku.

Aku benar-benar bingung. Apakah semua ini dikarenakan perasaanku yang tidak nyaman? Mungkinkah karena saking lelahnya aku berfikir dalam perasaan malu itu? Ya sudahlah..! Yang pastinya aku cuma bermimpi, dan bukanlah kejadian yang nyata.

Setelah perenungan panjang, saat ingin beranjak dari tempat tidurku. Di saat aku mencoba untuk bergegas, ternyata, tubuhku terasa begitu lemas. Aku hampir tak mampu untuk mengangkatnya, sepertinya, memang benar-benar tidak bisa dipaksakan.

Aku berusaha menenangkan diri, sejenak berfikir jernih. Sempat terdiam beberapa detik, di antara pertanyaan dan kekhawatiran.

"Jika begini keadaannya, lebih baik aku tetap berbaring saja." Gerutuku, sembari kembali ke posisi semula. Lalu mengatur posisi yang nyaman.

Tidak lama kemudian, setelah menyerah dengan kondisi tubuh yang lemas, dari balik sekat kamar, nenek tiba-tiba muncul. Berjalan pelan, seraya membungkuk. Sepertinya, ia mengantarkanku sepiring makanan. Aku sungguh tidak mampu berbuat apa-apa, aku hanya bisa berbaring, dengan kondisi yang masih lemah.
Kelihatannya, nenek kembali akan membantu dan menyuapkan aku lagi.

Tangan renta yang bergetar, beriring dengan getaran sendok, yang berisikan sayur karuang dan nasi pulen (Sayur ka'ruang terbuat dari pucuk singkong, yang ditumbuk sampai hancur. Lalu direbus dengan bumbu rempah, beserta santan kelapa). Sedikit demi sedikit, telah tersuguhkan ke dalam lambungku, walaupun harus mengunyah secara lamban, sangat pelan. Setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya, aku pun berhasil menghabiskannya.

Setelah selesai melahap hidangan nenek. Ia pun kembali membantuku, mengatur posisi kepalaku, kemudian mengangkatnya perlahan. Tidak lama setelah itu, nenek memberikanku secangkir air bening dari anak sungai yang jernih.

"Cukup nek..!" Ucapku dengan nada yang lemas, sembari menyodorkan gelas ke arah nenek.

"Habiskan..! Sisa sedikit lagi." Ujar nenek kembali mendekatkan cangkirnya ke arah bibirku.

Akhirnya, aku pun menghabiskan satu gelas air bening tersebut.
Setelah menyudahinya, nenek kemudian membereskan sedikit remah-remah, sisa makananku yang sempat terjatuh ke lantai.

"Istirahat saja dulu, sampai kamu memang benar-benar pulih..!" Ujar nenek dengan suara pelannya, sembari memungut beberapa remahan nasi.

"Iya nek.." Sahutku.

Nenek pun kembali beranjak keluar kamar, sesekali bergetar dengan jalan membungkuk.

Sebenarnya, aku masih sangat bingung dengan apa yang terjadi padaku, bahkan dengan mimpi buruk yang telah ku alami. Pertanyaan besar ini, masih belum terjawab untuk pikiranku yang lelah. Ku harap, aku bisa mendapatkan penjelasannya. Yang pasti, sekarang aku berharap agar bisa kembali pulih, dan memiliki tenaga lagi. Aku yakin, paman dan nenek akan menjawab kebingungan ini. Sungguh, hari yang sangat melelahkan, menyiksa batin dan menguras otak.

Setelah selesai menyantap makanan yang disajikan nenek, aku kemudian kembali beristirahat dan berusaha menenangkan pikiran.

"Semoga aku tidak bermimpi buruk lagi." Gumamku seraya memejamkan mata.

Tidak lama, setelah aku menutup mata. Tiba-tiba aku mendengar suara jeritan yang samar, sepertinya terdengar dari arah samping betang. Mungkin cukup jauh jaraknya, sehingga suara tersebut tidak begitu jelas. Tapi rasanya, suara itu tidak asing di telingaku. Teriakannya terdengar seperti orang kesakittan, kadang merintih, meraum, menangis dan kadang juga tertawa. Sungguh aneh, sebelumnya aku tidak pernah mendengar hal semacam ini di sekitar rumah.

Kurang lebih beberapa menit lamanya, suara itu pun tidak terdengar lagi.
Apakah ini cuma halusinasi saja? Fikirku heran. Mungkin hal ini dikarenakan kondisi tubuhku yang tidak sehat? O iya..! Aku baru ingat. Apakah mungkin semua kejadian ini karena pengaruh suntikkan itu? Kata pak guru berwajah kotak. Menurut pengalaman yang sudah-sudah, sebagian dari mereka, juga ada yang pernah mengalami sakit. Setelah disuntik, tidak lama kemudian, mereka merasakan demam, meriang dan kondisi tubuh menjadi lemas. Orang asing itu juga pernah bilang, bahwa vaksin yang mereka suntikkan, akan memberikan efek samping. Tetapi, hal itu adalah hal yang normal, tidak apa-apa, dan tidak lama juga akan sembuh dengan sendirinya. Mungkin saja, jika pada saat ini, aku mengalami gejala tersebut. Ya..! Mungkin saja. Mimpi buruk, badan terasa lemas, demam dan berhalusinasi. Semuanya adalah bagian dari efek sampingnya. Fikirku keras.

Tapi? Di mana Gerut dan Pepe ya? Sepertinya tidak pernah muncul dan terdengar suaranya. Hmm.. Biasanya, mereka paling dominan dalam berbicara dan menampakkan wujudnya. Aah..! Dari pada memikirkan sesuatu yang tidak jelas, lebih baik aku beristirahat saja. Cepat sembuh dan kembali pada kehidupan semula.

"Selamat tidur Tik..! He.." Gumamku, sambil memejamkan mata, seraya tersenyum.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya aku pun tertidur pulas.

the Son of Borneo [Selesai], (Pusing, Jangan BACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang