"Lu yakin nggak mau mampir ke mana-mana lagi? Tumbenan," kata Margareth sambil tetap fokus pada jalan di depan. Kedua tangannya memegang setir.
"Malas," kata Marigold, juga menatap depan. "Lu seharusnya tau kalau teman-teman gua ternyata toxic semua. Udah pernah cerita kan gua?"
"Oh, karena itu?"
"Iya, lah. Emang lu sendiri betah kalau hang out sama anak-anak toxic?"
"Lu tau jawabannya."
"Nah, makanya. Gua nggak punya teman lagi di kampus."
"Kasihan."
"Kayak lu punya aja."
"Punya, lah. Gua udah temenan sama beberapa anak kampus luar malah."
"Gila, sejak kapan Maggie jadi anak yang suka bersosialisasi gini?"
"Shut up. I'm still the same."
"Terus?"
"Nggak tau, tiba-tiba udah berteman aja gua."
Marigold tak membalas lagi. Dia dan Margareth adalah saudari kembar dengan sifat yang sangat bertolak belakang. Margareth yang lebih dulu lahir lebih menyukai hal-hal yang berbau tomboy dan cenderung cuek dengan penampilan dirinya. Marigold sebaliknya, dan dia sangat memperhatikan penampilan. Tampak dari wajahnya yang dirias tipis dan rambut bergelombangnya yang lebih rapi daripada milik Margareth. Keduanya memiliki sifat tertutup, hanya saja Marigold masih ingin berteman. Sedangkan Margareth benar-benar tidak tertarik untuk bersosialisasi. Hampir semua anak mendekatinya terlebih dahulu, lalu dia akan menyeleksi. Karena itulah jumlah teman Margareth semasa SMA dapat dihitung dengan jari.
Sesampainya di tempat tujuan – kampus Marigold, Margareth menghentikan mobil.
"Makasih, kakak kembar tersayang," kata Marigold sambil tersenyum manis, lalu membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Tangannya yang bebas menenteng jaket kampusnya.
"Bodo. Buru, ah! Udah tau kerkol bukannya gercep."
"Iya, iya, bawel." Marigold menutup pintu dan melangkah menuju gerbang masuk kampusnya. Sesaat Margareth mengikutinya dengan mata, lalu dering ponselnya mengalihkan perhatiannya. Dia mengambilnya dan menatap layarnya. Senyumnya terkembang ketika mendapati notifikasi dari seseorang.
Alan: Halo, Alan kembali menghubungi
Lantas Margareth membuka notifikasi itu dan membalas pesannya.
Margareth: Halo, Margareth membalas
Alan: Hari ini balik kan lo?
Margareth: Cie tau aja
Alan: Iyalah, kan gw slalu update tentang keadaan mba Margareth
Tawa Margareth meledak, lalu dia mengetikkan balasan.
Margareth: Awww gua diperhatiin. Terharu deh
Alan: Awww dia terharu
Margareth: Udah ngapa, ini gua lagi di mobil abis nganter Goldie
Alan: Lah katanya mau balik?
Margareth: Ya iyaaa tapi gua nganter adek sengklek gua duluuu
Alan: Ow oke
Alan: Safe ride ya :)
Margareth: Siyapp adek ganteng gua
KAMU SEDANG MEMBACA
GAP
RomancePertemuan Margareth dengan Ravel, sang wakil ketua UKM Musik membawanya kepada hal-hal yang tak diduga, tepatnya setelah kecelakaan maut itu terjadi dan merenggut memori Ravel selamanya. Hal ini membuat hubungannya dengan Alan, seorang siswa dari SM...