03

1.1K 228 11
                                    

"Lia, ayo sini! Kok kamu diem aja disitu?" Sehun mengernyit bingung melihat putrinya yang tiba-tiba berhenti berjalan dan malah terdiam mematung.

Lia takut. Lia takut kalau ibunya akan mengamuk dan marah-marah kepadanya seperti tempo lalu saat ia dan ayahnya datang untuk menjenguk. Bukannya takut karena terlihat seram, tapi takut kalau ia akan menangis melihat sang ibu yang terlihat begitu menderita.

Lia pernah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan pernah menangis lagi apapun keadaannya. Jadi, bagaimana bisa ia menangis di depan ibunya? Sangat memalukan, pikirnya.

"Ayo sini, Lia." Sehun mendekat, lalu menggenggam pergelangan tangan Lia. "Jangan takut ya, kan udah sama papa."

Tatapan lembut sang ayah, seakan-akan membuat Lia tidak bisa lagi untuk menolak, ia pun mau tidak mau mengangguk.

"Nah gitu dong, ayo masuk."

Pintu ruangan dibuka secara perlahan, dan seketika Lia merasa sangat ketakutan dan merinding.

"Sayang, aku sama Lia dateng nih.."

"Eh, nyonya sedang tidur," ujar seorang perawat yang sedang berada di dalam ruangan. "Perlu saya bangunkan?"

"Eh, nggak usah, biarin aja tidur."

"Oh yasudah, saya keluar dulu ya."

Sehun mengangguk.

Setelah sang perawat keluar dari ruangan, Sehun dan Lia berjalan mendekat ke tempat tidur.

Sehun duduk di kursi yang ada tepat di sebelah tempat tidur, tangannya terulur mengusap-usap lembut rambut halus sang istri. "Sayang, kamu tau nggak? Aku kangen banget keluarga kita yang kayak dulu. Dimana aku, kamu, dan anak kita, Lia, ketawa bareng-bareng."

Diam sebentar.

Bahu Sehun nampak bergetar. "Kamu jangan kayak gini terus dong, aku pengen kamu yang dulu balik lagi.. aku.."

Lalu tangisan pun pecah.

Sehun tidak bisa menahan tangisannya karena melihat sang istri yang terlihat begitu menderita.

Lia hanya bisa berdiri mematung. Hatinya terasa sesak, ingin berteriak, tapi tidak bisa. Yang hanya gadis itu bisa lakukan adalah terdiam.

Terdiam menyaksikan begitu banyaknya perderitaan yang ada di dalam hidupnya.

Kapan ia akan bahagia?

⭑⭑⭑⭑

Lia memilih keluar dari rumah sakit, ia saat ini sedang duduk di bangku taman rumah sakit. Tempat ini begitu sepi, maka dari itu ia senang berada di sini.

Tempat yang sepi adalah tempat yang penuh dengan ketenangan.

"Nak."

Lia agak terkesiap, ia menoleh ke arah sumber suara. Di belakangnya berdiri seorang nenek tua, dilihatnya juga nenek itu melemparkan senyum padanya.

"Kamu kenapa sendirian disini? Dimana orang tuamu?"

Lia diam sejenak. Ia ingin membalas pertanyaan nenek itu dengan bahasa isyarat, tapi, akankah nenek itu mengerti apa yang ia maksud?

"Oh.."

Nenek itu ber-oh. Lia mengernyitkan keningnya karena kebingungan.

"Kamu pakailah bahasa isyarat, nenek bisa mengerti kok."

Senyuman tipis terulas di wajah Lia, gadis itu mengangguk paham. Lalu, ia mulai menggerakkan tangannya. "Aku kesini bersama ayahku untuk menjenguk ibuku yang sedang sakit."

Nenek itu mengangguk-ngangguk setelah memahami apa yang Lia maksud. "Oh begituu.. lalu, apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku tidak ingin berlama-lama melihat ayahku yang menangisi ibuku, aku takut aku akan ikut menangis juga.."

"Hm? Apa salahnya dengan menangis?"

Lia menggeleng kuat-kuat, ia menatap tajam si nenek. "Aku sudah berjanji tidak akan menangis apapun yang terjadi! Lagipula, menangis bisa membuatku terlihat lemah! Aku tidak mau diriku yang serba kekurangan ini juga sangat lemah."

Nenek terkekeh pelan, kemudian beralih duduk di sebelah Lia. Ia mengusap-usap lembut puncuk kepala gadis di sebelahnya itu. "Nak, semua orang mempunyai kekurangan dan kelebihan."

"Tapi aku tidak mempunyai kelebihan!"

"Siapa bilang? Kamu punya banyaaakkk kelebihan!!"

"Hah? Jangan berbohong!"

Nenek kembali terkekeh, dan tangannya masih setia mengusap-usap lembut puncuk kepala Lia.  "Nenek tidak sedang berbohong."

Hening sejenak. Lalu beberapa detik kemudian, nenek kembali melanjutkan ucapannya.

"Kamu tau? Kamu adalah gadis terkuat yang pernah nenek temui di sepanjang hidup nenek."

.

.

a-aku gak pandai buat yang nyesek-nyesek :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a-aku gak pandai buat yang nyesek-nyesek :')

janlupa vote!

SILENT - Lia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang