Kedua siswi SMA yang baru saja berlari itu mengatur napas dengan ngos-ngosan. Yeji bisa melihat raut wajah khawatir Lia, gadis itu juga mengecek apakah ia baik-baik saja
Yeji tiba-tiba merasa bersalah atas semua yang telah ia lakukan kepada Lia. Gadis yang telah menyelamatkannya ini, Yeji tidak tau harus bagaimana caranya berterima kasih.
Katakanlah ia terlalu dramatis, tapi perlakuan buruk yang sudah Yeji berikan pada Lia sangat banyak.
Misalnya saat SD, ia selalu menganggu Lia dengan menggunakan jebakan-jebakan yang ia buat bersama teman-temannya. Saat SMP, bahkan Yeji pernah mengunci gadis itu di dalam gudang.
Yeji menghela napas gusar, begitu banyak perlakuan buruk yang ia berikan pada Lia. Namun gadis itu masih tetap mau menolongnya.
"Hey.."
Lia menolehkan kepalanya, ekspresi wajahnya seolah-olah bertanya, "Apa?"
Yeji menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal, bingung harus berbicara apa. "Umh.. g-gue, gue-- never mind."
Nyatanya kebanyakan manusia selalu mementingkan gengsi dan ego daripada kerendah hatian. Yeji memilih mengurungkan niatnya untuk meminta maaf.
"Y-yaudah, kalo gitu gue pulang dulu ya."
Lia mengangguk sebagai jawaban, toh hari sudah semakin sore.
⭑⭑⭑⭑
Keesokan harinya di sekolah, Lia sedang berjalan di koridor untuk menuju ke kelasnya.
Seperti biasa, semua orang yang Ada disana selalu berbisik tentangnya. Padahal ia tidak tau apa kesalahannya. Tapi Lia harus tetap bersikap tenang dan tidak peduli.
"Cepetan jalan ke kelas. Lo kuat banget dah dengerin nyinyiran orang." Hyunjin tiba-tiba sudah ada di sebelah Lia.
Lia hanya menoleh sekilas, lalu pandangannya kembali menatap lurus ke depan. Sebenarnya, ia sudah terbiasa dengan semua ini, maka dari itu ia tidak merasa terganggu sedikit pun.
"Eh gila, Hyunjin, si pangeran sekolah, jalan sama cewek bisu?!"
"Anjay, gila banget dah!"
"Si bisu pake pelet apaan sih? Cantik aja kagak ewh! Mana cacat lagi."
Hyunjin yang merasa namanya disebut langsung melemparkan tatapan sinis kepada orang-orang yang ada disana. Kemudian setelah itu ia menepuk bahu Lia, yang langsung membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
Lia tiba-tiba menjadi takut. Bagaimana kalau Hyunjin memarahinya?
Hyunjin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Alih-alih memarahi Lia, ia malah bertanya, "pagi-pagi gini kok anjing pada ribut sih?"
Seketika saat itu juga semua orang yang ada di sekitar sana langsung bungkam tak bersuara.
Hyunjin hanya bisa tertawa melihat respon orang-orang terhadap perkataannya barusan, setelahnya ia kembali meneruskan jalannya menuju ke kelas.
Sedangkan Lia masih diam di tempat dan melihat sekeliling koridor yang kini sudah mulai sepi. Sarkas Hyunjin barusan membawa perubahan yang besar, ya.
Saat sampai di kelas, semuanya nampak sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Itu membuat Lia bingung, tapi tidak berani untuk bertanya.
"Lia." Jaemin datang menghampiri Lia dengan sebuah buku tulis di tangannya. "Lo udah buat tugas fisika kemaren?"
Yang ditanyai langsung kaget, bagaimana bisa ia lupa mengerjakannya? Gadis itu pun menggeleng pelan menanggapi pertanyaan dari Jaemin.
"Yodah, salin punya gue aja nih."
Lia terkejut, maniknya menatap tangan Jaemin yang menyodorkan sebuah buku kepadanya.
"Terima aja, Lia. Lo jangan sungkan-sungkan gitu, kayak apa aja." Ini Jeno yang bersuara.
Lia heran, kenapa teman-teman sekelasnya begitu baik hari ini? Tidak seperti biasanya.
⭑⭑⭑⭑
"Lia sayang!"
Senyum Lia merekah melihat sang ayah yang berdiri di depan gerbang sekolah sembari melambai-lambai ke arahnya. Ia langsung berlari kecil menghampiri ayahnya itu.
Sehun mengusap-usap lembut puncuk kepala putrinya. "Kamu keliatan bahagia hari ini, bagus deh. Ayo, papa ajak kamu makan es krim."
Demi apapun Lia merasa sangat bahagia hari ini, dari teman-teman sekelasnya yang mulai baik padanya dan kini akan makan es krim bersama dengan ayah tercinta.
Lia benar-benar merasa bahagia, dan tidak ingin waktu berlalu dengan cepat.
Namun, kejadian tak terduga terjadi. Di perjalanan menuju pulang ke rumah, sepasang ayah dan anak tersebut, mengalami kecelakaan.
.
.
.
To be continued..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.