Lia kebingungan saat mendapati di mejamya ada sebuah surat. Ia melihat kesana-kemari untuk memastikan apakah surat itu memang ditujukan kepadanya atau tidak.
Tiba-tiba gadis itu merasa takut, bisa saja surat tersebut adalah jebakan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
Dengan hati-hati, Lia mengambil surat itu, membukanya dengan perlahan-lahan. Ternyata di dalam surat itu hanya berisikan tulisan singkat yaitu, 'terima kasih'.
Dari siapa ini? Benarkah surat ini untuknya?
"Heh Lia, sekarang lo yang piket kelas. Cepetan! Keburu bell masuk entar," ujar Hyunjin selaku ketua kelas.
Lia memasukkan surat yang ada di genggamannya itu ke dalam tas, setelahnya ia langsung mengambil sapu untuk melaksanakan piket kelas.
Sendiri saja. Karena, siapa coba yang mau piket dengannya? Jikalau ada, ya sama saja sih. Pasti ujung-ujungnya, Lia yang akan mengerjakan semuanya.
"Cepetan, woy." Hyunjin lagi-lagi bersuara, membuat Lia agak terkesiap dan gadis itu langsung mempercepat pekerjaannya.
"Gue aja." Dengan tiba-tiba Jihoon entah datang darimana, mengambil sapu yang sedang Lia gunakan, dan pemuda itu dengan santai menyapu lantai kelas.
"Eh, kok jadi lo sih yang nyapu?" Tanya Yeji dengan nada sedikit sewot.
"Ga usah bacot." Jawab Jihoon masih tetap manyapu lantai kelas.
Yeji menggeleng-geleng mendengar jawaban Jihoon. Ada apa dengan pemuda itu?
Lia mengerutkan keningnya, otaknya tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Seorang Park Jihoon menggantikan piket kelasnya?
Baiklah, mungkin agar cepat selesai. Berpikirlah positif, Lia! Mana mungkin Jihoon mau menolongnya secara cuma-cuma.
"Ok, done." Dirasa telah selesai, Jihoon manaruh kembali sapu yang barusan ia pakai di tempat semula. Pemuda itu melirik pada Lia yang menatapnya. "Lain kali nyapunya yang cepet. Lo ga usah geer."
Ucapan Jihoon seperti biasa, terdengar sangat menohok.
Bell berbunyi, menandakan jam pelajaran pertama telah dimulai. Lia serta murid-murid yang lain langsung duduk di bangku masing-masing.
"Selamat pagi anak-anak." Bu Dwija selaku guru pelajaran matematika masuk ke dalam kelas sembari menyapa murid-murid.
"Selamat pagi juga, bu." Sahut para murid-murid secara bersamaan.
"Minggu lalu saya berikan tugas, bukan? Hyunjin."
"Iya, bu!"
"Kumpulkan semua buku tugas teman-temanmu, setelah itu taruh di meja saya, mengerti?"
"Baik, bu." Hyunjin beranjak dari duduknya, untuk melaksanakan perintah dari bu guru.
Meanwhile..
"Anjrit! Gue lupa buat!" Yeji merutuki dirinya sendiri, ia benar-benar lupa kalau ada tugas matematika. Siap-siap saja deh, akan dihukum berdiri di depan kelas.
Lia mengamati Yeji yang duduk di depannya. Tugas kali ini, tugas menjawab option saja. Jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk menyalinnya. Haruskah ia memberikan jawabannya kepada Yeji?
Iya, tidak, iya, tidak, iya, tidak, iya--
Baiklah! Tidak ada salahnya membantu orang lain.
Lia mengambil sebuah bolpen, ia menyentuh pundak Yeji dengan bolpen itu. Yeji langsung berbalik dan menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT - Lia ✓
Fiksi RemajaKisah tentang seorang gadis bernama Lia. ✿ [Lia Itzy] ❥ start: November 14, 2020 ❥ end: December 09, 2020 ©fairylixeu 2020