11

916 185 14
                                    

"Apa?" Hyunjin mengernyit bingung, Lia tiba-tiba datang menghampirinya dan gadis itu juga menyodorkan sebuah kertas.

Pemuda berparas tampan itu mengambil kertas yang disodorkan oleh Lia kepadanya. "Ini teks pidato, bukan?" Tanyanya setelah membaca isi kertas tersebut.

Lia mengangguk sebagai jawaban.

"Lo yang buat?"

Lagi-lagi Lia mengangguk.

"Kenapa ngasi ini ke gue? Yang ikut lomba kan Junkyu."

Lia mengambil sebuah kertas lagi, dan menuliskan sesuatu di dalam sana. Setelahnya, ia langsung memberikannya kepada Hyunjin.

'aku tidak berani memberikannya secara langsung, bisa saja junkyu menolaknya.'

'maka dari itu, lebih baik kamu yang memberikannya dan aku mohon jangan katakan aku yang membuat teks itu.'

Hyunjin sedikit tercengang membaca apa yang ditulis oleh Lia. Mengapa gadis ini baik sekali? Ia benar-benar heran. "Lo baik amat, dah. Oke deh, nanti gue kasih ke Junkyu. Belom dateng dia."

Lia mengulas senyum lebar, kemudian kembali menuju tempat duduknya.

Gadis itu memang gemar membantu orang lain, tapi selalu merasa tidak enak jika ada yang membantunya.

"Hello epribadeh!! Junkyu yang ganteng telah tiba disini. Ayo rakyatku, berikanlah sambutan kepada pangeran kalian yang tampan ini." Junkyu memasuki kelas dengan sangat heboh.

"Bacot lu." Jihoon yang datang setelah Junkyu, menoyor kepala temannya itu. Gemes banget dia tuh, gemes pengen cemplungin tuh anak ke empang.

"Idih Jihoon! Kok mas tega sama adek?"

"Cringe asu." Yeji mengumpat, merasa kesal dengan temannya yang bernama Junkyu karena pagi-pagi sudah disuguhkan pertunjukan drama alay.

"Dihh, lo pikir gue gak jijik? Jijik banget anjir." Setelahnya Junkyu langsung bergidik ngeri dan memasang ekspresi seperti ingin muntah.

"Jun, noh teks buat lompa pidato." Hyunjin melemparkan sebuah kertas yang sudah berisi teks.

Junkyu menangkap kertas yang dilemparkan kepadanya dengan mata yang berbinar-binar. "Aaa oke, kamsatengkyu ma friend."

"Jangan ngambek mulu, kek cewek tau gak," ujar Hyunjin lagi.

Yeji tiba-tiba merasa tersinggung. "Jadi gue ngambekan gitu??"

Wajar saja, Yeji orangnya memang sensitif, apalagi jika ada yang menyinggungnya. Bisa habis deh kena omelan.

Hahaha mampus, Hyunjin.

Sang ketua kelas memasang eskpresi cengengesan ke arah saudara kembarnya itu. "Bukan kamu kok, Ji."

"Tapi lo bilang cewek?"

"Nggak gitu, Ji--"

"Dahlah. Semua cowok sama aja."

"Tapi gue--" Junkyu ingin bersuara membela dirinya tapi buru-buru disumpal menggunakan donat oleh Jihoon.

"Ga usah diperpanjang, bahlul!"

Semuanya pun tertawa terbahak-bahak menertawai Junkyu yang kini mulutnya penuh berisi donat.

Lia juga ikut tertawa tanpa suara menyaksikannya. Meskipun tidak ada yang menganggapnya sebagai teman, tapi Lia menganggap mereka semua sebagai temannya.

⭑⭑⭑⭑

Lia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah halte bus. Jarak rumah dengan sekolahnya memang lumayan jauh, dan ayahnya pasti sedang bekerja saat ini.

Tidak mungkin Lia meminta ayahnya menjemputnya, ia tidak ingin merepotkan siapapun lagi, ia tidak ingin menjadi beban.

Langkah gadis itu tiba-tiba terhenti. Matanya membulat sempurna. Tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, dua orang preman tengah mencegat Yeji.

Dua preman itu mencegat Yeji, dan tidak membiarkannya pergi. Raut wajah gadis itu juga sangat ketakutan dan panik.

Lia langsung panik, kemudian melihat kesana-kemari berusaha mencari orang untuk dimintai tolong. Tapi nihil! Kawasan ini sangatlah sepi.

Atensinya mengarah pada kayu yang tergeletak di depan sebuah rumah tua. Lia langsung berlari mengambil kayu itu.

Hey, Lia! Lakukanlah apapun sebisamu untuk menyelamatkan temanmu! Kau harus menyelamatkannya!

Itulah yang terus gadis itu pikirkan, pokoknya, ia harus menyelamatkan Yeji.

BUGH!!

Dengan keberanian yang cukup tinggi, Lia memukul punggung dua preman yang mencegat temannya itu satu-satu sampai oleng. Kesempatan itu ia gunakan untuk menarik Yeji agar berlari menjauh dari sana.

Yang di selamatkan, menganga tidak percaya. Saat itu juga, Yeji merasa sangat bersyukur memiliki Lia sebagai temannya.

Iya, teman.

.

.

.

To be continued..

sumpaahh ceritanya makin aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sumpaahh ceritanya makin aneh

SILENT - Lia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang