19

126 15 0
                                    

Rumah sakit
*Ruang angrek VIP.

*

HATCHIII!
Puja menggosok hidungnya.

"Kenapa? Kamu flu ya? "
Tanya Randa.

"Sini Kepalanya"
Yuda mnegecek suhu badan puja debtan telapak tangannya.
"Ngak panas kok"

"Sepertinya ada orang yang membicarakanku! "
Guman puja.

"Makanya tidur itu pake selimut"
Omel Alex .

"Iya iya bawel. Aku mau ke ruangan sebelah, jenguk anggota Scorpion yang lain."

Puja keluar dari ruangan .

"Lah kebiasaan ngak nutup pintu"
Yuda menutup pintu kamar.

"Ok, jadi apa pendapat kalian? "
Randa mulai bicara serius.

"Penyerangan tadi malam sepertinya bukan dari gang sembarangan. "
Ucap Yuda.

"Kau benar. Mana ada gang sembarangan yang punya skill sehebat itu. Apa belakangan ini kita ada menyinggung seseorang? "
Alex menatap Yuda dan Randa.

"Tentu saja tidak. Dalam waktu sebulan ini kita tidak ada menyinggung siapapun, atau menyerang siapapun. "
Bantah Yuda.

"Tapi mereka terlihat sangat marah. Seperti kita hampir membunuh ketua mereka      saja. "
Omel Alex ngasal.

"Kemungkinan terbesar hanya ada dua. Pertama mereka ingin menghancurkan Scorpion. Kedua"
Randa menggantung kalimatnya.

"Ada orang yang mengadu domba Scorpion dengan Altair"
Sambung Randa

"Tunggu sebentar, kalian bilang mengadu domba Scorpion dan Altair? "
Tanya Alex ragu.

"Ya"
Jawab Randa singkat.

"Tapi kenapa? Tanpa perlu di adu domba pun, kita memang punya dendam dengan para tikus Altair itu"
Ucap Alex yang emosi ketika mendengar tentang Altair.

"Aku juga belum tau pasti alasannya, tapi sepertinya kita perlu menyelidiki ulang kejadian 14 tahun lalu"
Ujar Randa.

"Tapi semuanya sudah jelas, kalau Altair yang membunuh ayah dan bunda. "
Bantah Yuda .

"Ya, gua setuju sama bang Yuda. Semuanya udah jelas dan segala petunjuk mengarah pada Altair. "
Alex juga membantah.

"Apa kalian tidak curiga? "
Tanya Randa.

"Curiga?, curiga apa lagi ? Kita bertiga melihat ada lambang Altair di mobil yang menembak kita."
Jawab Alex tidak sabaran.

"Tunggu sebentar, Kalian ingat tidak saat mobil kita ditembak? "
Tanya Yuda.

"Ingat, dan itu adalah saat dimana mobil kita masuk jurang dan menewaskan ayah dan bunda"
Alex teringat bagaimana ayah dan bundanya yang bersimbah darah tetap tersenyum pada mereka.

"Aku merasa aneh dengan peluru orang tersebut"
Yuda bangkit dari kursinya dan berdiri menghadap jendela.

"Peluru? "
Alex terdiam beberapa saat dan kemudian tersadar.
"Kau benar,Semua peluru itu hilang"

"Tidak semua"
Yuda berbalik dan menunjukkan sebuah kalung dengan peluru sebagai mainannya.

"Astaga, dimana kau mendapatkan peluru itu? "
Alex dan Randa kaget melihat kalung tersebut.

"Dari ayah"

14 tahun lalu ⏳

"Randa cepat, bawa puja dan adik adikmu keluar mereka kepanasan"
Ucap Sella Griffin.

Alert: revenge of the heirs (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang