What and why?

1.8K 172 11
                                    

Haiii welcome to my new story, i hope u like it!!





Hari ini hari yang cerah dan indah seperti biasa. Matahari menyinari setiap langkah para manusia manusia di bumi bagian korea selatan yang sudah harus kembali bekerja hari ini. Jalanan dipenuhi oleh para pekerja dan pelajar yang harus kembali melanjutkan aktivitas mereka di senin pagi ini.

Berbeda dengan orang orang kebanyakan, saat ini seorang gadis tinggi berambut hitam sebahu sudah berada di kantornya sejak hari jumat. Tepatnya ia sama sekali tidak pulang ke rumah nya sejak 3 hari yang lalu. Saat temannya bertanya ia menjawab "Aku akan mengejar deadline supaya aku bisa cuti nanti, lagipula perusahaan menyediakan tempat tidur." begitulah jawab wanita 27 tahun itu.

Jeongyeon memang pandai menyembunyikan hal hal yang terjadi dalam dirinya, tapi bukan berarti semua teman temannya tak tahu apa yang terjadi pada wanita tinggi itu.

Sedangkan di pantry, para karyawan sedang berkumpul untuk membuat kopi dan berbincang bincang kecil ala obrolan pagi hari, atau yang lebih tepatnya bergossip.

"Kudengar Jeongyeon unnie baru putus dengan nayeon unnie?" Tanya chaeyoung yang merupakan salah satu teman kerja Jeongyeon.

"Lebih tepatnya Jeongyeon yang memutuskan hubungan mereka karena nayeon unnie ketahuan liburan di jeju selama 3 hari bersama seorang pria." Tukas Jihyo sembari mengaduk kopi di cangkirnya.

"Kurasa itu karna orang tua nayeon unnie juga tidak merestui hubungan mereka kan?" Tanya Momo

"Kurasa begitu. Nayeon unnie dan Jeongyeon memang sudah bersahabat sejak SMA, dan orang tua Nayeon unnie sangat senang dengan kehadiran Jeongyeon yang membawa dampak positif bagi putri mereka. Tapi setelah tahu bahwa mereka berdua menjalin hubungan, kurasa orang tua Nayeon unnie jadi tak menyukai Jeongyeon." Ucap Jihyo sembari menyisip kopinya.

"Tidak heran sih.. secara Nayeon unnie itu anak tunggal, pastilah orang tuanya menginginkan anak nya dapat memiliki 'masa depan'." Sambung Momo.

"Tapi menurutku jaman sekarang bukannya semua bisa dilakukan ya?? program bayi tabung kan sudah sangat tren untuk para pasangan sejenis, lagipula bank sperma di negara kita termasuk yang paling aman dan steril." Sana menyisip teh nya.

"Ntahlah, yang namanya pemikirian orang tua kan pasti berbeda dengan pemikiran anak anak milenial jaman sekarang Sana-chan." Ucap Momo.

"Lagi pula, bukankah Sana unnie sudah mengincar Jeongyeon unnie sejak lama? apakah masih sampai sekarang?" Tanya Chaeyoung.

"Tidak ada kata move on dalam kamus Sana, Chaeyoung-ah" Ucap Jihyo meledek yang di sambut tawa yang lainnya.

"Hais kalian ini, aku juga sudah berusaha tahu, tapi sulit." Sana cemberut.

"Dia itu sangat berbeda, aku tak pernah bisa menemukan seseorang yang seperti dia. Aku tidak pernah berharap hubungan nya berakhir seperti sekarang, tapi aku hanya berharap dia bisa mencintaiku seperti aku mencintainya selama ini." Ucap Sana dengan nada sedih.

"Begitulah ungkapan seseorang yang telah menyimpan rasa selama 10 tahun, saudara saudara." Ledek Momo yang kembali membuat yang lain tertawa.

"Hais kalian ini benar benar." Kesal Sana.

Mereka pun lanjut berbincang bincang kecil hingga satu persatu memutuskan untuk kembali ke meja masing masing untuk melanjutkan pekerjaan mereka yang belum selesai.

"Hei Jeongyeon." Panggil Sana yang tiba tiba menghampiri Jeongyeon ke mejanya.

"Ne?" Jeongyeon menoleh.

"Ah, ini laporan yang kau minta kemarin." Ucap Sana sembari menyerahkan sebuah map coklat.

"Ahh ya syukurlah, file ini aku butuhkan untuk meeting nanti siang. Terima kasih Sana-chan." Jeongyeon tersenyum manis pada Sana lalu kembali fokus kearah komputernya.

Lost My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang