Part 06 : Past Stories ~

2.8K 243 11
                                    

◦ • ◉ ✿ ◉ • ◦

"Sebenarnya, apa sih yang terjadi padanya?"

Plan lanjut mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi. Namun tiba-tiba siluet wajah sang Presdir terlintas dibenaknya. Wajah yang selalu tersenyum menggoda padanya, dan tadi ia melihat wajah sendu Presdirnya.

Ia mulai membaca-baca tentang hasil diskusi bersama karyawan lainnya--meeting tadi. Indeks menunjukkan pendapatan perusahaan melonjak naik kala perusahaan itu bekerja sama dengan perusahaan besar lainnya.

"Akhh"

Plan memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing. Rasanya seperti ditusuk oleh ribuan jarum. Ia menyenderkan tubuhnya pada kursi kantor. Merasa pusingnya tidak berkurang sama sekali, ia bangkit dan mencoba berjalan menuju dapur kantor dengan perlahan.

"Aishh... apa yang terjadi padaku?!"

Tak menghiraukan tatapan dari karyawan lainnya, Plan sekarang memegang kepalanya yang pusing dengan kedua tangannya. Ia sedikit memijit kepalanya berharap rasa sakitnya sedikit berkurang.

Namun hasilnya nihil. Kepalanya semakin berdenyut sakit. Bahkan lebih sakit dari beberapa saat yang lalu.

Pandangannya semakin memburam kala pusing dikepalanya lebih hebat dari sebelumnya, beberapa saat kemudiam semuanya hitam dan menggelap. Ia merasakan tubuhnya ambruk. Namun, ia sama sekali tak merasakan sakit. Tiba-tiba sebuah suara yang familiar terdengar ditelinganya.

"PLANIE~~"

Ia mendengarnya. Iya, ia mendengarnya setelah 10 tahun yang lalu. Itu, Mean nya, Phi Meanie nya. Phi bobroknya.

"P-Phi... Meanie... "

Plan kehilangan kesadarannya dan jatuh pingsan.

☼ ☼ ☼

"Bagaimana keadaannya, Dokter?"

Mean tampak khawatir dengan keadaan Plan yang tak kunjung siuman. Hingga ia menggoyangkan tubuh dokter itu agar segera menjawab pertanyaannya.

"Kondisinya mulai stabil. Namun kita belum tau kapan ia akan siuman. Dan sepertinya, ia mulai mengingat masa lalunya." jelas Dokter itu.

Mean terpaku. Plan ingat, Plan akan mengingatnya lagi? Baby Lion nya, mengingat lagi?

Flashback

"Phi Meanie... " panggil seorang bocah mungil.

Yang dipanggil pun menengok. Dia, Mean Phiravich.

"Iya... ada apa Baby Lion nya Phi?" tanya Mean saat namanya dipanggil.

Bocah yang usianya enam tahun lebih muda darinya itu mengerucutkan bibirnya kesal lantaran ia dipanggil Baby Lion. "Ish!! Phi aku bukan Baby Lion!"

"Habisnya kau lucu sih, seperti Baby Lion."

Mean mengelus pipi gembul Plan. Membuat Plan mengerang keenakan layaknya Baby Lion yang dielus oleh Ibunya.

"Kan? Mirip Baby Lion!" Mean kembali mengelus pipi si mungil. "Bukankan kau harus siap-siap pindah ke Bangkok. Kenapa kau masih disini?"

Wajah Plan berubah sendu.

"HUWEE!! TAK MAU PINDAH!! TAK MAU PINDAH!!" teriak Plan seraya menangis.

Plan memeluk Mean sangat erat. Begitupun sebaliknya. Sama-sama tak ingin melepaskan satu sama lainnya.

"Tapi, Planie harus belajar disana. Biar pintar, kayak Phi." ucap Mean mencoba membujuk Plan.

"Ish... Phi Meanie bodoh! Hiks... tak mau pindah... hiks.. " Plan terus menangis sembari mengulang ucapannya yang tak mau pindah.

"PLANIE! AYO BERANGKAT, SAYANG!!" panggil Mae nya.

"TAK MAU!! Hiks... Phi... " Plan menatap Mean dengan tatapan memohon.

"Tidak. Planie harus pintar-pintar belajar disana. Phi janji, nanti kita akan bertemu lagi! Janji! Pinky Promise!" Mean menawarkan jari kelingkingnya.

Plan langsung menyambut jari kelingking Mean dan mereka saling menautkan jari kelingkingnya. "PINKY PROMISE! Hikss... janji ya Phi? Janji?!"

"Ya... Phi janji." jawab Mean mantap.

Mean lalu menggendong Plan ala koala. Lalu membawanya menuju mobil keluarga Plan.

"Kita sudah sampai. Planie harus pintar-pintar belajar disana ya... " Mean mengelus surai Plan dengan lembut.

Plan mengangguk lalu mengecup bibir Mean singkat membuat Mean terpaku sebentar. Begitu pun kedua orang tuanya. Tapi mereka yakin itu hanya kecupan persahabatan, tidak lebih.

Tapi bagi Mean, itu bukan hanya kecupan persahabatan.

Plan masuk kedalam mobil dan melambai-lambaikan tangannya seraya terisak kencang.

Mobil itu mulai berjalan dan perlahan menjauhi kediaman Plan.

"PHI!! INGAT JANJIMU ITU!!" teriak Plan dengan kencang.

☼ ☼ ☼

Beberapa jam kemudian, Mean sedang bermalas-malasan di sofa sambil memakan snack bersama Mom nya. Biasanya, jam-jam seperti ini, ia akan bermain bersama Plan.

'Breaking News'

Terjadi kecelakaan di jalan arah Hua Hin - Bangkok pada pukul 12:30. Dua korban tewas dan satu orang korban sedang dilarikan kerumah sakit.

Mean sontak melihat kearah televisi. Mobil itu, mobil merah itu. Mobil keluarga Plan.

"T-Tidak... TIDAAKKKK!!!" teriak Mean kencang.

"I-itu mobil Pear, bukan?!" Ibunya Mean menangis melihat berita itu. Ia tau benar mobil sahabatnya itu. Itu jelas mobil Pear--ibunya Plan.

"Tidakk... Planieee!!" Mean tak bisa mengontrol dirinya. Ia berteriak histeris saat melihat berita itu.

Flashback off

⛦ TBC ⛦

New Secretary, RATHAVIT [MeanPlan] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang