Part 13 : Our Child's Love Story (1)

2.2K 166 8
                                    

◦ • ◉ ✿ ◉ • ◦

"Mommy!"

Seorang remaja berusia 17 tahun mendatangi sang Mommy dengan seragam SMA-nya. Bersamanya terlihat seorang remaja lain yang berusia 15 tahun. Sebut saja Ae dan Can. Keduanya berstatus laki-laki. Namun Ae mengakui kalau ia adalah seme, sama seperti Daddy nya. Sedangkan Can, dia masih bingung dengan statusnya antara straight atau sudah belok.

"Ada apa sayang?" tanya sang Mommy.

Kedua remaja itu duduk dimeja makan di mansion Phiravich itu. Menunggu sang Mommy--Plan, datang membawakan sarapan juga bekal untuk mereka.

"Daddy mana, Mom?" tanya Can.

"Daddy masih jadi kebo kayaknya." jawab Ae santai.

"Siapa yang bilang kalau Daddy masih jadi kebo, huh?"

Kedua remaja itu langsung terkejut kala sang Daddy--Mean, berbisik diantara sela kepala mereka berdua.

"M-maaf Dad..." cicit Ae dan Can.

"Sudah, cepat makan dan kita akan berangkat bersama." ujar Mean seraya mengelus kepala mereka berdua.

☼ ☼ ☼

"See you... Phi!" Can melambaikan tangannya pada Ae.

Can masuk kedalam ruangan kelasnya yang langsung disambut oleh beberapa gadis dan juga pria yang berstatus seme menghampirinya. Sekedar memberinya cokelat ataupun godaan.

Can hanya tersenyum menanggapi mereka. Ia pun segera duduk dibangkunya dibarisan belakang. Ia lalu menenggelamkan kepalanya dikedua lengannya.

"Good morning everyone!"

Guru Nook masuk kedalam ruangan kelas itu. Namun, Can masih tetap pada posisi nya--menenggelamkan wajahnya dilengannya.

"Kali ini, kita kedatangan teman baru." ucap Guru Nook.

Guru Nook mempersilahkan anak baru itu untuk memperkenalkan diri. Anak-anak lain yang berada dikelas itu sudah mulai berbisik-bisik mengenai kedatangan anak baru dikelas mereka.

"Namaku Tin Medthanan. Senang bertemu kalian." sapa anak baru yang diketahui bernama Tin itu.

"Baiklah Tin, kau bisa duduk disamping anak yang kelewat bodoh itu. Can... angkat tanganmu, nak!"

Can mengangkat wajahnya dan bertumpu pada telapak tangannya. Dan satu tangannya yang lain ia angkat untuk memberitahu bahwa ia lah Can seperti yang diperintahkan oleh Guru Nook.

Tin lalu berjalan kearah Can dan duduk disamping Can. Ia menatap mata Can yang terlihat sangat cantik tanpa berkedip.

"Aku Tin Medthanan, senang bertemu denganmu, manis."

☼ ☼ ☼

Suasana kantin terlihat sangat ramai hari ini. Can terlihat kesusahan mencari keberadaan seseorang yang ingin ditemuinya hingga...

"Can, here!"

Ae mengangkat tangannya untuk memanggil Can. Can yang melihat Phi-nya itu, segera melangkahkan kakinya kearah dua orang itu. Yang tak lain adalah Ae dan kekasihnya, Pete.

"Ck! Aku bosan melihat kalian mulu!" ucap Can pada keduanya.

"Makanya cari jodoh!" ujar Pete bercanda.

"Phi Pete benar-benar menyebalkan!" balas Can sebel.

"Kudengar ada anak baru dikelasmu, ya? Kenapa kau tidak dekati saja dia?!" tanya Ae.

"Bodoh kau, Phi! Can kan uke. Uke harusnya menunggu dikejar!" seru Pete.

"Tapi... bukannya kau yang mengejarku, babe?" ucap Ae.

"Itu pengecualian, Phi!" jawab Pete malu-malu.

Can memijit pelipisnya pusing mendengar perdebatan sepasang kekasih itu.

"Permisi..."

Ketiga orang itu langsung menoleh kearah remaja yang membawa nampan berisikan makan siangnya. Nampaknya itu--Tin.

"Boleh aku duduk disini? Semua bangku sudah penuh." tanya Tin.

"Ya, duduk saja. Tidak apa-apa kok." jawab Ae.

Tin langsung duduk disebelah Can, yang mana membuat Can berdecak sebal.

☼ ☼ ☼

Kringgg

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Namun Can masih setia berada dialam mimpinya. Sedangkan anak-anak lain sudah bergegas untuk pulang.

"Can..."

"Can Phiravich..."

Can terbangun dari tidurnya kala mendengar seseorang memanggil namanya dengan lembut. Elusan dirambutnya membuat ia menggeliat nyaman. Namun ia tersadar sesuatu. Ia membuka matanya menatap orang itu, yang tak lain adalah Tin.

Tin tersenyum kala ia melihat semburat merah dipipi Can.

"Ini sudah jam pulang sekolah. Kau tidak mau pulang?"

Can langsung memasukkan sebuah buku yang sempat ia keluarkan tadi kedalam tasnya lalu bangkit dari bangkunya.

Namun sebelum itu....

"E-eh... turunkan aku!"

Tin langsung menggendong Can ala bridal style. Membuat Can memberontak tak karuan.

"Stt... memberontak lagi, kucium kau!" ancam Tin.

⛦ TBC ⛦

New Secretary, RATHAVIT [MeanPlan] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang