Kim Yerim Story

Late

"Yeri?!"

"Eh woojin... Hai!!" Sapa yeri saat matanya bertemu dengan woojin yang baru saja memanggilnya.

Woojin tersenyum "Gimana kabar lo selama gue kuliah di Singapura?" Tanyanya

"Ya seperti yang kamu lihat... Aku gapapa... Kamu sendiri gimana kabarnya jin?" Woojin tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari yeri

"Ga papa?... Hahaha" ucapnya mencoba mencairkan suasana

"Oh ya yer... Aku mau minta maaf... Maaf udah nyakitin kamu, buat kamu nangis, buat kamu ngerasa dipermainin dan buat kamu menghapus perasaan itu... Maaf aku ga bermaksud... Aku selalu berpikir bahwa tindakan aku udah lebih dari cukup menjelaskan semuanya... Tapi ternyata aku salah... perbuatan ga bisa selalu jelasin semuanya... Perlu ada sebuah kalimat untuk menjelaskannya... Maaf aku telat menyampaikannya yer... Aku tau aku adalah pria terbodoh yang pernah ada... Jadi kumohon maafkan aku" mohon woojin menatap yeri intens penuh sesal.

Yeri mencoba mati-matian menahan air matanya agar tak turun. Ia mencoba tersenyum tanpa menatap woojin. Memilih menatap lantai yang saat ini lebih menarik untuknya.

Yeri menarik napas panjang "Ga apa-apa jin... Disitu aku juga salah... Seharusnya aku mempertanyakan kepastian dari kamu dulu... Intinya kita sama-sama salah... Jadi saling memaafkan aja... Hahaha... Ya kan?" Jelasnya mencoba mencairkan suasana tegang diantara mereka.

"Tapi kamu tetep korban yer" lirih woojin yang dapat di dengar yeri.

Yeri mencoba mencari alasan untuk keluar dari suasana tegang diantara mereka.

"Eh jin... Udah dulu ya... Aku udah ditungguin ... Duluan ya... Have fun sama pestanya"

Woojin menatap yeri yang kini telah pergi dari hadapannya. Ia terlalu sibuk memperhatikan yeri. Hingga tak sadar seseorang sudah berdiri di sebelahnya sejak kepergian yeri.

"Sakit ya?" Celetuk daehwi. Orang yang berdiri disamping woojin.

Woojin sempat terkejut. Namun ia segera menetralkan wajahnya agar tak terlihat terkejut.

"Apanya?" Tanya berpura-pura tak tahu dengan wajah datarnya.

Daehwi terkekeh mendengar jawaban dari woojin

"Bang, gue kenal lo ga sebentar... Gue tau gimana perasaan lo sekarang... Sekarang gue akui lo emang salah... Seharusnya lo berani bilang tentang perasaan lo... Ga cuma fokus sama pendirian gila lo... Ini pelajaran buat lo... Ga semua bisa dijelasin sama perbuatan, terkadang kata-kata perlu untuk memperjelaskan" ucap daehwi.

Woojin menarik napas berat. Menatap sendu kembali kearah yeri yang kini tertawa bersama seseorang disana.

"Andai gue ngelawan pendirian gue, apa mungkin gue yang berdiri disana berdampingan sama dia?" Tanya woojin lirih.

"Andai akan tetap menjadi andai apabila telah berlalu dan andai akan tetap jadi andai kalo lo terus buang-buang waktu"

"Kak" panggil yeri kearah pria yang menatapnya sedari tadi.

"Maaf" ucap yeri lirih meneteskan mata.

Sang pria tersenyum manis. Mengusap kedua pipi yeri. Menghilangkan jejak air mata disana.

"Kenapa minta maaf?? Kamu buat salah??" Pria itu menjeda kalimatnya "Kamu ga salah ga perlu minta maaf apa lagi sampe nangis gini... Kalian emang perlu waktu buat jelasin semua permasalahan kalian... Aku ga masalah kok... Lagian sebentar lagi kamu kan jadi istri aku... Ya kan??" Ucap sang pria sedikit menggoda yeri. Membuat kedua pipi yeri sedikit merona.