Ting nong"Siapa dateng malem-malem gini?" Gumam yeri
Yeri berjalan kearah pintu utama untuk membuka pintu apartemen miliknya.
Ia melihat kelayar monitor di samping pintu untuk mengetahui siapa yang datang di tengah malam seperti ini.
Yeri membelalakan mata dan segera membuka pintu dengan panik begitu melihat siapa yang datang.
"KAMU KENAPA?" Teriak yeri panik
Yeri meneliti tubuh orang di depannya ini dengan teliti.
Ia sedikit lega tubuh orang di depannya tidak dalam keadaan mengenaskan. Walau pelipis dan sudut bibirnya sedikit memar.
Orang itu menggaruk kepalanya dan tersenyum canggung.
"Boleh masuk ga kak?" Tanya orang itu
Lantas yeri mengajak orang itu masuk kedalam apartemenya.
Ia meminta orang itu untuk duduk di sofa sementara yeri mencari kotak P3K miliknya.
"Kok bisa gini sih?" Tanya yeri yang kembali keruang tengah setelah menemukan kotak P3K miliknya.
Yang ditanya hanya tersenyum menatap yeri.
Yeri menghembuskan napas jengah.
Dengan telaten yeri membersihkan serta mengompres lebam di wajah 'orang' atau lebih tepatnya 'pria' di depannya ini.
Tak ada sedikit pun pembicaraan kala yeri mengobati pria di depannya. Hanya ada suara jam dan deru nafas mereka yang beradu.
Sang pria hanya menatap wajah yeri yang tengah serius mengobati setiap lukanya.
Mata mereka bertemu begitu yeri selesai mengobati sudut bibir pria itu.
Mereka saling bertatapan dan menyelami mata satu sama lain. Hingga akhirnya yeri tersadar dan memutuskan kontak mata mereka.
"Mmm.... itu udah selesai kakak obatin" ucap yeri seraya merapikan kotak P3K untuk menutupi kegugupanya.
Yeri hendak pergi untuk menaruh kotak p3k nya kembali ke tempatnya. Sebelum sebuah tangan mencekal lengannya. Menahanya pergi.
"Disini aja kak... aku mau cerita kenapa aku bisa dapet memar-memar ini" pria itu
Yeri pun meletakkan kotak p3k nya di meja tengah. Ia duduk berhadapan dengan pria tadi di sofa.
Pria itu menghela nafas pelan dan menunduk.
"Aku habis berantem sama bang ucuk" yedam
"Berantem?lagi?" Yeri
Pria itu mengangguk.
"Sekarang apa lagi yedam?" tanya yeri dengan tangan memijat pelipisnya.
Oh ayolah, yedam bukan pria yang suka cari ribut. Tapi lihat ini. Ini sudah ketiga kalinya ia datang ke apartemen yeri dengan keadaan babak belur.
Yeri tak habis pikir. Kemana perginya yedam si penurut dan tak suka cari ribut.
"Yedam punya alasan buat itu" celetuk yedam
"Bang ucuk bikin taruhan sama temennya.... dia pengen buat rencana ngambil keperawanan lo kak" jelas yedam menatap tepat kearah kedua mata yeri.
Yeri menghela nafas berat. Ia menundukkan kepalanya.
Seharusnya yedam tak perlu berbuat seperti itu. Seharusnya ia bersikap tak peduli tentang yeri.
Jika seperti ini citranya sebagai mahasiswa teladan bisa rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Yerim Story
RandomOneshoot ✓ Twoshoot ✓ Songfic ✓ Fanfic ✓ All about Kim Yerim So...Let's enjoyed my book;)