PROLOG

603 29 0
                                    

Haii guyss!!!

I came back, and I brought a new story 🤗🤗

Semoga kalian suka dengan cerita ini :)

Selamat Membaca
And
Happy Reading!

Selamat Membaca And Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PROLOG

🎲🎲🎲

Kecemburuan yang membawaku masuk dalam sebuah permainan

🎮🎮

Kegaduhan yang bersumber di halaman belakang membuat para siswa lari berdatangan untuk menyaksikan, mereka beramai-ramai meninggalkan aktivitasnya hanya untuk melihat aksi baku hantam yang dilakukan oleh dua geng terpopuler di sekolah, Aexprea dan Vrelix, mereka tak ingin melewatkan pertandingan seru hari ini. Tak ada yang tau persis apa penyebab utama permusuhan kedua ledear geng tersebut, padahal dulunya mereka satu geng, tapi entah karena sebab apa tiba-tiba Diego, leader geng Vrelix memutuskan untuk keluar dari Aexprea dan membuat geng sendiri.

Suara sorak-sorai ditengah kerumunan siswa itu menjadi backsong aksi saling pukul, tak ada yang berniat untuk menengahi atau memisah, justru mereka begitu excited saat mendengar bahwa Gamma dam Diego kembali berulah, seolah apa yang keduanya lakukan adalah hal yang paling dinantikan oleh kalangan siswa.

"Banyak bacot lo!"

Bughh

Bughhh

Bughh

Bugh

Serangan membabi buta dari Diego dibalas beberapa pukulan telak diperut dan pangkal hidungnya oleh Gamma. Luka lebam serta darah segar yang mengalir dari setiap luka sobek itu semakin memicu semangat, membangkitkan girah untuk memberikan pukulan lagi dan lagi.

Setelah hampir sepuluh menit kegiatan saling tinju itu berlangsung, akhirnya Diego lumpuh, tendangan maut dari Gamma berhasil membuat Diego terpental hingga tak mampu untuk bangun kembali, simrik miring Gamma berikan untuk Diego yang menatap Gamma dengan penuh kebencian, masih belum puas membuat sang rival terkapar, Gamma menarik kasar kerah kemeja seragam Diego, membuat cowok yang sempat tergeletak dilantai itu kembali berdiri.

"Gue gak akan biarin lo lolos kali ini!" tegas Gamma diakhiri senyum maut.

Bughh

Satu lagi pukulan yang mengenai tepat perut Diego membuat pemuda itu tak mampu berkutik. Jerit serta keluhan dari para siswa yang melihat Diego tergeletak menjadi pelengkap kejadian itu. Gamma berjongkok disamping Diego yang masih sempat-sempatnya mengumpat disaat kondisinya yang sudah tak karuan, meludahkan cairan kental dari mulutnya dihadapan Gamma.

"Sekarang siapa yang lebih kuat?" senyum penuh kemenangan Gamma usung, Diego bukanlah tandingannya, dia bukan lawan yang sepadan dengan dirinya, bagi Gamma, Diego hanya segelintir debu dari banyaknya debu diudara.

"Gue belum kalah" erang Diego menyeka cairan kental diujung bibirnya.

Dugh

Gamma yang awalnya berjongkok berubah posisi menjadi terlentang karena ulah kaki Diego yang tanpa diduga menendang perut Gamma. Memanfaatkan posisi Gamma, Diego segera bangkit dan merubah posisinya, menggunakan keadaan Gamma untuk memberi serangan balik, tinjuan dan pukulan terus ia layangakan diwajah Gamma yang sudah babak belur.

Prittttt

"Bubar! Bubar! S.A.B datang!"

"Bubar!"

Seruan dari murid yang langsung menyadari dari mana asal suara peluit itu saling bersahutan dan diiringi dengan bubarnya lautan siswa yang tadi mengerubungi Gamma dan Diego. SAB, Student Advisory Board, salah satu organisasi penasehat siswa, atau beberapa murid menyebutnya dengan Dewan Ketertiban.

"Gamma dan Diego" ujar Zahra, ketua Dewan ketertiban itu dengan jengah, rasanya tak ada habisnya meladeni Gamma dan Diego, tiada hari tanpa hukum untuk mereka. "Ikut ke ruang sidang" lewat tatapan matanya Zahra mengintruksi beberapa anggota SAB yang lain untuk menggiring kedua murid bermasalah itu.

"Tunggu!" semua pasang mata menoleh pada sumber suara yang baru saja menghentikan aksi beberapa anggota dewan yang ingin membantu Gamma dan Diego.

"Diego biar saya yang urus" lanjut Pak Galang membantu Diego untuk bangkit.

Tak membantah, Zahra menganggukkan sekali kepalanya, membiarkan Diego ditangani langsung oleh guru kesiswaan itu. Ekor matanya kembali tertuju pada beberapa murid yang sudah berdiri dibelakang Gamma, bersiap mengawal Gamma dan kedua teman satu gengnya ke ruang sidang.

Gamma mendesis selalu saja berakhir seperti ini, entah hukuman apa yang didapatkan Diego, tapi dia tak pernah berurusan dengan anggota dewan yang menurutnya sangat menyebalkan ini, Diego selalu mendapat penanganan langsung dari guru, tapi walau begitu Gamma tak pernah sekalipun mendapati Diego menjalankan hukuamn seperti dirinya.

"Bawa ke ruang sidang!" titah Zahra tegas dan berwibawa.

Tbc

Haiii guyss!!!!

Gimana nih prolognya?? Semoga suka yaaa

Welcome back to my story and welcome to The Second Project of Pena Writing

Udah pada kenal sama aku? Buat yang belum mari kenalan dulu, nama aku Ririn, kalian bisa cek akun wattpad aku di Ririnsolekah853 untuk lebih kenal, salam kenal dan semoga cerita ini adalah cerita yang kalian cari ❤

Jangan lupa berikan komentar dan vote kalian yups

Kita bertemu lagi dipart depan :))

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA :)

SEE YOU
LOVE ❤❤

HAIHS [ 1 ] Gamma [Completed] ️✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang