𝐢𝐧𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐢𝐨𝐧 || 𝐬𝐨𝐨𝐧𝐡𝐨𝐨𝐧 [𝐞𝐧𝐝]

¹⁰

⚘⚘⚘

"kak, gue berangkat dulu-"

"heh. udah diingetin juga, sopan santun nya mana. sini cium." yoongi menusuk-nusuk pipinya sendiri.

"hubungannya sopan santun sama cium pipi apaan sii?"

"ya.. nyambung lah pokoknya."

"bener ternyata. punya abang udah tua tu rasanya sama kek diurus om-om."

"helaw, mohon maaf sebesar-besarnya ini dedek jihoon. kita cuma beda dua taun doank anju."

"itu jauh bused."

"mana ada, gue baru lancar ngomong lu brojol."

"pantes language nya tydack patut dicontoh, dua taun uda lancar ngomong soalnya."

"daripada lu 2 taun baru bisa mamemame doank tapi gedenya toxic."

"kan gue kayak gini ajaran dari lo, maemunah!"

"siapa yang ngajarin sih, jubaedah."

"apa maumu, jangan lagi!"

"udah woi. jadi berangkat ga?"

"ck, he em."

"makanya cium dulu."

jihoon menghela napasnya sambil mengelus dada. dengan sangat terpaksa, ia berjinjit untuk meraih rahang sang kakak dan mencium pipinya.

"puas?"

"hm. dah, sana pergi. tiati."

"halah, dulu gue hampir ketabrak mobil aja lo ga kesian mala ngakak."

"ya siapa suruh lari abis liat kecoa di jalan. kapok sendiri kan jadinya?"

"min yoongi bangsad! kita kemusuhan, bye!" jihoon menghentakkan kakinya kesal membuat yoongi yang sedang menyapu terkikik geli.

"dasar aneh."

.

.

.

jihoon menutup telinganya, beuh suasana kelas memang sangat berisik jika pelajaran belum dimulai. bahkan melebihi suara ayam yang gaduh setelah bertelur. namun mereka langsung terdiam saat guru wali kelas tiba-tiba saja muncul dan berdiri didepan.

"selamat pagi anak2."

"pagi pak~" jawab murid malas.

"jadi hari ini kalian bakal kedatangan murid baru, silahkan masuk."

terdengar bunyi ketukan sepatu khas seorang perempuan ketika berjalan, orang itu merapikan helaian rambutnya yang sedikit berantakan karena terkena angin lalu membungkuk.

"annyeonghaseyo, gue choi yuju pindahan dari namyangju. mohon bantuannya ya semua, terimakasih." ucap yuju sambil tersenyum manis membuat cowo seisi kelas tergila-gila dengan senyuman nya. ah, tentu saja kecuali namja yang duduk dipojok belakang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.