Bagian 12 : Critical

492 84 2
                                    

Jung Dahye's POV

.
.
.

Satu sekolah heboh saat mengetahui jika Shotaro di tusuk oleh seseorang yang tidak di kenal, bahkan kabar ini juga sudah sampai ke telinga ayah dan kak Jaehyun begitu juga dengan anak panti. Aku benar-benar merasa sangat bersalah karena telah membuat Shotaro celaka. Gara-gara aku, Shotaro terluka dan sekarang kondisinya masih belum sadarkan diri.

Aku mengintip Shotaro yang masih belum sadarkan diri di kaca jendela pintu kamar dan melihat ayah sedang berada di samping Shotaro, dia bahkan terlihat sedih melihat Shotaro. Ayah mungkin berpikiran bahwa dia takut kehilangan Shotaro karena ayah begitu menyayangi Shotaro melebihi dia menyayangi aku sebagai anaknya sendiri.

"Lo masih bisa nangis sekarang?" aku langsung segera menghapus air mataku yang turun saat aku mendengar suara bariton yang berada di belakangku. Aku langsung menoleh dan melihat Kak Jaehyun berdiri di belakangku.

Aku menatap Kak Jaehyun dengan sorot wajah tidak ramah. "Kenapa gue harus nangis?" tanyaku dengan nada sewot.

"Dimana hati nurani lo? Lo udah ngebuat Shotaro terluka, dan sekarang lo buat Sungchan dan teman-temannya kalah!"

Wah, mulutnya benar-benar menyebalkan. Bagaimana bisa dia meluapkan semua kesalahan kepadaku? Aku tahu jika semua ini salahku, aku mengakuinya, tapi tidak bisakah seorang kakak sedikit saja menghibur adiknya yang sedang sedih?

"Terus gue harus apa? Ini bukan kemauan gue, Kak! Apa gue yang mau Sungchan kalah? Apa gue yang mau Shotaro terluka? Nggak, Kak! Gue gak pernah menginginkan ini!" Aku meluapkan segala kemarahanku kepada Kak Jaehyun. Aku sudah cukup muak dengan sikap dingin Kak Jaehyun kepadaku sejak kedatanganku ke Korea.

Kak Jaehyun menatapku dengan tatapan sinis lalu berkata, "Lo harusnya gak datang kesini. Lo harusnya tetap tinggal bersama orang jahat itu!"

"Apa lo bilang barusan?!"

"Lo sama sialnya dengan ibu lo! Lo cuma anak berandalan didikan ibu lo!"

Sudah cukup!

PLAK!

Aku menampar kencang pipi Kak Jaehyun karena dia berani-beraninya menyamakanku dengan mama. Aku tidak suka jika aku di sama-samakan oleh mama, jelas aku dan mama berbeda jauh. Dia lebih jahat daripada aku, dia lebih berdosa daripada aku!

"Lo berani sama kakak lo sendiri?!" bentak Kak Jaehyun dengan nada tinggi seraya menatapku dengan sorot matanya yang penuh kemarahan.

"Kenapa? Seorang adik gak boleh ngelawan kalau dirinya merasa ke injak-injak? Apa seorang adik harus selalu nurut sama kakaknya? Apa seorang adik harus terus tunduk sementara hatinya sakit? JAWAB GUE!"

PLAK!

Aku terdiam ketika Kak Jaehyun balik menamparku setelah aku membentaknya. Ini adalah kali pertama aku di tampar oleh saudaraku sendiri setelah berulang kali di tampar oleh mama. Aku tertawa dengan mata yang berkaca-kaca lalu menatap Kak Jaehyun yang sedang menatapku dengan raut wajah yang bingung karena aku tertawa di depannya.

Jujur, ini sangat menyakitkan ketika saudaramu sendiri bahkan mengutukmu dan tidak menginginkan keberadaanmu. Aku tidak bisa menangis keras, aku hanya bisa tertawa menertawakan betapa anehnya kehidupanku.

"Jaehyun, Dahye, masuk!"

Aku melihat Ayah berada di depan pintu dan menyuruhku dan Kak Jaehyun untuk masuk kedalam kamar inap Shotaro, Kak Jaehyun pun langsung masuk dan menghiraukanku, aku juga langsung mengikuti jejak Kak Jaehyun untuk masuk ke dalam kamar inap. Aku yakin, Ayah sudah dengar semua pembicaraanku dan Kak Jaehyun di luar kamar tadi.

FROM HOME || Shotaro Osaki [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang