Bagian 5 : Hug

634 116 12
                                    

Jung Dahye's POV

.
.
.

"Disini kita akan memasuki BAB selanjutnya..."

Aku menghela nafasku gusar karena mata pelajaran yang aku benci di mulai setelah jam kosong Biologi tadi. Yap, sekarang pelajaran Fisika yang di ajar oleh guru bernama Kim Junmyeon atau biasa murid menyapanya dengan nama Pak Suho.

Guru dengan tinggi sekitar 170 cm lebih dengan badan yang bagus dan berwajah terlihat cerdas, beliau juga terlihat sangat tampan dan perfeksionis. Aku yakin selera humornya sangat rendah alias beliau tidak bisa melucu.

"Coba kalian baca halaman enam puluh delapan tentang Pemanasan Global," suruh Pak Suho kepada semua murid

Aku belum mempunyai buku jadi aku melihat bersama dengan teman sebangkuku, Shuhua, kami sudah berkenalan sejak tadi namun hanya saling diam dan tidak berbicara. Aku pikir, Shuhua bukanlah berada di frekuensi yang sama denganku.

"Heejin, coba bacakan pengertian Pemanasan Global secara singkat!" Pak Suho menunjuk Heejin untuk membacakan pengertian Pemanasan Global.

"Pemanasan global atau sekarang lebih dikenal sebagai perubahan iklim global adalah memanasnya iklim bumi secara umum." Heejin selesai menjelaskan dengan baik karena dia membacanya dari buku paket.

Aku menganggukkan kepalaku saat mendengar penjelasan Heejin tentang BAB di pelajaran Fisika kali ini. Sejujurnya, aku benci Fisika. Dulu aku sangat menyukainya bersama dengan seseorang yang suka dengan Fisika juga, namun entah kenapa aku perlahan mulai membencinya sampai pada detik ini. Hhh, rasanya aku ingin keluar dari kelas Fisika ini. Seseorang, tolong bawa aku keluar dari kelas ini.

Jam-jam membosankan Fisika. Hening, hanya ada suara derit spidol hitam yang dicoret kan di papan tulis putih di depan kelas oleh guru Fisika dan beberapa murid pintar yang maju ke depan untuk mengerjakan soal yang ada di buku paket. Aku menyandarkan punggungku di kepala kursi lalu melipat tanganku di dada dan hanya melihat jendela kaca kelas yang terbuka dan melihat ada beberapa anak kelas sebelah yang sedang melakukan olahraga voli. Aku menghela nafasku pelan, rasanya ingin sekali aku berada di kelas itu untuk saat ini. Aku ingin bermain voli juga.

"Lo gak mau baca bukunya?"

Aku menoleh ke samping setelah mendengar bisikan dari teman sebangkuku, Shuhua. Shuhua memandangku dengan heran, aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku pelan.

"Gak. Gue gak tertarik sama Fisika. Lo baca sendiri aja," ucapku lalu aku kembali menatap kaca jendela dan melihat anak kelas sebelah yang sedang berolahraga voli.

Aku awalnya memang berusaha untuk mempelajari Fisika lagi, namun aku benar-benar tidak bisa melakukannya karena aku selalu memikirkan dia saat aku mempelajari Fisika. Dia yang selalu mengajariku Fisika, dia pula yang membuatku gemar belajar Fisika. Bisa di bilang, aku suka Fisika hanya karena seorang laki-laki. Haha, konyol bukan?

Bel berbunyi nyaring selama 5 kali yang akhirnya sekolah berakhir. Semua anak sontak bersorak senang dan segera mengemasi barang-barang mereka sedangkan aku masi menatap para anak kelas sebelah yang sedang berolahraga di luar yang akhirnya berhamburan masuk ke dalam gedung sekolah untuk mengambil barang-barang mereka di kelas.

Hal ini mengingatkanku akan sesuatu hal. Sesuatu yang sangat aku rindukan.

ㅡㅡ

Flashback ON

"Jangan lari dong! Santai aja lagian gerbangnya belum di tutup secepet ini kok!" teriakku kepada seorang anak laki-laki yang memakai pakaian olahraga dan tengah berlari tergesa-gesa menuju kelas.

FROM HOME || Shotaro Osaki [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang