Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warohmatulahi wabarakatuوَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ
Dan tidak seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti ) apa yang akan di usaha kan nya esok dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahi di bumi mana dia akan mati.
(QS. lukman, 34 )وَاَنَّهٗ هُوَ اَضۡحَكَ وَاَبۡكٰىۙ
dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,وَاَنَّهٗ هُوَ اَمَاتَ وَ اَحۡيَا
dan sesungguhnya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,
(QS. An Najm 43-44 )"Ky, apa Han..." jawap Kya dengan mata yang masih terpejam "aku ga bisa tidur"
"ayu bangun" pinta kya, sembari duduk di atas kasur meminta untuk menghadap kearah nya,"kenapa?"
"aku ke pikiran ceramah, yang abi sampaikan tadi..." ucapku pada kya.
ya, aku meyebut Abi nya kya dengan sebutan Abi karena itu permintaan Abi sendiri tentu saja aku setuju, soalnya Abi nya Kya baik, perhatian sama seperti ayah
"apa aku selama ini berlebihan ya mencintai kak azam, padahal kak Azam ga pernah sedikit pun ngasih perhatian ke aku, selama ini aku yang maksa Kaka Azam buat berangkat pulang sekolah dan pergi kepondok bareng, padahal kak Azam ga pernah minta. Ky aku malu sama diri aku sendiri aku malu sama allah, seharusya aku lebih banyak mengingat nya dari pada mengingat Kak azan, seharusnya aku lebih banyak menyebut namanya dari pada nama kak Azam,
seharusnya aku bersyukur bukan malah makin menjauh dari Allah, aku baru sadar, ternyata rasa sakit itu aku sendiri yang ciptakan karena mencintai seseorang melebihi cintaku pada sang pencipta, makasih ya Ky, udah buat aku sadar" ujar Hana pada Kya yang dibalas kya dengan seyuman
berlalu memelukku beberapa menit hening dalam kebisuan "dah yuk tidur" ajak kya sembari melepas pelukan yang ku balas dengan anggukan
Deret reet... 03:26
perlahan, Rara bangun dan meraih henpon yang terletak di atas meja"ya halo" ujar Rara pada suara di seberang sana
"Iya dengan saya sendiri"
Bak petir di kesunyian Rara berjalan goyah menghampiri kamar putrinya "Han, Han..." lirih rara mengetuk ngetuk pintu
perlahan Kya bangun dan membuka pintu "kenapa Tante"
"Hana, mana" tanya Rara,belum sempat kya menjawab, dengan cepat Rara masuk dan membangunkan Hana yang sedang tertidur menepuk pundak Hana
" iya ky, eh bunda" ucap Hana setelah matanya terbuka"kenapa Bu, kok bunda nangis" panik Hana melihat wajah Rara basah karena air mata "ayah Han"ujar bunda lirih sembari memeluk Hana
"ayah tertembak peluru nyasar Han, saat bertugas" jelas bunda melepas pelukan dengan air mata mengalir membasahi pipi
"ga.! ga mungkin, Hana ga percaya bun, ga Bun, ga" ujar Hana histris
"kok bisa tante" tanya kya terkejut dengan nada tak percaya "Tante udah pastikan beritanya" tanya Kya lagi yang hanya di jawa anggukan oleh Rara
buru buru Kya mengambil henpon yang terleta di atas naskah untuk memastikan kebenaran berita sembari mendekat berhambur memeluk Hana yang masih sok.
"Kya. semua ini ga benar kan?.ini bohong kan, bunda becanda kan kya," ujar hana tak percaya
"ayah ga mungkin pergi secepat ini ky, aku ga rela ky aku ga rela, aku ga sia ky. Aku ga siap"
"aku rela Kaka Azam pergi ninggal kan aku ky, tapi aku belum, bisa ikhlas buat kehilangan ayah untuk selamanya. Aku ga rela"
"pada akhirnya kita hanya bisa mencintai karena allah dan merelakan karena Allah Dan pada akhirnya kita haya bisa mencintai karena allah dan mengikhlaskan karena Allah" gumam kya lirih dalam hati
AND
Sesakit dan setepuruk apapun yang kita rasakan dan kita alami, dengan semua masalah yang kita hadapi, ingat cinta kasih sayang Rahmat Allah tak kan pernah putus dan henti-hentinya untuk hamba-hambanya yang terus bersabar dan berdoa, ingat dan yakinlah Allah akan selalu bersama hamba-hamba yang terus bersabar, berusaha dan berdoa.
Terkadang tuhan menciptakan rasa sakit bukan karena tuhan tidak menyanyangi hambanya tapi di situ tuhan sedang menguji hambanya apakah mamapu untuk bersanar atau malah sebaliknya
Dan ingat semua yang terjadi di dunia ini semua sudah tertulis di Lauh mahfuz sebelum penciptaan hambaya, dan kita sebagai manusia hanya bisa menjalani dan menyukuri nikmat yang di berikan tuhan dengan cara kita menyikapinya ada kutipan yang bunyinya kurang lebih begini "jagalah lisanmu sebelum menyakitimu, jagalah prilakumu sebelum menghianatimu, jagalah lisan dan prilakumu sebelum menjadi takdirmu" ga yambuk y aku tau kok
Terimakasih bagi yg udah membaca cerita yang super bosankan ini.
Lewat cerita ini aku ingin ngajak teman2 semua ayo kita lebih mendekat kan diri kepada sang pencipta dan rasul y karena kita ga akan ada yg tau apa yg terjadi dengan kita di detik, menit, jam dan waktu yang akan datang.