Episod 28

765 81 8
                                    

Bantal yang tidak tersusun itu disusun kemas kemudian selimut ditepuk - tepuk jikalau mempunyai habuk . Sekilas pandangan di alihkan ke luar jendela yang menampakkan sinaran matahari dan juga sungai . Tenang sahaja . Selesai mengemas dia keluar dari bilik dan menuju ke dapur .

Melihat Nek pah sedang menghidangkan sarapan pagi , dia tersenyum lebar . Bau roti bakar serta telur goyang sudah menusuk ke hidung . Tanpa berlengah kerusi ditarik lalu dia melabuhkan punggung disitu .

" nenek , ni semua beli ke masak ? " tanya Dee . Nek pah yang sedang membuat air teh itu menjawab soalan tanpa menoleh ke arah Dee .

" mana ada beli , masak lah . Dekat sini kalau nak pergi pasar pun kena naik teksi " kata Nek pah . Dee mengangguk faham . Kawasan kampung sebegini memang agak susah untuk pergi  kebandar .

"Nek , kalau nak pergi pantai bak - bak dari sini jauh ke ? " tanya Dee . Dia bercadang untuk pergi ke sana pada waktu malam . Kebiasaanya Dee memang suka pergi ke pantai pada waktu malam . Permandangan bintang dan bulan serta angin malam sungguh menyenangkan.

Nek pah meletakkan dua cawan teh ke atas meja sebelum melabuhkan punggung ke kerusi . Dia duduk sebelum menjawab soalan Dee .

" Pantai Bak - Bak ? Hmm , setahu nenek . Tidaklah jauh mana . Kenapa kamu tanya ? " tanya Nek pah .

" tak adalah , cuma teringin nak pergi situ " kata Dee .

" pergi ajelah . Tapi kena naik teksi lah . Kamu nak pergi bila ? " tanya Nek pah .

" em , malam ? "

" malam ? kenapa mahu pergi malam ? Petang kan boleh ? " kata Nek pah .

" saje lah , nak tengok permandangan malam . Lagi pun , masa kecil Dee selalu pergi situ " kata Dee .

" emm , ikut kamu lah . Janji hati - hati sudah . Makan lah nanti sejuk makanan ni tak sedap " kata Nek pah sambil menolak pinggan kepada Dee . Teh dihirup perlahan sebelum menyuapkan roti bakar yang terhidang tersebut .

" em nek , dee nak tanya sesuatu ni " kata Dee . Nek pah berpaling wajah ke arah cucunya menanti persoalan itu .

" tanya apa ? " soal Nek pah .

" kan masa first Dee datang sini . Nek pah sebut nama.. Si-siti ? Siapa dia ? " tanya Dee .

" ouh , siti waneera . Anak ketua kampung dekat sini . Dia tu selalu sangat datang melawat nenek ni . Tak tahulah kenapa . Kadang - kadang lah kan , nenek ni curious tau dengan dia . Bukan apa , ramai orang kampung kata dia ni . You know lah kan ? Mak cik halia " kata Nek pah .

" mak cik halia ? Kenapa dia ada jual jamu ke ? " tanya Dee . Nek pah berdecit menandakan tidak .

" bukan lah ! Yang apa nama tu ? Alah , yang suka gosip - gosip tu " kata Nek pah .

" itu Mak cik bawang lah nenek ! " kata Dee .

" alah sama ajelah janji sayur . Kamu kena hati - hati sedikit dengan dia . Nenek ada dengar dia selalu jadi orang ketiga . Jadi , kalau kamu ada boyfriend . Jangan lah ditunjuk - tunjuk dekat dia " kata Nek pah .

" eh apa pula cakap macam tu ? Think positive lah " kata dee .

" ish nenek cakap seja . Mana tahu kamu ada boyfriend . Kamu itu lama sangat single . Mana boleh " kata Nek pah .

" lama apa nya nek ? Dee ni muda lagi lah . Baru 21 tahun " kata Dee .

" eleh , dalam hati cakap nak kan ? Nek tahu mesti ada orang yang sukakan cucu nenek ni . Teringin juga nak jadi moyang " kata Nek pah .

" ee . Kesitu pula fikir . Ee . Taknak lah " kata Dee .

" yelah - yelah . Ish gurau seja . Dah , makan lah " kata Nek pah . Mereka kembali menjamah makanan .

Meet you again , mr bully ? Where stories live. Discover now