5

16.2K 2.3K 291
                                    

"Hai manis. Sendirian aja nih?"

Sunoo tersentak pelan mendengar sapaan yang sedikit 'jamet' tadi. Ia sontak menolehkan kepalanya kearah samping kirinya, dan menemukan seorang Lee Heeseung yang berada diatas motornya, dengan senyum menyebalkan.

Sunoo tersenyum canggung. Apa-apaan ini? Seorang Lee Heeseung, si ketua osis yang tegasnya luar biasa, berperilaku agak aneh- atau memang aneh- sekarang?

"Kak Heeseung. Iya, hehe." Jawab Sunoo sekenanya.

Heeseung turun dari motornya. Kemudian berdiri disebelah Sunoo. Entah sedang apa pemuda itu berdiri di depan gerbang sendirian.

Heeseung yang memang dasarnya baik hati, akhirnya turun dari motornya, dan berdiri untuk menemani Sunoo. Menurutnya begitu.

"Tumben gak sama temen-temen lo." Sahut Heeseung.

Sunoo menoleh. "Mereka udah pulang duluan, kak."

"Lo gak bareng mereka?"

"Enggak. Sunoo dijemput kebetulan."

Heeseung mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Sama siapa?" Tanya Heeseung. Sebut saja ia kepo. Tapi jujur, itu hanya sekedar basa-basi agar ia mereka terlalu diam.

"Sama-"

"Kimsun!"

Sunoo menolehkan kepalanya kearah depan. Heeseung juga malah ikut menolehkan kepalanya kearah pendang Sunoo sekarang.

Ada seorang pemuda jangkung disana, yang baru keluar dari mobil putih, lalu melambaikan tangannya kearah mereka. Lebih tepatnya kearah Sunoo.

"Kak Heeseung, Sunoo duluan ya. Udah dijemput." Ucap Sunoo.

Heeseung mengangguk. "Yoi. Hati-hati." Sahutnya.

"Makasih, kak. Kakak juga hati-hati. Permisi."

Lalu Sunoo langsung melesat pergi menuju pemuda jangkung disebrang sana.

Alis Heeseung berkerut tiba-tiba. Melihat Sunoo memeluk senang pemuda itu. Lalu dielus lah rambut Sunoo dengan sayang. Kemudian keduanya masuk kedalam mobil, dan pergi dari sana.

"Mesra amat?? Pacarnya?"



















Sunoo berguling kesana kemari diatas kasurnya. Tak ada yang bisa dilakukan, makanya ia berguling-guling tak jelas seperti ini.

"Dek!"

Sunoo menengadahkan kepalanya. Menatap kearah pintu kamarnya yang menampilkan sosok kakaknya disana.

"Apa?" Tanya Sunoo.

"Beliin minuman di minimarket depan dong. Buat stok." Suruh Soobin, kakak Sunoo.

Sunoo mendecak malas. "Kenapa gak sendiri aja sih, bang? Males ah. Diluar dingin." Ucap Sunoo lalu bergulung masuk kedalam selimutnya.

Soobin berdecak malas. Selalu seperti ini. Adiknya memang susah jika hanya satu kali disuruh. Harus berkali-kali dan selalu ada sogokan.

"Es krim deh sepuas lo." Sahut Soobin. Sebenarnya Soobin juga enggan mengeluarkan uang hanya untuk menyogok si adik. Tapi jika tidak seperti itu, Sunoo jelas tak akan mau disuruh.

Ia bisa saja pergi sendiri. Hanya saja tumpukan tugas yang berada di meja belajarnya sedang menunggu untuk disentih oleh si pemiliknya.

"Sama ciki juga?" Sunoo menawar dengan maga yang sudah berbinar. Siapa yang tidak tergiur dengan tawaran itu? Tapi jika bisa mendapat lebih, kenapa tidak? Hehe.

No One, Except Him • Sungsun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang