Mobil Yeonjun terparkir rapih di teras garasi rumah keluarga Kim.
Setelah acara makan malam yang banyak ributnya, keempat orang itu memutuskan pulang dengan menaiki mobil Yeonjun. Karena kebetulan, tiba-tiba hujan deras.
Motor Sunghoon?
Ditinggal di parkiran restoran.
Karena tak mungkin Sunghoon mengendarai motornya dalam keadaan hujan deras. Belum lagi si manis yang melarangnya, dan memaksa agar ikut saja dengan Yeonjun dan Soobin.
"Loh?? Kok rame begini? Eh, siapa ini??"
Tepat setelah para penghuni mobil tadi keluar, bunda Kim juga keluar dari arah rumah ketika mendengar suara deru mesin mobil.
"Itu pacarnya abang, bunda! Kaget gak, bun? Ternyata abang ada yang mau." Ucap Sunoo sambil terkikik. Yang tentu saja langsung mendapat sentilan pelan di dahinya dari Soobin.
"Jangan kebanyakan main sama Yuna deh. Mulut kamu jadi sering nyinyir begitu." Ucap Soobin kesal.
Sunoo hanya mencebikkan bibirnya pelan.
Yeonjun kemudian tersenyum dan menyalami bunda.
"Saya Yeonjun, tante." Ucapnya sambil tersenyum.Bunda membalas senyuman Yeonjun.
"Wah ganteng. Kok mau sama abang?""Bunnn astaga kenapa sih ikut-ikutan Sunoo??" Protes Soobin kesal. Memang jika sudah dalam hal meledeknya, bunda dan adiknya itu pasti akan sangat kompak. Untung Soobin menyayangi keduanya.
"Ini udah larut, trus hujan juga. Sunghoon sama Yeonjun nginep aja disini gimana? Gak mungkin 'kan nerobos hujan deres gini." Tawar bunda.
"Gausah, tante. Yeonjun besok ada kelas pagi. Lagian Yeonjun bawa mobil, kok." Tolak Yeonjun.
"Kalo Sunghoon.. ya gapapa sih tante. Hehehe." Ya mana mungkin menolak. Lagipula, ia akan pulang dengan apa? Motornya saja ditinggal di parkiran restoran.
Soobin mendengus mendengar ucapan Sunghoon.
"Tidur di teras lu, mau?" Ketusnya."Huss abang! Nanti Sunghoon tidur sama adek aja gapapa."
"BUNDA ASTAGA BISA-BISANYA NYURUH BEGITU!" Protes Soobin kesal.
Bunda menatap heran pada Soobin yang berteriak seperti tadi.
"Ya emang kenapa? Adek sama Sunghoon sama-sama laki ini. Lagian juga mereka gak akan berani ngapa-ngapain, abang. Kalo sampe berani pun, bunda pukul pake panci." Ucapnya.Sunoo meringis mendengarnya. Pukulan dari panci milik sang bunda benar-benar bukan main. Pernah saja, temannya Soobin terkena pukulan panci oleh bunda karena disangka maling. Lalu temannya Soobin itu tak masuk kampus selama dua hari karena merasakan punggungnya seperti remuk karena hantaman panci.
"Udah udah. Dingin ini diluar terus. Sunghoon nginep aja. Ntar bisa deh tidur dikamar adek. Trus adek tidur sama abang aja." Ucap bunda sambil menarik Sunoo untuk masuk ke dalam rumah.
"Yeonjun. Makasih ya sudah anter anak-anak bunda. Kapan-kapan harus sering main ke rumah. Bunda juga pengen kenal sama pacarnya sulung bunda ini." Kata Bunda sembari terkekeh.
Yeonjun mengangguk ringan. "Siap, tante. Nanti Yeonjun seringin main kesini. Kalo gitu, Yeonjun permisi, ya" ucapnya.
"Hati-hati kak Yeonjun!!" Seru Sunoo sembari melambaikan tangannya dengan semangat.
Ngomong-ngomong, Sunoo sudah merestui Yeonjun dan abangnya itu. Hanya bermodal satu box eskrim mint choco, restu si adik manis itu sudah didapatkan oleh Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
No One, Except Him • Sungsun ✓
Novela JuvenilPark Sunghoon. Si pemuda dingin yang tak pernah menunjukkan sedikitpun kehangatannya. Tidak pernah ada yang bisa membuat Sunghoon terusik. Tidak pernah ada yang bisa membuat Sunghoon merasa tidak nyaman dengan hidupnya. Kecuali satu orang. Kim Suno...